CH. 29

3.5K 714 20
                                    

Rigel yang memukul wajah Archie bukanlah apa-apa. Pria itu hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya memang menyayangi sang putri dan tak ingin Siri dirusak oleh siapa pun. Meski ada bagian dimana Rigel tidak tahu mengenai apa yang sudah pernah Siri lalui hingga sulit percaya dengan makhluk bernama pria. Bertemu Archie, dia semula hanya ingin mengalihkan rasa stres dari pekerjaan. Namun, ternyata hubungannya dan Archie tidak bisa begitu saja dianggap remeh karena ada ikatan yang tidak mereka mengerti hingga membelenggu keduanya hingga ke tahap ini. 

"Papi keterlaluan," ucap Siri yang masih saja kesal. 

"Kesal aja terus sama papi. Nggak masalah, Siri. Kamu mau belain dia terus juga nggak masalah, papi rela."

Siri mendengkus dan tidak ingin bicara dengan papinya. Mega datang dan menengahi keduanya. 

"Kapan pernikahannya mau dilaksanakan? Jangan menunggu lagi, mami nggak mau ada cucu yang lahir sebelum orangtuanya menikah. Apalagi kamu Siri, anak tunggal di keluarga ini. Bagaimana mungkin bisa membiarkan anak kamu lahir sebelum menikah?"

Mama belum tahu aja aku udah pernah melahirkan bayi yang sekarang nggak aku tahu dimana keberadaannya. 

Andai Mega tahu apa yang sebelumnya Siri rencanakan, pastilah wanita itu terkejut. Namun, Siri tidak bisa mengatakan kejujuran karena itu adalah aib. Jika suatu saat masalah ini terbuka, Siri tidak tahu apa yang akan dirinya lakukan. Yang jelas, dirinya tidak akan menyangkal mengenai anak yang pernah dikandung dan dilahirkannya. 

 "Gimana mau bahas kapan pelaksanaannya kalo Archie kesakitan begini?"

"Dia bisa bicara normal, jangan kamu manjakan!" ucap Rigel yang menjadi sangat menyebalkan di mata Siri. 

Archie menahan tangan Siri agar tidak terus marah kepada papinya. Dengan perlahan dia mencoba membuka pembicaraan. "Om, Tante, saya ingin menikahi Siri secepat yang kami bisa. Saya tidak ingin anak kami lahir dan status pernikahan belum ada diantara kami. Kedatangan saya ke sini bukan hanya untuk menentukan tanggal pernikahan, tapi juga menjelaskan kondisi saya yang memiliki satu anak. Serta saya meminta doa restu Om dan Tante."

Mega menganggukkan kepala. "Saya tahu kondisi kamu dari mama kamu, nggak perlu kamu jelaskan lagi saya sudah paham. Yang sempat membuat saya nggak paham adalah kenapa ada kejadian semacam ini? Kalian kami niatkan untuk dijodohkan tapi kalian menyangkal tanpa mau mencoba lebih dulu untuk bertemu. Keras kepala. Akhirnya sekarang malah membuat skenario yang konyol. Padahal, ujungnya kalian akan bersama juga."

Rigel berdehem. "Saya mendadak nggak suka dengan kamu, Archipelago Cakra."

Mega memukul lengan suaminya. "Sama seperti kamu nggak suka Archipelago yang sekarang, maka Dewinta juga memiliki pemikiran yang sama." Mega menghela napasnya dan melanjutkan, "Udahlah. Nggak perlu kita pusingkan suka atau nggak suka. Ini yang terpenting adalah mereka berdua menikah. Titik!"

Mega tidak ingin ada drama lagi yang muncul. Sudah cukup Rigel memukul wajah Archie untuk memuaskan rasa kesalnya karena Archie sudah lebih dulu menghamili putri mereka. Mega ingin melihat putrinya menikah dan cita-cita itu akan segera tercapai. 

"Oh, iya. Apa hubungan Siri dan anak kamu terhitung baik, Archipelago? Karena saya yakin, itu adalah hal yang sulit. Siri belum pernah terlihat menyukai anak-anak."

Ketika pertanyaan itu diajukan oleh Mega, Archie langsung melirik Siri yang terlihat tak nyaman. Archie tahu bahwa sulit bagi Siri untuk mengakui dirinya tidak menyayangi anak-anak, padahal Siri begitu menginginkan anak. 

"Siri dan anak saya, Serein, mereka sangat akrab, Tante. Itulah kenapa saya bisa secepat ini bersama Siri, itu karena Serein sangat menyukai Siri dan langsung memanggil Siri moma untuk pertama kali bertemu."

Jawaban itu membuat Mega mendesah lega. "Itu sudah cukup, mami nggak akan mengganggu kamu lagi, Siri. Cita-cita mami akan terkabul."

Entah kenapa Siri merasakan kesedihan dari cara maminya mengatakan hal demikian. Setelah banyak waktu dimana sang mami-lah yang begitu semangat untuk menjodohkan Siri dengan berbagai pria selama ini, rasanya aneh mendapati maminya pasrah dan terkesan tak cerewet seperti biasanya. 

"Mami nggak mau bilang apa-apa lagi ...?" tanya Siri dengan pelan.

"Nggak. Sudah. Kabari mami kalo butuh bantuan untuk pernikahan kalian. Mami dan papi memberikan restu untuk kalian."

"Tapi Siri nggak melihatnya begitu. Ada yang mami dan papi pikirin dan itu mengganjal, kan?"

Mega membuang mukanya dengan tangan yang saling meremas. 

"Siapa yang nggak akan kecewa mengetahui putri kesayangannya hamil di luar nikah? Artemisi Sirius, apa kamu nggak merasa kelakuan kamu keterlaluan? Kamu menyembunyikan segalanya dari kami, orangtua kamu." Rigel yang mewakili jawaban itu dan Mega berusaha untuk menahan suaminya berbicara lebih jauh. 

Padahal saat bertemu di restoran,  yang paling banyak bicara adalah Mega dan bukan Rigel. Sekarang Siri bisa melihat kesalahannya tidak bisa begitu saja diterima oleh orangtuanya. Gimana kalo mereka tahu masa laluku yang nggak aku ungkap? Wajah kecewa dari orangtuanya pasti akan menyakiti Siri nantinya. Lalu, tatapan Siri mengarah pada pria di sampingnya yang menggenggam tangannya. Archie ... kecewa seperti apa yang akan pria itu terima bila tahu betapa rusaknya ia dulu?

 *

Siri dan Archie pulang dengan masing-masing bibir yang tertutup rapat. Siri masih dengan pikirannya sendiri dan Archie sengaja memberikan waktu bagi wanitanya merenungkan semua yang ingin wanita itu renungkan. 

"Kamu pernah membuat banyak orang kecewa, Ar?" tanya Siri tiba-tiba, tatapannya masih terarah ke depan dan Archie tahu calon istrinya itu tidak ingin membuka lukanya secara langsung pada Archie, tapi ini mungkin bisa menjadi proses perlahan yang bisa dilakukannya untuk mengerti hati Siri.

"Sering, bukan pernah lagi. Bar&Stone adalah salah satu hal yang membuat mendiang papaku kecewa, mamaku juga kecewa. Aku menolak melanjutkan bisnis papa di LA dan membiarkan keluarga mereka mengambil alih. Aku membuat kecewa mama dengan menikahi seorang perempuan yang dengan gampang meninggalkan aku dan Serein. Aku, sekali lagi, membuat mama kecewa dengan kebiasaan berganti wanita hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik. Oh, aku juga bikin mama kecewa karena merusak kamu sebelum menikahi kamu dengan benar." 

Archie menoleh sekilas pada Siri yang menarik napas. "Semua orang selalu membuat yang lainnya kecewa, entah sadar atau nggak, My Star."

Tiba-tiba saja airmata Siri mengalir tanpa bisa dicegah, wanita itu tak berani mengungkapkan luka masa lalunya. Namun, luka itu juga tak bisa ditutupi terus menerus. Tangisanlah yang bisa membantu Siri untuk tetap waras saat ini.

Banyak hal yang Siri anggap sebagai kesalahannya hingga membuat banyak orang pasti akan kecewa padanya. 

Dirusak mantan kekasih.

Tidak bisa mempertahankan hubungan baik dengan sahabat.

Tidak sanggup melindungi anaknya hingga diambil orang lain.

Tidak berusaha keras mencoba menemukan anaknya.

Membohongi orangtuanya.

Membohongi dirinya sendiri yang percaya Serein adalah putranya.

Membohongi Archie yang percaya padanya. 

Betapa banyaknya hal mengecewakan yang Siri sembunyikan hingga kini tangisannya semakin keras dan Archie hanya diam memberikannya waktu. 

"Maaf ... maaf."

Archie tak ingin membiarkan dirinya tenggelam dalam kesedihan yang sama dengan Siri, karena pria itu harus lebih kuat dari wanita yang akan segera dirinya nikahi itu. Meski Archie mengetahui sebagian cerita atas luka Siri, pria itu tak ingin gegabah menjadi sok tahu dan sok pemaksa untuk mengetahui segalanya. Sebab, tidak semua hal harus seseorang ketahui, kan? Ada kalanya, tak tahu apa pun akan lebih baik. 

Archie akan menjadi penguat bagi Siri, dan menemukan jawaban dengan caranya sendiri adalah tipikal yang dirinya anut. Aku akan tahu pada saat aku memang harus mengetahuinya, My Star. 

(Bab 40 dan flashback bagian 2 udah tayang di Karyakarsa, ya. Yg blm baca flashback bagian 1 bisa search di akun kataromchick special chapter 15 Daddy's In Hurry.)

Daddy's In Hurry / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang