21: I'm Not Ready

790 157 16
                                    

Sudah hampir seminggu raya balik kerumah orang tuanya, hampir seminggu pula haikal seperti orang gila, uring-uringan tanpa alasan.

Kadang seisi kontrakan merasa kasihan dengannya, tetapi balik lagi, ini hukuman yang memang harus ia dapatkan karena telah mempermainkan raya.

"Makan kal." kata jeno pada haikal yang merebahkan dirinya di sofa ruang tengah.

"Hmmm."

"Kal, makan gak ?! Lo kalo mati gue gak bisa ngelayat njir, masih banyak praktek." kata chery kesal.

"Mulut lo cher." tegur hanif pelan, "Kal, lo mau gue suapin aja atau gimana ?" tawar hanif kemudian, tentu bercanda, tapi tetap tidak ada jawabn dari haikal, laki-laki itu masih menonton tv dengan tatapan kosongnya.

"Dih, gila beneran dia ditinggal raya." kata chery bergidik ngeri.

"Raya juga kenapa gak balik sih..." kata karina pelan.

"Bukannya lo sama mili yang paling sebel sama haikal. Sekarang kenapa ngarep raya balik ?" tanya hanif.

Karina diam sebentar, "Kalo ngeliat haikal sekarang... kayaknya raya setidaknya harus dengerin penjelasan haikal dulu."

Hanif, harish dan chery mengangguk setuju.

"Yah namanya juga orang sakit hati, kita kan gatau perasaan raya kayak gimana." kata harish berusaha mengerti posisi raya.

"Permisi."

Keempat orang yang duduk dimeja makan itu kompak menoleh kearah luar, "Eh siapa itu ?" kata chery, "Nif, coba cek kedepan."

"Musti deh lo nyuruh gue." gerutu hanif, tetapi ia tetap menuruti chery dan beranjak dari duduknya menuju luar kontrakan.

Tidak lama, hanif masuk dengan wajah sedikit tegang, buru-buru ia menghampiri tiga orang yang masih duduk santai di meja makan, "Njir, kenapa muka lo tegang begitu ? Siapa emangnya yang dateng ?"

"Anjing lah, kakanya raya !"

"Hah ? Demi apa ?! Ngapain ?!" tanya karina kaget, "Udah lo suruh masuk ???"

Hanif mengangguk, kemudian tepat setelah hanif mengangguk, muncul seorang perempuan cantik bertubuh tinggi dari balik pintu utama kontrakan, disusul dengan seorang laki-laki tinggi dibelakangnya.

Karina dan chery langsung berdiri dari duduknya, "Halo kak rose." sapa karina ramah, walaupun sebenarnya ia merasa tegang.

Perempuan yang di panggil rose itu tersenyum tipis, "Udah pada tau gue ya ?"

"Raya sering cerita tentang kakak, hehehe." kata karina canggung, sesekali melirik chery, menyuruh perempuan itu untuk ikut nimbrung, tapi yang ada chery malah kicep.

Rose mengangguk paham, "Kamarnya raya dimana ya ? Gue mau ambil barang-barangnya nih."

Belum sempat karina menjawab, seorang laki-laki tiba-tiba muncul dari ruang tengah dengan wajah paniknya, "Barang raya kenapa di ambil ?"

Satu alis rose terangkat, ia melirik laki-laki yang berdiri dibelakangnya, "Jun, dia ya ?"

Juna menaikan kedua alisnya, "Yoi, itu haikal."

Rose memperhatikan haikal dari atas sampai bawah dengan tatapan intens. Membuat haikal yang awalnya panik karena mendengar omongan rose sekarang malah merasa ketar-ketir karena tatapan rose.

Jangankan haikal, bahkan hanif dan harish pun juga merasa ketar-ketir, mereka tidak bisa membayangkan jika mereka adalah haikal, mungkin mereka akan langsung ngacir ke kamar masing-masing.

New Happiness | haeryu au✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang