20: Congratulations Haikal

835 162 20
                                    

Haikal sampai kontrakan sekitar pukul sepuluh malam, keadaan kontrakan sepi, benar-benar sepi, bahkan tidak ada seorang pun di lantai satu, padahal biasanya jam segini orang-orang masih sibuk dengan kegitannya masing-masing.

Haikal melangkahkan kakinya menuju lantai dua, matanya langsung menangkap keberadaan naren dan jeno yang bersender pada pintu balkon.

"Na, jen." panggil haikal, dua orang itu menoleh, tatapan dingin kedua orang itu sontak membuat haikal kebingung.

"Kenapa lo berdua ? Galak amat..?"

"Kal."

Haikal menoleh, mendapati rendhi yang baru keluar kamar dengan wajah kecewa, "Anjing kenapa ngeliat gue sampe begitu dah. Pada kenapa sih ?" kata haikal bingung.

Haikal tau sebelum ia keluar tadi ia memang membuat keributan, tapi lawannya tadi kan chery dan yemima, kenapa jadi seperti semua yang marah padanya ?

"Darimana lo kal ?!"

Haikal menoleh, mendapati karina yang baru keluar dari kamar, nada penuh emosi perempuan itu membuat haikal semakin bingung.

"Pada kenapa sih anjing ?!" kata haikal kesal.

"Tanya sama diri lo sendiri, kira-kira kita kenapa, kira-kira raya kenapa." kata karina lalu kembali masuk kedalam kamar.

Satu alis haikal terangkat, ia menoleh kearah rendhi, menatap laki-laki itu penuh tanda tanya, "Raya kenapa ren ?"

Rendhi menghela nafasnya, "Tadi setelah lo pergi, raya nyariin lo, dia minta gue anterin buat nyari lo." jelas rendhi.

Mata haikal mengerjap beberapa kali, berusaha mencerna penjelasan rendhi sampai akhirnya paham kemana alurnya.

"Terus dia liat gue sama ennik ?" tanya haikal memastikan.

Rendhi mengangguk, "Pelukan."

"Anjing." kata haikal lalu mengacak rambutnya frustasi.

Haikal melangkah cepat menuju kamar raya dan mili, ia mengetuk pintu kamar mereka dengan kasar, "Ray, raya ?????!!!" panggil haikal, tangannya masih sibuk mengetuk pintu.

Pintu kamar terbuka, bukan menampilkan raya tetapi mili dengan wajah sinisnya, "Mau apa lo ?!"

"Raya mana ?"

"Buat apa lo nanyain raya ? Bukannya lo lagi asik-asik pelukan sama ennik ?" sindir mili.

Haikal berdecak, tidak penting meladeni omongan mili, ia hanya perlu menjelaskan semuanya pada raya, "Mil, gue harus ngomong sama raya."

"Raya gak mau ngomong sama lo." kata mili ketus.

"Mil, gue harus jelasin, dia salah paham." mohon haikal.

"Jelasin apa lagi sih ?! Jelas-jelas dia ngeliat sendiri kalo lo pelukan sama ennik, bahkan rendhi juga liat !" kata mili.

Haikal menggeleng, "Kalian salah paham."

"Lo tuh-"

"Beb, kasih aja dia jelasin dilu ke raya, kamu sini." celetuk naren ke mili.

Mili menghela nafasnya, kemudian ia menatap haikal penuh ancaman, "Awas aja lo bikin dia nangis lagi, udah susah payah gue ngehibur dia." ancam mili sebelum akhirnya berjalan menuju balkon, meninggalkan haikal didepan pintu kamarnya yang terbuka.

Haikal masuk kedalam kamar raya, menutup pintunya pelan agar perbincangannya raya nanti tidak didengar oleh yang lainnya.

Mata haikal menatap punggung raya yang tidur mengarah ke tembok kamar. Ia berjalan mendekat kemudian duduk di pinggir ranjang.

New Happiness | haeryu au✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang