CH. 40

3.6K 734 11
                                    

CH. 40

Di hadapan Tuhan segalanya menjadi terang. Archie mendapatkan jawaban atas ketidakjelasan statusnya selama ini. Menjadi duda beranak satu yang ternyata ibu kandungnya adalah wanita di sampingnya kini, adalah status yang tidak bisa dijelaskan oleh Archie. Dia pernah tersakiti dan sekarang adalah saat dimana dirinya bisa mengubah segalanya. Hidup tidak sendiri dan tidak sibuk mencari hiburan bernama wanita lagi. Dia sudah resmi memiliki Sirius dan menjadikan cinta mereka utuh di atas ikatan suci.

Archie tahu dirinya adalah pria yang sangat konyol. Menikahi perempuan yang dirinya pilih sendiri, gagal, dan berakhir frustrasi hingga hidup dengan kebiasaan one night stand yang selalu diprotes oleh mamanya.

Kini, dia menikahi perempuan pilihannya sendiri dan mendapati persetujuan mamanya. Perempuan yang dirinya ternyata tolak dengan keras karena ingin dipertemukan oleh mamanya diajang perjodohan. Hidup Archie begitu lucu dijalani dan tidak masalah baginya untuk tertawa sejenak dengan takdir yang menyapa.

Penglihatannya penuh dengan wajah Siri yang membuat matanya tak mampu bergerak kemana pun. Berseri-seri layaknya pria yang belum pernah merasakan apa itu upacara pernikahan, Archie terlihat begitu norak.

"Jangan melotot begitu, dong! Bikin mama malu aja, sih. Masa punya anak yang kelihatan banget nggak sabar buka paketnya?"

Siri malu, pikirannya sudah tenang karena ternyata mama mertuanya pandai untuk memastikan keberlangsungan acara hari ini.

Mama pastikan nggak ada gangguan yang bisa datang di hari H kalian.

Entah memang Dewinta yang memiliki kemampuan besar itu atau memang Virginia sudah menebak antisipasi yang akan dilakukan oleh Dewinta. Yang Siri dengar dari mami dan papinya, mereka turut menjaga keberhasilan acara mengingat mereka berdua adalah pebisnis penting. Tidak menutup kemungkinan ada pihak yang tak suka dengan kebahagiaan keluarga itu.

"Mama jangan malah bikin Siri malu, aku aja yang malu-maluin, Ma."

Banyak pihak yang tertawa karena Archie tidak menatap ke arah lain ketika mengatakan kalimat demikian. Mata pria itu hanya tertuju pada Siri saja dan sudah pasti membuat tamu yang datang secara privat tertawa. Label bucin sudah Archie dapatkan dari sikapnya yang begitu mendamba Siri.

Archie mendekat dan berbisik pada istrinya yang terlihat gugup. "Perut kamu sakit?"

Siri membalas tatapan pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu. Gelengan pelan Siri berikan sebagai jawaban.

"Kamu kelihatan tegang," ucap pria itu menjelaskan faktor pertanyaan sebelumnya.

Acara sudah bisa dikatakan selesai, dan Siri masih terlihat tegang dan tak nyaman. Archie khawatir jika sesuatu yang buruk tengah istrinya pendam sendiri.

"Bilang sama aku kalo ada yang bikin kamu nggak nyaman."

"Iya, cerewet!" balas Siri yang sengaja menantikan reaksi pria itu.

Mereka melanjutkan acara dengan agenda makan-makan. Sekali lagi, itu adalah acara yang terdiri atas tamu privat yang tentu saja sudah dikualifikasi bobotnya untuk datang. Orang yang tidak berpotensi merusak acara sakral tersebut.

Tidak ada pesta besar karena Siri dan Archie tak ingin kelelahan karena acara resepsi besar apa pun. Archie meminta demikian mengingat kondisi Siri yang tengah berbadan dua. Kelelahan di acara pernikahan mereka tidak akan membuat Archie bahagia dan terlebih lagi Serein. Anak itu inginnya selalu bersama sang moma, apalagi urusan tidur yang mendadak menjadi rumit karena Siri membiasakan Rein tidur bersama wanita itu.

"Malam ini Rein tidur sama nenek dulu, ya."

Archie memberikan penjelasan secara perlahan pada anak itu ketika acara selesai dan mereka berada di kamar rias pengantin. Serein duduk dan pasrah ketika vest putih yang digunakannya dibuka dan dirapikan oleh orang khusus busana.

"Napa?"

"Karena malam ini moma harus tidur sama adek bayi dulu. Moma kecapekan tadi."

Rein menatap momanya yang tersenyum manis seraya membersihkan riasan di wajah.

"Moma okei," kata anak itu memastikan bahwa momanya tidak kenapa-napa alias tidak kelelahan seperti yang papanya ungkapkan karena wanita itu masih bisa tersenyum cantik.

"Malam ini Rein tidur dulu sama moma, ya. Besok bisa—"

"Moma nca au bobo Yein?"

Archie hampir saja menghela nafas di depan wajah anaknya jika saja tidak mengendalikan diri. Anaknya sendiri pasti akan mencari kesempatan untuk bisa menggagalkan rencana Archie malam ini.

Nggak bisa! Malam ini harus dapet kesempatan malam pertama!

Meski tahu seperti apa 'bentuk' Siri sejak awal jumpa. Bagi Archie malam pertama tetaplah malam yang dirinya nantikan apa pun alasannya. Malam pertama bersama Siri jelas menjadi yang paling Archie tunggu setelah adegan di meja makan yang tidak dapat dilanjutkan karena gangguan si makhluk kecil bernama Serein. Ya, sejak itu Archie harus berpuasa dan tidak dapat mencuri kesempatan bersama Siri.

Siri menatap suaminya yang lebih jago menunjukkan mimik penuh permohonan. Archie menunggu momen malam pertama ini, dan Rein bukan alasan bagi mereka untuk tidak melanjutkannya.

Kemampuan Siri untuk membujuk Rein tidak berkurang sama sekali. Buktinya, ketika mendekati anak itu dan berkata, "Rein tidur sama nenek dulu, ya? Dedek lagi rewel sama moma." Siri meyakinkan Rein dengan menempatkan tangan di perut, tempat adik Rein berada. "Besok, Rein boleh tidur sama moma dan popa."

"Popa ndili ja," kata Serein begitu tega.

Siri ingin sekali tertawa penuh kemenangan, tapi dirinya tak mau membuat Archie kewalahan dengan serangan Rein nantinya.

"Kalo popa tidur sendirian, yang jagain moma sama adek bayi siapa?" tanya Siri yang paham betul sikap Rein setelah ini akan mengerti dan mau untuk tidur bersama neneknya.

"Yein nca oyeh gagayin?"

Siri memasang wajah sedih. "Nggak bisa, Sayang. Adek bayi maunya dijagain popa." Siri mengusap kepala putranya dengan lembut. "Malam ini Rein tidurnya sama nenek, nemenin nenek, ya?"

Ada gurat tak rela yang Serein tunjukkan. Meski begitu Serein mengangguk dan meminta kompensasi dari sikap penurutnya.

"Kis moma ama dedek!"

Siri memberikan kesempatan bagi Rein untuk mencium bibir, mata, pipi, dan hidung Siri sebelum asyik menciumi perut Siri yang menjadi kesayangan Rein.

Pemandangan itu tak luput dari mata Archie yang mengamati segalanya sejak awal. Archie tak bisa menahan diri untuk bergabung dan melabuhkan pelukan dan ciuman yang sama seperti yang Rein lakukan. Tak lupa Archie menciumi Rein sama seperti anak itu mencium Siri.

"Love you, My Boy!" ucap Archie di telinga Rein.

"Yuv yu tu, Popa!"

Hati Siri menghangat dan tidak terkira rasa bahagianya. Hidupnya mulai tertata dan menemukan jalan terbaiknya. Meski ada teka teki yang mungkin akan menyambut mereka, tapi Siri yakin kekuatan keluarga diantara mereka akan menguat dengan segala badai yang menerpa.

Terima kasih, Tuhan. Hari ini menjadi salah satu hari membahagiakan Siri, Archie, dan Serein. Semoga selamanya bukan harapan yang terlalu berlebihan untuk mereka.

[Bab malam pertama khusus special chapter, ya😉 hanya di Karyakarsa dan udah tayang. Flashback bab 40 juga udah ada. Yang pengen baca duluan bab 51 juga udah tayang. Happy reading.]

Daddy's In Hurry / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang