5: A Little Attention

1K 162 12
                                    

Sudah lebih dari dua minggu sejak hari dimana haikal menyerangnya secara tiba-tiba dan sudah selama itu juga raya tidak pernah berbicara dengan haikal. Bahkan jika tidak sengaja bertemu, raya akan memilih untuk buang muka dan pergi.

Berbeda dengan raya yang sebisa mungkin menghidar dari haikal, haikal malah selalu terlihat santai seperti tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka berdua.

Raya paham, haikal pasti tidak sadar dengan apa yang ia lakukan malam itu karena mabuk. Pantas saja tidak merasa bersalah.

Tetapi hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Biasanya haikal akan terlihat tidak peduli jika raya menghindarinya, tetapi hari ini ketika haikal melihat raya yang duduk digazebo fakultas hukum sendirian itu tiba-tiba ia ingin menghampiri perempuan itu.

Tin !

Raya yang sedang fokus dengan hpnya itu terlonjak kaget karena bunyi klakson, tetapi lebih kaget lagi ketika tau kalau yang mengklaksonnya itu adalah haikal.

"Bikin kaget aja lo." sungut raya.

Haikal terkekeh, kemudian ia melepas helmnya dan turun dari motornya.

Raya menatap haikal yang sudah duduk disebelahnya itu dengan tatapan malas, "Mau apa ?"

"Gak mau apa-apa, cuma mau duduk doang, jalanan panas banget gue mau neduh." kata haikal sambil mengipas-ngipaskan tangannya didepan wajahnya.

"Alasan."

Haikal menoleh, "Jangan bilang lo pikir gue lagi modusin lo sekarang ?"

Raya menatap haikal malas, "Yakali ?"

Haikal terkekeh, "Ray."

"Hmmm..." deham raya malas.

"Lo tau gak, semakin lo menghindar dari gue, semakin gue penasaran sama lo, semakin tertarik juga sama lo." kata haikal.

Raya menoleh, "Barusan lo secara gak langsung nyatain perasaan lo ke gue ?"

Haikal tersenyum, "Bukan nyatain perasan, belom.. mungkin lebih ke... menyatakan ketertarikan gue ke lo ?"

Raya menghela nafasnya malas, "Lo sendiri yang bilang gue gak menarik."

"Kapan ?"

"Waktu kita berdua di kontrakan, lo bilang kalo badan gue gak menarik." kata raya, "Lo gak malu emangnya ngejilat ludah sendiri begini ?"

"Bedain dong. Yang gue bilang gak menarik waktu itu tuh badan lo." kata haikal, "Perasaan gue udah bilang deh malem itu."

Raya menoleh cepat kearah haikal, "Bilang apa ? Malem itu kapan ?"

"Waktu malem itu, jangan pura-pura lupa, gue udah bilang kalo gue tertariknya sama lo."

Untuk beberapa saat raya terkejut. Ia pikir haikal tidak akan ingat apa yang terjadi pada malam itu, begitu pula dengan apa yang dikatakannya, ia kira haikal tidak akan ingat.

"Lo inget lo ngomong apa ke gue ?"

Haikal mengangguk, "Semua, gue inget semua."

"Sinting." sungut raya.

Haikal terkekeh, "Santai aja kali ah."

"Mana bisa gue santai kalo hidup gue sekarang terancam sama keberadaan laki-laki mesum macem lo." kata raya dengan raut muka jijiknya.

Haikal tertawa, "Serius amat sih lo, jangan serius-serius lah." katanya sebelum beranjak dari duduknya, "Gue balik."

Raya menatap kepergian haikal dengan tatapan bingung.

New Happiness | haeryu au✔️Where stories live. Discover now