CH. 33

3.3K 878 36
                                    

Archie tidak pernah menyangka bahwa Siri akan mengikutinya hingga ke rumah ibu pria itu. Ini adalah kejutan yang bombastis bagi Archie. Pertama, Virginia datang disaat Archie bahkan belum mengumumkan kapan waktu dan tempat pertemuan. Lalu, Siri yang datang dengan reaksi tak terbaca sama sekali. Sudah berapa lama wanita itu mendengarkan pembicaraan di sana? Apakah Siri mendengarkan semua kalimat membual Archie untuk memancing Virginia? 

 Ketika Siri menyebutkan nama Virginia dengan lancar, tentu saja Archie menghentikan ucapannya karena terkejut bukan main. Lebih terkejut lagi ketika dengan langkah cepat Siri memijak lantai rumah itu dan mengarahkan tatapannya yang tajam pada Virginia. Yang tidak bisa Archie perkirakan adalah, Artemisia Sirius, wanita yang terlihat sangat anggun dan menjaga citranya menjadi begitu brutal ketika menyerang Virginia di rumah Dewinta. 

"WANITA SIALAN!!!" teriak Siri yang langsung menjambak rambut Virginia dengan kekuatan penuh. 

Virginia tidak sempat melakukan persiapan apa pun karena keterkejutannya dengan keberadaan Siri. 

"YOU ARE FUCKING BITCH! BALIKIN ANAK GUE, SIALAN!! DIMANA ANAK GUEEEE!!!???"

Siri benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri untuk meluapkan kemarahan yang selama ini selalu ditahannya. Kemarahan yang tidak bisa Siri ungkap saat dirinya baru saja berbaring di ranjang perawatan setelah persalinannya. 

"Star ... jangan gini." Archie mencoba menghentikan Siri dengan mencari celah untuk memeluk wanita yang sedang menyerbu Virginia. 

Kekuatan Siri mendadak menjadi berlipat ganda. Wanita itu menggunakan tangannya untuk mencakar wajah Virginia, menjambak rambut mantan istri Archie itu, dan menampar pipi sang mantan sahabat dengan kekuatan amarah yang memuncak. 

"FUCK YOU!!! MANA ANAK GUE YANG LO CURI!!!! BALIKIN ANAK GUEEEE!!!"

Dewinta menutup mulutnya dengan tatapan super takut. Siri tidak sedang menjadi dirinya sendiri. Wanita itu baru bisa melepaskan Virginia setelah Archie memeluknya dan memberikan kata-kata penenang.

"Sayang, don't do this. Ingat kondisi kamu, Sirius." Bisikkan Archie membuat tubuh Siri melemas. 

Siri menangis dan meraung. "Dia yang bawa anakku pergi. Dia culik anakku. Dia wanita picik. Aku kehilangan anakku, Arr!"

Archie menenggelamkan bibirnya di puncak kepala Siri. "Shh, ya. Tenang, ya. Aku mohon kamu tenang."

"Anakku, Ar. Anakku."

Kini Archie mendapatkan jawabannya tanpa perlu menggali jawaban dengan berpura-pura pada Virginia. Antara nama Virginia dan Irgi, keduanya memang orang yang sama. Itu artinya, Archie sudah dibohongi oleh mantan istrinya selama ini. Serein ... bukanlah anak Virginia.

Dewinta terduduk lemas dengan tatapan bingung kepada Archie, Siri, dan Virginia. "Ada apa sebenarnya ini? Mama ... nggak ngerti."

Archie yang sudah paham dengan semua kondisi dan inti permasalahan langsung menatap Virginia yang berantakan. Archie tidak peduli bibir Virginia yang tergores akibat cincin Siri, juga pipi mantan istrinya yang memerah dan bengkak akibat serangan brutal Sirius. Yang Archie pedulikan saat ini adalah menekan Virginia untuk memberikan jawaban jujur. 

"Irgi, jawab dengan jujur. Kamu bukan ibu Serein?" tanya Archie yang mendapatkan tatapan cemas dari Virginia. 

Virginia jelas tidak datang ke sini untuk diperlakukan seperti ini. Dia juga tak ingin rencananya gagal untuk memanfaatkan kekayaan Archie menggunakan Serein. Namun, dengan adanya Siri di sini, semua rencana Virginia tidak akan berhasil.

Berniat kabur, Virginia sudah lebih dulu dicegat oleh Jeje yang ternyata sudah berjaga di depan pintu. 

"Mau ke mana? Jelasin semuanya di sini, atau seperti yang gue bilang kemarin, lo nggak akan bisa hidup tenang."

Untung saja Archie sudah lebih dulu memberitahu Jeje mengenai dirinya yang memerlukan bantuan Jeje untuk datang ke rumah Dewinta. Virginia tidak akan bisa kemana-mana dengan kepungan semua orang di sana. 

"Apa-apaan, sih! Minggir!" Virginia masih sempat membuat masalah dengan mendorong Jeje yang jelas masih seorang pria. 

"Jelasin!"

Virginia yang sudah terdesak tidak bisa mengelak lagi dan memilih berteriak frustrasi. "Iya! Serein bukan anak gue. Serein lahir dari rahim Siri dan gue yang bikin semua rancangan itu!"

Meski tahu akan mendengar hal ini, Archie tetap terkejut dengan apa yang didengarnya. Begitu pula dengan Siri, Jeje, dan Dewinta. Mereka tidak menyangka bahwa ikatan yang selama ini begitu kuat antara Serein dan Siri adalah pertanda bahwa keduanya memang anak dan ibu yang terpisahkan.

Siri menggelengkan kepalanya, maju untuk mencakar wajah Virginia yang gagal karena Archie tak mau Siri malah didorong atau apa oleh Virginia. "Jahat banget lo, Gi. Kenapa lo lakuin ini?? Kenapa lo permainkan gue dan anak gue!!?"

Virginia mengepalkan tangannya dan membalas Siri dengan tak kalah galaknya. Virginia kembali dalam mode perempuan tidak tahu diri. "Gue lakuin itu karena selama ini lo selalu dapet apa yang lo mau!!! Gue nggak bisa ngasih Archie anak, dan kebetulan, lo yang ambis dan bodoh menginginkan rahim lo diisi dengan janin. Gue rela melakukan segalanya untuk bikin Archie bahagia!! Dan lagi-lagi kebahagiaan gue lo rampas, brengsek!!!"

"Jaga mulut lo! Gue nggak merampas apa pun dari hidup lo!"

"Oh, lo jelas merampas semuanya! Lo adalah penganggu, perusak, dan perebut semuanya!!"

Siri geram dengan ucapan Virginia hingga melepaskan tangan Archie untuk menampar Virginia. "Gue pernah percaya sama lo, Gi! Gue rela rahim gue mengandung anak dari suami lo saat itu yang baru gue tahu adalah Archie! Gue percaya sama lo, bahwa lo bisa membagi waktu antara gue dan kalian sebagai orangtua anak gue. Tapi sekarang lo malah muter balik fakta?!"

"Itu semua karena lo adalah perempuan rakus. Lo bisa dapetin semua yang lo mau, Siri. Don't you know that? Beruntung gue nggak undang lo ke acara nikahan gue waktu itu, kalo nggak, lo bakalan rebut suami gue kayak lo rebut Archie dari gue sekarang!"

"Siapa yang rebut siapa!? Ngaca dan jaga omongan, ya!!"

Jeje dengan cepat menahan tubuh Virginia yang memang sudah akan maju kepada Siri. "Jangan macem-macem!" hardik Jeje yang membuat Virginia meronta meminta dilepaskan. 

"Dasar perebut punya orang! Gue benci sama lo, Sirius! Gue benci!!"

Jeje memaksa Virgini untuk keluar dari rumah itu, menyudahi drama yang dibuatnya. Yang terpenting, mereka semua tahu bahwa Serein memang anak yang selama ini dibawa kabur oleh Virginia. Jeje juga yakin, kemarin Virginia berbohong mengaku anak itu ada bersamanya. Padahal, anak yang selama ini Siri cari adalah Serein. 

"Moma ... Popaa." 

Dewinta, Siri dan Archie menoleh pada sumber suara. Serein, anak itu, berdiri di ambang pintu kamar neneknya dengan wajah sembab yang jelas berasal dari tangisannya. Kacau, semuanya kacau. Archie mendapatkan jawaban dengan cara kacau seperti ini. Jawaban itu pula tidak bisa dicerna secara cepat oleh mereka semua. 

Dewinta sibuk mengatur napasnya dan memegangi dadanya karena kejutan bertubi-tubi di rumahnya. Sedangkan Siri, dia mematung menatap Serein. Aku menemukannya. Anak yang selama ini Siri cari ada bersamanya selama berbulan-bulan. Anak yang dibawa lari oleh Virginia, rupanya diurus oleh papanya dengan baik hingga menjadi anak yang cerdas. Anak yang dirinya inginkan untuk bisa diurus, disayangi, dan diperhatikan rupanya adalah Serein. Bayi itu sudah menjelma menjadi balita yang menggemaskan yang sudah menarik perhatian Siri sejak awal. 

"Moma." 

Siri tidak menyadari bahwa Archie sudah membawa anak mereka untuk mendekat. Ketika menatap Serein, hati Siri remuk seketika. Tanpa bisa berkata apa-apa, Siri membalikkan tubuhnya dan menangis dengan hati teriris dalam. Ibu macam apa aku ini? 

Daddy's In Hurry / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang