1: First Day

1.7K 167 16
                                    

Tidak ada sedikit pun pikiran dibenak raya kalau ia harus kembali mulai beradaptasi dilingkungan baru. Mungkin bagi orang ini adalah hal yang menyenangkan, tetapi baginya yang sulit beradaptasi ini adalah hal yang membebankan.

Bahkan dari tadi malam ia sibuk memikirkan ini, bagaimana jika orang-orang dikontrakan barunya ini tidak ramah ? Tidak menyambutnya baik ? atau justru bakal membulinya ?

Kalau tidak karena kostan lamanya itu memutuskan untuk tutup, raya pasti akan menghabiskan sisa-sisa kuliahnya disana.

"Oh lo yang katanya baru mau pindah kesini ya ?" tanya perempuan cantik yang membuka pagar.

"Iya," jawab raya sekenaknya, tidak lupa dengan senyum canggungnya.

"Ayo masuk, barang lo banyak gak ? Mau dibantuin ?" perempuan itu langsung mengambil tote ditangan raya.

"E-eh, gapapa kok, gak banyak. Gue bisa sendiri." kata raya. Padahal didalam hatinya untuk sekedar membayangkan dua koper besarnya itu saja ia malas.

Perempuan cantik itu menggeleng, "Ini biar gue yang bawa, koper lo gede banget itu biar cowok-cowok yang bawa. RENDIII, HARISSSSHH BANTUIN SINI."

Tidak lama munculah dua laki-laki dengan pakaian seadanya, kaos oblong dan celana kolor. "Cher, lo jangan merusak sabtu cerah gue pake teriakan lo dong." protes laki-laki gondrong.

"Jangan banyak protes, ini bantuin dia bawa kopernya masuk."

"Anak baru pindah ?" tanya laki-laki mungil yang langsung membantu menggontong koper raya.

"Iye, sekamar sama mili."

Raya sedaritadi hanya diam, memperhatikan percakapan ketiga orang yang sekarang lagi sibuk dengan barang-barangnya itu.

"Yuk masuk."

Raya mengedarkan pandangannya, melihat setiap sudut kontrakan yang semoga akan bisa ia tinggali sampai lulus nanti.

"Ihhhh ada yang baru pindah ya ???" pekik perempuan cantik yang lagi sarapan di meja makan, semangat dengan kedatangan raya.

Sejujurnya raya merasa sedikit canggung ketika beberapa orang di ruang makan itu menatapnya. Tetapi syukurnya raya merasa kalau semua itu tatapan hangat.

Raya menoleh ketika mendengar suara dari arah tangga, ada perempuan yang menururni tangga dengan cepat dan semangat, diikuti dengan laki-laki yang berjalan malas dibelakangnya.

"Yessss gue gak sendirian lagi kamarnya !!"

"Ck, yaelah."

"Na, jangan bete gitu karena sekarang gak bisa pindah ke kamar mili." sahut laki-laki gondrong membuat semuanya tertawa, kecuali raya.

"Haii, gue milia, lo panggil gue mili aja ya, tapi kalo lo mau panggil lia juga gapapa." kata perempuan itu sambil mengulurkan tangannya.

Raya menyambut tangan mili dengan canggung, tatapan laki-laki yang berdiri dibelakang mili ini sedikit mengintimidasi dan membuatnya kurang nyaman.

"Kamu juga kenalan sama dia, dia bakal jadi temen sekamar aku."

Laki-laki dibelakang mili itu menghela nafasnya berat, kemudian menyodorkan tangannya didepan raya.

"Gue narendra, biasa dipanggil naren, tapi anak-anak disini selalu manggil gue nana. Bebas aja lo mau manggil gue apa." kata naren lalu melepaskan tautan tangan mereka.

"Lah iya nama lo siapa ?" tanya mili.

"Raya, nama gue raya."

New Happiness | haeryu au✔️Where stories live. Discover now