24: Mix Feelings

726 147 14
                                    

Sudah hampir dua minggu raya dan haikal kembali berteman seperti biasa. Seperti bagaimana raya pertama kali bertemu haikal, pertemanan canggung yang bahkan ketika berpapasan menyapa hanya dengan naikan alis singkat, selebihnya tidak ada.

Dan selama dua minggu itu haikal sangat amat tersiksa dengan keadaan hubungannya dengan raya.

"Eh udah pulang lo ya."

Haikal yang sedang memakan ayam gepreknya itu menoleh, matanya menangkap keberadaan raya dengan sekantung pelastik di tangannya, terlihat canggung karena keberadaan haikal. Karena itu haikal langsung kembali fokus pada makanannya, berusaha untuk tidak membuat raya semakin canggung.

"Mau makan ?" tanya yemima.

Raya mengangguk, ia melirik satu-satunya kursi yang ada hanyalah disebelah haikal. Mau tidak mau ia hanya bisa duduk dikursi itu.

Laki-laki itu terlihat tidak terganggu sedikitpun ketika ia menarik dan duduk dikursi sebelah. Laki-laki itu tetap fokus pada makanannya.

"Baru balik dari kampus ?" tanya karina yang duduk didepannya, disamping yemima.

Raya mengangguk, tangannya membuka bungkusan pelastik yang ia bawa, tadi ia membeli makanan di kanti kampus untuk makan siang.

"Tas lo taruh dulu ya." kata yemima.

"Ah iya." kata raya lalu melepas totebagnya dan meletakannya diatas lantai.

Mata raya mengerjap beberapa kali ketika haikal mengambil tasnya dan memindahkannya ke atas kursi di samping kananya kemudian kembali fokus dengan makanannya.

Raya berdeham pelan sebelum akhirnya berusaha kembali fokus pada makanannya. Merasa canggung dengan tingkah haikal.

Yemima dan karina yang paham bagaimana situasi raya dan haikal itu langsung saling melirik, "Ya, kal, gue sama yemima keatas dulu ya." kata karina lalu berdiri dari duduknya, begitu juga dengan yemima.

Raya mendongak, "Heh ? Kenapa ?" tanyanya panik, ia tidak bisa membayangkan hanya berdua diruang tengah dengan haikal. Aduh ngeri.

"Gue mau lanjutin proposal gue." kata karina.

"Gue di tunggu jeno tuh diatas." kata yemima. "Lo makan aja dulu, kita naik ya." lanjutnya sebelum akhirnya berjalan kearah tangga bersama karina.

Dalam hati raya jelas ia mengumpati karina dan yemima. Bisa-bisanya ia ditinggal berdua dengan haikal.

"Makan aja, gue gak bakal ganggu lo kok." kata haikal membuat raya merasa bersalah dan malu. Kenapa kesannya raya kayak takut haikal berulah, suudzon aja.

Raya berusaha fokus untuk makan, walaupun sesekali matanya melirik haikal yang terlihat tenang menghabisi makanannya.

Raya memejamkan matanya sebentar, bukannya dia yang meminta haikal untuk berteman biasa ? Kenapa sekarang malah dia yang tidak biasa.

Jujur, rasa kangen raya semakin meluap-luap ketika menghirup wangi tubuh haikal yang sudah lama tidak ia hirup.

Wanginya masih sama.

Haikal berdiri dari duduknya, membuat raya menoleh sepenuhnya menatap setiap gerakan laki-laki yang sedang membuang bungkus makanan itu.

Setelah itu haikal langsung mengambil tasnya, ia hendak pergi ke kamarnya, karena ia memang belum sempat ke kamar sepulang kampus tadi ia langsung makan.

"Kal."

Entah keberanian darimana, raya malah memanggil haikal dan menghentikan lamgkah laki-laki itu yang hendak keluar dari ruang makanz

New Happiness | haeryu au✔️Where stories live. Discover now