23: Can Do Nothing

724 149 31
                                    

Haikal merengut sebal ketika mili menyuruhnya untuk segera naik ke lantai atas mengambilkan laptopnya, "Gue kan juga mau martabaknya ?! Kenapa lo malah nyuruh gue ambil laptop lo ? Rugi dong lo punya pacar ?! Lagian emangnya lo siapa nyuruh-nyuruh gue segala ?!" protesnya.

"Kita sisain pasti. Sekarang lo naik ke lantai atas, ambilin laptop gue. BURUAN KAL BURUAN." kata mili.

Haikal mendengus sebal, mili apa-apaan sih ?

"Kal, cewek gue minta tolong tuh." kata naren.

Haikal beranjak dari duduknya, "Harusnya dia nyuruh lo ! Kenapa malah nyuruh gue ?! Aneh cewek lo." katanya sebelum akhirnya berjalan keaeah tangga.

Sepanjang jalan menuju kamar mili, haikal terus mengumpat dalam hati. Mili aneh, mili sialan, mili anjing, segala macam umpatan pokoknya.

Haikal menghela nafasnya ketika berdiri didepan pintu kamar mili. Lagian kenapa mili harus menyuruh haikal sih ?! Udah tau haikal gampang flashback soal raya.

"Mili anjing." umpat haikal sebelum tangannya memegang kenop pintu dan membuka pintu, "Gak bisa apa ya gue buka pintu trus tiba-tiba ada ra-"

Omongan dan pergerakan haikal terhenti ketika matanya menangkap keberadaan perempuan yang sedang tiduran diatas ranjang.

Perempuan itu menoleh dan mata mereka bertemu.

Haikal mengerjapkan matanya beberapa kali, dia tidak salah lihat kan ? Itu benar raya ?

"R-raya ?"

Raya mendudukan dirinya diatas kasur, "Akhirnya dateng juga, sini." katanya sambil menepuk bagian ranjang didepannya, menyuruh haikal untuk duduk menghadapnya.

Haikal menelan ludahnya. Ah, tadi pasti kedok mili untuk mempertemukan mereka berdua.

Harusnya haikal senang, ini yang haikal tunggu-tunggu. Raya kembali ke kontrakan, tetapi dilain sisi, haikal juga takut kalau ini akan menjadi kali terakhir raya menginjakkan kakinya di kontrakan mereka.

Haikal menutup pintu kamar, ia duduk tepat dimana raya menyuruhnya tadi. Matanya menatap mata raya lekat sambil berusaha untuk kuat mendengar apapun yang raya akan katakan.

"Apa kabar, kal ?"

"Baik."

"Kata mili, lo kurang baik. Jadi yang mana yang bener ?" kata raya memastikan.

"Mili."

Raya terkekeh, tanpa raya tanya sebenarnya ia juga sudah bisa tau bagaimana keadaan haikal. Berat badan laki-laki itu pasti turun banyak.

"Lo sendiri gimana ?" tanya haikal balik.

"Baik dong." jawab raya santai yang entah kenapa membuat haikal sedikit kecewa. Tapi haikal mengerti, memang seharusnya yang menyakiti lah yang menderita.

"Rambut lo udah panjang aja, ray." kata haikal basa-basi.

Raya sontak langsung memegang rambutnya, "Eh ? Iya kali ya ? Gak sadar gue."

Haikal tersenyum tipis sambil memandangi raya. Raya semakin cantik, selalu.

"Jadi kal..." kata raya pelan.

Degupan jantung haikal tiba-tiba semakin kencang, apa mereka akan mulai masuk kedalam inti percakapan ?

"....lo bisa jelasin soal ennik ?"

Haikal menatap raya dalam, "Lo udah mau denger penjelasan gue ?"

Raya mengangguk.

Haikal bernafas lega, akhirnya....

New Happiness | haeryu au✔️Where stories live. Discover now