CH. 44

3K 594 10
                                    

Archie tidak mengerti kenapa ada aura yang tidak menyenangkan muncul dari pembawaan Demozza. Padahal pria itu memperkenalkan diri dengan sangat sopan. Mungkin karena Archie merasa tak menyukainya karena membuat Lily tidak bisa profesional dalam bekerja lagi. Ya, bagaimanapun Lily adalah tanggung jawab Archie selama berada di area Bar&Stone. Lily adalah anak Archie selama berada di Bar&Stone. Bukan hal yang aneh jika Archie menjadi tak suka pada Demozza yang seolah ingin menginjak area kepemimpinannya. 

"Kamu yang mencoba merusak salah satu pegawai saya?" sahut Archie tanpa berniat membalas uluran tangan Demozza padanya. 

Demozza tertawa kecil dengan kepalan tangannya yang menutupi bibir, menahan rasa kesal karena ulurannya diabaikan oleh Archie. "Jangan salah paham. We can talk about this into a positive thought each other, right? Saya nggak bermaksud jahat dan saya yakin kamu juga demikian."

Archie tidak menunjukkan basa basi sedikitpun untuk Demozza. Dia tidak suka dengan cara Demozza yang angkuh dan bersikap sok berkuasa di tempatnya. 

"Jangan main-main dengan pegawai saya. Siapa pun kamu, saya akan melindungi Lily karena dia salah satu aset perusahaan."

"Wow, wow, wow. Calm down, Archipelago. Saya ke sini untuk menjelaskan bahwa saya tidak berniat merusak Lily. Ada sesuatu diantara kami dan ... you know, hm, something bloom in our heart since the first time." 

Archie mengamati Demozza terus menerus bahkan untuk bermenit-menit ke depan, dia tidak akan mempercayai ucapan pria itu begitu saja. Lain halnya dengan Lily yang mungkin akan langsung terjerumus dengan pengakuan tersebut, Archie lebih mengenal kaumnya. 

"Jauhi Lily, jika memang hanya pelayanannya di sini yang kamu sukai. Dia gadis lugu yang nggak pantas kamu permainkan."

"Sama sekali tidak. Saya menyukainya, untuk itu saya ke sini untuk menjelaskan bahwa saya mungkin tidak akan datang terlalu sering ke sini dengan Lily yang sibuk dengan orang lain. Atau saya bisa melakukan cara lain untuk bisa bersamanya, itu akan menjadi rahasia saya untuk mendekatinya. Tapi saya ke sini juga ingin mengobrol dengan pemilik Bar&Stone sebagai ... rekan bisnis, mungkin?"

"Rekan bisnis?"

Demozza mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya pada Archie. Tanpa menilik reaksi Archie berikutnya karena Demozza langsung pergi setelah berkata, "Saya nggak memaksa adanya kerjasama, tapi saya berniat menjadi bagian dari Bar&Stone di kesempatan yang bagus, Archipelago. Permisi."

Archie membenci pria sombong itu, tapi dunia bisnis bukan dunia yang selamanya bersih. Tidak menyukai seseorang bukan berrati tidak membawa keuntungan. Dilihat dari apa yang tertera di dalam kartu nama itu, Demozza Galendra bukan orang sembarangan yang bisa Archie abaikan. Pria itu mungkin akan membuka jalan lain bagi Archie untuk melihat peluang ke depannya. 

*

"Popa ana?" Siri yang sedang membereskan sisa kertas-kertas berisi desain yang diberikan oleh desainernya menatap ke arah putranya yang tenang dengan boneka bernama Brown yang dipesan khusus memenuhi keinginan Rein karena kecintaan anak itu pada warna cokelat. 

"Popa belum pulang kerja, Sayang." Siri memang belum sempat untuk menidurkan Rein karena pekerjaannya yang menunturt setelah masa honeymoon nya dengan Archie. Belum lagi gagasan Archie yang ingin tinggal di rumah sebenarnya, bukan rumah yang dibagi dengan kantor istrinya seperti sekarang ini menyulitkan pikiran Siri hingga tidak bisa fokus membagi segalanya sendirian. 

"Yum yang napa?"tanya anak itu lagi. 

Sesungguhnya Siri tahu bahwa putranya tidak membutuhkan  jawaban karena yang dibutuhkan anak itu adalah perhatian penuh. Rein menggunakan trik bertanya setiap kali ingin diperhatikan. 

Daddy's In Hurry / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang