19: Thankyou (2)

743 148 20
                                    

Haikal terlonjak kaget ketika pintu kamarnya dibuka secara kasar dan menampilkan giselle dengan wajah kesalnya.

"Lo tuh bener-bener ya kal ?!"

Haikal yang memang baru pulang dari kampus itu menatap giselle bingung, "Apaan ???"

"Lo harus berterimakasih sama gue." kata giselle dengan tangan yang bersidekap didepan dada.

Satu alis haikal terangkat, "Atas dasar ?"

"Kalo gak karena gue, raya pasti udah liat lo sama ennik di parkiran tekni tadi.."

Tubuh haikal menegang, tiba-tiba ia merasa takut dan panik, "Tapi dia gak liat kan ?" tanyanya panik.

"Gak, makanya itu lo harus berterimakasih sama gue. Gue buru-buru puter balik tau gak !" kata giselle.

Haikal menghela nafsnya lega, "Untung... thanks selle."

Giselle menatap haikal tajam, "Gila lo, bisa-bisanya lo jalan sama ennik didepan umum begitu."

Haikal diam, apapun alasannya sudah pasti giselle tidak akan percaya dengannya, jadi ia memilih untuk diam.

"Ck, selle, keluar dulu gue mau mandi." pinta haikal.

Giselle berdecak, kemudian dengan langkah kesal ia melangkah keluar dari kamar haikal dan naren, meninggalkan haikal sendiri dengan pikirannya.

Haikal menghela nafasnya, kenapa ia menjadi seperti abg labil sih ? Memutuskan satu pilihannya saja tidak bisa.

Haikal melepas kemejanya, kemudian ia memutuskan untuk langsung membersihkan dirinya di kamar mandi.

Tidak memakan waktu lama, sepuluh menit kemudian haikal sudah keluar dari kamar mandinya dengan baju santai dan celana kain rumahan.

"Kal makanan lo dateng." teriak seseorang dari luar kamar, didengar dari suaranya sih sepetinya rendi.

Buru-buru haikal keluar dari kamarnya karena ia memang sedang kelaparan sejak sampai di kontrakan tadi.

Haikal mencibir pelan ketika ia mendapatkan tatapan sinis dari para penghuni ruang makan, "Pasti giselle cerita ke kalian." tebak haikal lalu memilih duduk disebelah harish dan mengambil sebungkus pelastik yang ia yakin bahwa itu pesanannya.

"Gila lo, kal, kal." rendi menggeleng heran.

Haikal tersenyum bangga, "Gimana ? Gue udah cocok jadi playboy kayak harish belom ?"

"DIH KOK GUE ???" kata harish tidak terima.

"Itu bukan hal yang harus lo banggain sih honestly." kata yemima santai, santai tapi menusuk.

"Denger tuh !" kata harish yang tidak di gubris haikal, laki-laki itu malah sibuk memakan nasi gorengnya.

"Kalo lo mau jadi playboy, jangan ke raya." kata chery, "Kalo ennik terserah, kan dia mantan lo."

"Cari cewe yang lain, jangan raya." kata yemima mengingatkan.

"Emang kenapa sih ? Gue suka sama raya." kata haikal mulai kesal, "Jangan pada ikut campur." katanya memperingti.

"Bukannya mau ikut campur." kata yemima, "Tapi kalo raya, jelas gue turun tangan." kata yemima.

Haikal berdecak, ia meletakan sendoknya kasar, mood makannya sudah hilang karena obrolannya dengan orang-orang ini.

"Balikan gih sama ennik, kayaknya dia juga masih mau sama lo." kata chery enteng.

Haikal merasa tersinggung dengan omongan chery, "Lo gak usah ngatur-ngatur gue, hidup-hidup gue, gak usah ikut campur !! Emang lo siapa ?!" bentak haikal, membuat seisi ruangan itu terkejut.

New Happiness | haeryu au✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora