13: Who ?

984 154 15
                                    

Haikal mendesah berat, moodnya pagi ini dibuat kacau karena satu notifikasi chat yang sejujurnya tidak ingin dia terima.

Tangannya itu mengacak rambutnya frustasi, "Baru juga bangun, aelah...." gerutunya, memang benar dia baru bangun tidur sekitar lima menit yang lalu, membuka hp niat untuk mencari tau kabar raya, malah notifikasi yang ia tidak ingin yang dia dapatkan.

BRAAKKK

Haikal terlonjak kaget ketika pintu kamarnya itu dibuka kasar, "NANA BANGSAT GUE HAMPIR JANTUNGAN."

Si pembuka pintu itu tidak memperdulikan teriakan haikal, dengan santai ia malah meletakan tas ransel besarnya itu sembarangan di lantai.

"Baru bangun lo ?"

"Ho'oh, gak liat apa lo gue masih dibalik selimut begini ?!"

"Siang amat."

"Ngaca bro, biasanya lo lebih siang dari gue." balas haikal lalu melempar bantal kecil kearah naren yang langsung ditangkap oleh laki-laki berambut hitam itu.

"Lagian tumben banget lo balik pagi dari bandung." kata haikal agak heran.

"Gue kan sama lia."

"Apa hubungannya sama mili ?"

"Lia nginep dirumah gue tuh bangunnya jam enam pagi tau gak lo. Subuh-subuh dia udah semangat bantuin nyokap gue masak." jelas naren sambil melepas kemejanya, "Otomatis gue gak akan bisa bangun siang, bakal kena amuk sama nyokap gue, malu sama lia katanya."

Haikal tertawa, "Padahal mah mili udah biasa banget ya liat lo bangun siang."

Naren mengangguk, "Tauk dah tuh nyokap gue." kata naren malas lalu merebahkan dirinya dibagian bawah kasur, "Fak kaki lo misiin."

Haikal langsung menarik kakinya, "Yeuu ribet lo." katanya lalu kembali sibuk dengan layar hpnya.

"Eh kal."

"Apaan ?"

"Kemarin gue iseng dm-dman sama bang mahen."

Pergerakan tangan haikal yang lagi mengecroll instagram itu terhenti, "Bahas apaan ?"

"Awalnya dia reply story instagram gue sih, nyelamatin kakak gue. Terus lanjut sampe akhirnya bahas lo..."

"Bahas tentang apa ?"

"Lo tau kan kalo dia lagi di jakarta ?"

Haikal menggeleng, "Engga, emang iya ?"

Naren mengangguk.

"Tinggal dimana ?"

"Biasa.." jawab naren, "Makanya kemarin dia bahas lo, karena dia tau kalo kemarin lo nyamperin si e-"

"Na..." potong haikal.

Naren mengangguk, "Oke, oke gue gak akan bahas. Gue percaya aja deh sama lo pokoknya."

Haikal menghela nafasnya, "Kapan-kapan gue jelasin, mood gue gak bagus banget pagi ini, ancurrrrr blassss."

"Okay kalo gitu ganti topik, raya gimana ?"

Senyuman haikal auto mengembang mendengar satu nama itu, "Haikal semakin didepan kalo soal raya mah."

"Lo udah nyatain perasaan ?"

Haikal mengangguk.

"Terus gimana ? Dia suka lo balik gak ?"

"Belum sih, tapi dia udah tertarik sama gue HEHEHE dan gue fix bakal deketin itu anak tanpa ampun."

Naren menggeleng sambil terkekeh, "Bisa-bisanya lo ciumin anak orang dulu baru lo fix deketin."

Ya, naren memang tau segala hal tentang haikal karena laki-laki itu selalu cerita pada teman sekamarnya itu. Tak jarang juga haikal selalu mengikuti saran yang dikasih oleh naren, karena menurut haikal, naren itu adalah temannya yang paling realistis dalam hal apapun.

New Happiness | haeryu au✔️Where stories live. Discover now