15: Atma

824 152 8
                                    

"Gue harus apa kalo ketemu keluarga lo ?"

Haikal yang baru saja menarik rem tangan itu menoleh kearah raya yang terlihat tegang. Haikal tertawa, "Muka lu anjir."

Raya menoleh dan menatap haikal kesal, "Bisa-bisanya lo malah ketawa ?! Tau begini gue gak mau ikut !!"

Raya mendengus sebal. Kalau tau haikal akan seperti ini mungkin ia akan mengabaikan segala macam rayuan haikal selama seminggu ini untuk ikut ke bandung bersamanya.

Haikal berusaha menahan tawanya, tangannya terangkat untuk mengacak rambut raya gemas, "Lo gak perlu ngapa-ngapain. Cukup bilang kalo lo pacar gue aja di depan keluarga gue. Gimana ?"

Mata raya melebar, "Emang paling bener gue nolak ajakan lo untuk ikut kayaknya."

Haikal terkekeh, "Bercanda." katanya lalu membuka pintu mobil, "Ayo."

Raya menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha mengontrol rasa gugupnya. Kemudian dengan cepat ia keluar dari mobil dan menyusul haikal.

"A' EKALLLL."

Raya terlonjak kaget ketika mendengar teriakan dari dalam rumah, beberapa detik kemudian sorang perempuan cantik muncul dari balik pintu.

Mata raya mengerjap beberapa kali ketika perempuan itu berlari kearah haikal dan loncat ke gendongan haikal. Untung haikal siap menangkap perempuan itu.

"Ckckck tiap a'a pulang selalu jadi koala." kata haikal sambil menepuk punggung perempuan itu.

Untuk beberapa saat raya merasa canggung. Ia tau betul kalau perempuan itu adalah adik perempuan haikal, dan itu semakin membuat raya bingung harus apa.

"Kenalan dulu sama temen a'a." kata haikal setelah menurunkan adik perempuannya itu dari gendongannya.

Raya tersenyum canggung ketika adik haikal menatapnya, "Serius temen a'a ?"

Haikal mengangguk, "Kalo gimana-gimana ya bisa jadi pacar juga."

"Emangnya udah move on dari kak ennik ?"

Ah, untuk beberapa alasan raya mengerti apa yang dikatakan winona waktu itu. Ternyata menang tidak enak jika masih disangkut pautkan dengan masa lalu.

"Udah, udah lamaaaa." jawab haikal dramatis, "Sekarang kenalan dulu kalian."

Perempuan itu mengulurkan tangannya yang langsung disaambut dengan tangan dingin raya, "Hera, Hera Atma. Adiknya a' ekal."

"Raya, temen kontrakannya haikal. " balas raya memperkrnalkan diri, tidak lupa dengan senyuman manisnya.

Raya pikir awalnya hera tidak suka padanya. Dilihat bagaimana perempuan itu tadi menyebut nama ennik dan raut mukanya yang kurang ramah ketika berkenalan dengan raya.

Tetapi raya ternyata salah, karena nyatanya hera langsung menarik tangan raya untuk masuk kedalam rumah, membuat raya kelabakan.

"Bundddddd... yaaah.... a' ekal bawa cewek !!" teriak hera di ruang tengah, membuat raya panik, sedangkan haikal malah tertawa dan mendudukan dirinya santai di sofa ruang tengah.

Mendengar teriakan anak bungsunya, kedua orang tua haikal langsung keluar dari kamar. Membuat bulu kuduk raya langsung meremang saking tegangnya.

"Mana haikal ?"

Haikal berdiri dari duduknya kemudian mengampiri wanita cantik yang raya yakini bahwa itu adalah bunda haikal.

"Udah disini aja kamu, kal. Harusnya kabarin bunda kalo udah deket, biar bunda siapin makanan." kata bunda haikal sambil memeluk erat anak sulungnya itu.

New Happiness | haeryu au✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang