7: Villa

989 158 11
                                    

"Gue pingin nyium lo."

Raya berdecak, "Kal, jangan ngerusak suasana, baru aja gue ngerasa berterimakasih karena pertolongan lo tadi siang."

Haikal menggeleng, "Gue serius." katanya lalu kedua tangannya kini memegang pinggang raya, mebuat perempuan itu langsung melirik tangan haikal yang berada dipinggangnya.

Raya menatap haikal, "Lo pasti begini ke semua perempuan."

Haikal tersenyum tipis, "Lo bisa tanya mili, karina atau siapapun perempuan yang ada dirumah ini soal itu, sekali pun gue gak pernah begini ke mereka."

Satu alis raya terangkat, "Berani jamin ?"

"Seratus persen !" kata haikal yakin.

Raya tersenyum tipis, kemudian ia melepaskan tangan haikal dari pinggangnya, "Gak percaya." katanya lalu membalikan badannya, kembali menumpukan tangannya pada railing balkon dan membelakangi haikal.

Haikal berdecak, "Ray, ayolah percaya.. emangnya tampang gue ini tampang pembohong ?"

"Engga."

"Nah itu lo ta-"

"Tampang penipu."

Haikal kembali berdecak, "Aelah."

Tanpa haikal ketahui bahwa raya sedang berusahan menahan senyumnya. Entah kenapa, percakapannya dengan haikal sekarang ini terasa berbeda dengan biasanya.

Tidak ada emosi dan juga rasa curiga sebagaimana biasanya. Jangan tanya kenapa, karena raya juga tidak tau kenapa, mengalir begitu saja.

Tubuh raya menegang ketika haikal tiba-tiba memeluknya dari belakang dan meletakan dagunya tepat dibahu raya.

"Kal...?" panggil raya ketika sudah berhasil mengontrol keterkejutannya atas tingkah haikal ini.

"Hmm."

"Gue gak nyangka lo semesum ini..?"

Haikan menghela nafasnya, "Gue cuma meluk lo dan lo bilang gue mesum ? Please deh ray..."

Raya melepas pelukan haikal, "Gue cuma bilang makasih ke lo hari ini dan lo udah sebegininya." kata raya lalu membalikan badannya menghadap haikal.

"Gue bakal baik sama lo hari ini doang karena lo udah nolong gue tadi siang. Besok kita musuhan lagi." kata raya sebelum akhirnya meninggalkan haikal sendiri dibalkon.

"Anjing lah."

•••

"Ya, pilih, mau sama haikal atau sama rendi." tanya karina.

Raya yang sedang sibuk dengan barang bawaannya itu tidak terlalu menangkap pertanyaan karina, "Siapa aja deh, bebas." katanya asal.

"Yaudah gue semotor sama rendi ya, lo sama haikal."

"Ok- EHHHH BENTAR." kata raya panik, ia baru ngeh dengan omongan karina barusan, "Gue sama rendi aja !!"

Karina memincingkan matanya menatap raya curiga, "Dih, plin-plan deh lo." cibirnya, "Yaudah gue semotor sama haikal, lo sama rendi."

Raya mengancungkan jempolnya, "Sip, thankyou bestie."

Hari ini seisi kontrakan sedikit hectic karena rencana mereka untuk berlibur di villa milik mili. Sedari pagi karina sudah disibukan dengan pembagian kedaraan, semua orang setuju kalau karina adalah satu-satunya orang yang bisa dipercaya untuk mengurus semua ini, untuk itu semua aturan liburan ini dipegang oleh karina.

"Ayo lima menit lagi kita berangkat !!" teriak karina diruang tengah agar bisa didengar seluruh penjuru kontrakan.

Mendengar suara karina, beberapa orang yang masih dilantai dua itu langsung turun membawa barang-barang mereka.

New Happiness | haeryu au✔️Where stories live. Discover now