CH. 18

4.4K 993 66
                                    

Archie tidak mengerti kenapa mamanya sibuk untuk mengirimkannya pesan yang isinya benar-benar aneh. Bagaimana tidak? Semua isi pesan mamanya bernada kecewa dan marah. Jika saja Archie bukan anak wanita itu, mungkin dia benar-benar tidak akan paham maksud dari isi pesan tersebut.

Mama [Hari ini gila]

Mama [Kapok, deh mama. Gak lagi2]

Mama [Mama ditipu Ar! Mama gak dikasih tau apa pun.]

Archie hanya bisa mengernyit dengan isi pesan pendek-pendek mamanya dan memilih menunggu wanita itu menyelesaikan typing ... yang terus berjalan hingga sepuluh menit ke depan.

"Yepon Popa bicik yeyus," kata Serein yang pendengarannya menangkap bunyi notofokasi khusus untuk kolom chat Archie dengan mamanya. 

"Itu nenek yang kirim pesan, Rein."

"Yeyek? Apin?" tanya anak itu penasaran untuk apa neneknya membuat ponsel papanya menjadi berbunyi terus. 

"Popa juga nggak tahu, biarin dulu. Kita cari sarapan, yuk!" Archie menggendong putranya menuju restoran hotel.

Harusnya memang Dewinta sibuk tidur di Indonesia, tapi entah bagaimana wanita itu bisa mengirimkan banyak pesan pada Archie yang di sini sibuk untuk beradaptasi dengan makanan simple berbeda rasa seperti kebiasaan di Indonesia.

"Rein, kamu mau makan apa?" tanya Archie pada putranya yang saat ini sudah duduk dengannya membuka buku menu di restoran hotel mereka menginap. 

"Yayam sayul," jawab Rein yang langsung membuat Archie tersedak dengan ludahnya sendiri.

"Apa, Rein? Kamu mau makan apa?"

"Yayam sayul, Popa."

Dari mana pula anaknya bisa mengatakan ayam sayur? Archie sudah sering mengidamkan masakan Indonesia, tapi tidak kunjung mendapatkannya karena memang harus membuat dirinya sendiri betah di LA selama berbulan-bulan.  Sekarang putranya malah membuat Archie menginginkan masakan lokal dari Rumah Padang langganan mereka ketika ingin sekali mengonsumsi menu berkuah santai yang gurih bukan main. 

"Di sini nggak ada ayam sayur, Rein."

"Yein aunya yayam sayul. Cef nca uat yayam sayul, Popa?"

Mana ada chef  di sini tahu ayam sayur, Rein? Masakan Padang aja mereka pasti bingung. Jika ada Siri di sini, Rein pasti bisa dikendalikan dengan penjelasan wanita itu. Namun, karena tiada Siri, maka Rein memiliki seribu satu keinginan yang tidak mau ditunda.

"Nanti kita cari ayam sayurnya, ya. Sekarang kita makan yang ada."

"Huh!" Serein langsung bersedekap dan membuang muka. Anak itu merajuk karena permintaannya tidak dituruti. 

"Serein."

"Asa yayam sayul nca oyeh? Mayin Yein au intut yeyek uga nca oyeh!" protes anak itu tidak mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini. 

Serein sudah sangat pandai melayangkan protes yang bisa membuat Archie kelimpungan untuk menjelaskan. Serein seolah paham menjadi pihak yang paling ditinggikan di sini. Namun, Archie tak mau menuruti semuanya dan menjadikan Rein anak yang tidak bisa diberitahu.

"Rein, kita akan cari ayam sayur di restoran Indonesia pas makan siang, oke? Popa harus ke kantor sebentar dan kita bisa cari ayam sayur makan siang nanti."

Rein memang bukan anak yang sering memancing kemarahan. Hanya saja, karena mendengar dan melihat neneknya lebih dulu pulang ke Indonesia membuatnya geram dan suka mencari-cari masalah agar Archie tak kuat dan mau tak mau menuruti anak itu yang sudah tak sabar ingin menemui moma Siri kesayangannya. 

"Enelan?" sahut anak itu tak langsung bisa percaya dengan papanya. 

"Seratus persen, Rein. Popa juga kangen-"

"Anen moma?" Dengan cepat Rein memutus ucapan papanya.

"Astaga, Serein." Archie menutup wajahnya dengan frustrasi. Anaknya selalu membawa-bawa 'moma' dalam setiap pembahasan. Archie sungguh tak percaya bahwa putranya bisa dengan cepat menyahut demikian. Kangen moma? Jelas saja Archie rindu wanita itu, tapi tak bisa Archie seenaknya pulang ke Indonesia hanya karena rindu. 

Archie bukan anak kemarin yang langsung pulang karena rindu dengan kekasih hati. Dia harus bisa menahan diri dan menyadari bahwa segalanya tidak akan mudah untuk dijalani. Ini adalah salah satu bentuk perjuangan mereka untuk memperbesar rasa percaya satu sama lain. Namun, Archie tak pernah menyangka bahwa Serein akan menjadi pihak yang suka sekali mempengaruhinya untuk segera bertemu dengan Sirius. 

"Ayaga yein??" balas anak itu yang tidak paham kenapa papanya menggumamkan namanya dengan reaksi demikian. 

"Udahlah, sekarang kita makan dulu di sini, ya. Habis dari kantor kakek kamu sebentar, kita cari ayam sayur."

"Oceeee, Popaaaa!"

*

Mama [Kamu kenapa gak bales pesan mama?]

Dewinta masih saja sibuk mengirimkan pesan pada Archie dan sekarang menuntut mendapatkan balasan. Sedangkan Archie memang sedang tak ingin untuk membahas apa pun yang ingin mamanya katakan. Archie tahu, pasti hal yang ingin mamanya ceritakan adalah mengenai rencana perjodohan yang entah berjalan baik atau tidak. Jika dilihat dari semua yang mamanya lakukan sekarang ini, Archie yakin bahwa semua rencana itu tidak berakhir baik pada pertemuan yang sengaja Archie hindari dengan lebih lama di LA. Meskipun alasan utamanya memang untuk mengurus saham papanya, tapi Archie juga sengaja agar tak bertemu dengan calon yang mamanya pilihkan. 

"Yepon Popa bicik yagi," ucap Archie yang akhirnya menyerah untuk membiarkan mode suara dan getarnya tetap menyala. Archie membuat ponselnya dalam mode senyap meski berisiko ada pesan atau telepon dari seseorang yang penting. 

"Udah. Kita berangkat, Rein."

Sesuai janji yang sudah Archie katakan pada Serein tadi pagi, bahwa mereka akan mencari restoran Indonesia untuk memuaskan dahaga rindu pada menu masakan lokal yang sudah melekat juga di lidah mereka. Bukan berarti restoran di LA tidak memiliki menu yang enak, tapi bagi Rein dan Archie mereka suka makanan Padang yang gurih dan lebih membuat kenyang. Ya, meski Archie sangat mengatur pola makannya, tetap ada masanya dia akan menikmati masakan Padang yang harusnya dihindari itu. 

"Pop. Popa." Rein mengajak papanya untuk berhenti sejenak.

"Ya, kenapa, Rein?"

"Moma Siyi!" 

Archie tidak mengerti dengan apa yang diucapkan putranya sampai dia menyadari sendiri siapa yang dan dalam bentuk apa moma Siyi yang Serein maksud ada di Billboard jalanan LA dengan pakaian dalam produksinya dan menunjukkan lekuk tubuhnya yang kini terlihat agak berubah. 

BRING THE 'LITTLE STAR' WITH YOU!

Archie sangat yakin dirinya tidak salah mengenali brand yang sedang dipublikasikan iklannya itu. SIRIUS adalah merk yang tidak main-main pemasarannya. Namun, dia tak tahu bahwa tubuh Siri sudah tak lagi milik wanita itu sendiri. 

"Moma ndut, Popa."

Serein melihat jelas pose-pose Siri yang berbeda dan menggunakan koleksi pakaian dalam terbaru milik brand wanita itu sendiri. Siri bahkan tidak terlihat canggung untuk menyentuh perutnya yang membuncit dan tidak tertutupi dengan kain karena memang pakaian dalam itu ditujukan bagi perempuan hamil. 

"She's fucking pregnant," gumam Archie yang sedikit melamun dan tidak menyadari bahwa ada Serein yang dirinya gandeng sekarang. 

"Popa nomong bad wod."

Alhasil pria itu segera tersadar dan langsung menggendong putranya. "Rein, kamu kangen moma, kan?"

"Hu-um."

"Kalo gitu kita langsung ke Indonesia, ya? Kita cari ayam sayurnya pas ketemu moma, oke?"

"Oceeeee!" 

Apa yang kamu lakukan Sirius?! Archie tidak peduli lagi dengan semua urusan di LA. Sebab satu-satunya yang harus dirinya lakukan sekarang adalah kembali ke Indonesia dan menemui Siri secepat mungkin untuk meminta penjelasan. 


Daddy's In Hurry / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang