CH. 14

4.9K 970 43
                                    

Sirius membiarkan Archie dan Serein menginap di rumahnya. Padahal, Siri selalu menutup rapat wilayah pribadinya dari orang lain—kecuali Jeje—untuk masuk ke rumahnya di lantai lima kantornya. Namun, Archie dan Rein selalu menjadi pengecualian dalam hidup Siri dalam waktu sekejap. Kedua pria itu menjelma menjadi dua orang yang tidak bisa Siri usir dengan alasan apa pun.

"My Star," bisik Archie saat memeluk wanita itu dari belakang.

Mereka mengamati Serein yang terlelap bermodalkan pelukan Siri yang hangat. Hebatnya, anak itu tak mau diapit oleh Siri dan Archie. Hanya wanita yang dia sebut Moma sajalah yang boleh tidur menghadapnya dan memberikan usapan lembut.

"Hm?" sahut Siri.

"Kamu dari tadi udah main sama Rein, mandiin Rein, sampe tidurin Rein. Aku kapan?"

Siri tahu magnet diantara mereka tidak pernah main-main. Archie dan Siri memiliki daya tarik-menarik yang melimpah.

"Pantes aja Serein bilang popanya monster, ya."

"Apa hubungannya?" Archie bertanya tidak terima dibilang monster kali ini.

Siri berbalik dan mengusap wajah pria itu dengan telunjuknya. "Hubungannya ... Popa monster dan Archipelago Cakra adalah pria yang ketika sudah menentukan mangsa, maka harus dituruti keinginannya. Dasar buas. Padahal aku udah kasih dua jam di hotel dan kamu masih nanya kapan dapat jatah seperti Serein? Wah, kamu memang lustful monster, Archie."

Archie mengecup bibir wanita itu dengan seksi. Mata mereka bertemu dan memejam untuk menciptakan perpaduan suara yang indah.

"Aku suka sebutan lustful, itu terdengar bermakna positif di telingaku."

Dan kamu beneran bikin aku positif hamil.

Siri menimang, apakah malam ini saja dia harus mengatakan hal itu pada Archie? Atau dirinya perlu menunggu lagi? Tapi sebenarnya dalam lubuk hati terdalam, Siri ingin tahu reaksi Archie jika tahu dirinya mengandung anak pria itu.

"Archie ... I want to tell you something."

Siri tidak tahu. Dia hanya merasa terdorong untuk mengatakannya. Keinginan agar Archie mengetahui keberadaan anak mereka terasa sangat kuat kali ini. Padahal tadi saat Jeje memaksa, Siri begitu marah.

"Ya, bilang aja."

"Aku ... ini berhubungan dengan kondisi—"

Ucapan Siri terputus karena ponsel Archie yang berbunyi nyaring. Benar-benar tidak beruntung. Tampaknya Siri harus menahan diri untuk mengatakannya.

"Sebentar, ya. Mamaku telepon." Archie meminta izin dan Siri menyanggupi. Pria itu menjaga jarak supaya Rein tidak terganggu dengan suara Archie yang pastinya tidak pelan.

"Halo, Ma?"

"Kamu pulang nggak malam ini?"

Archie melirik ke arah putranya dan Siri yang nyaman berada di satu ranjang yang sama.

"Aku ... kayaknya nggak pulang malam ini. Rein udah tidur sekarang, Ma."

Archie bisa mendengar helaan napas Dewinta dari seberang.

"Kenapa, Ma?"

"Kita harus berangkat ke LA besok pagi, Archie. Kerabat papa kamu yang di sana berulah. Saham papa kamu harus dipertahankan untuk kamu, anaknya, dan Serein kelak. Mama nggak mau berbaik hati sama mereka yang dulu menghina usaha papa kamu dan malah ingin menguasainya sekarang."

Daddy's In Hurry / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang