6. ☘︎☘︎☘︎

438 35 0
                                    

Paginya Senja Sudah Siap Untuk Pergi Ke Sekolah, Seperti Biasa Aksa Meninggalkan Dirinya Dirumah Dan Pergi Ke Sekolah Sendirian, Senja Keluar Rumah Tapi Berhenti Di Ambang Pintu Karena Kehadiran Cakra, Senja Tersenyum Lalu Berlari Kecil Dan Langsung Memeluk Cakra Erat

"Eeh Anak Ayah Udah Mau Berangkat Sekolah Ya? Aksa Mana?" Ucap Cakra Membuat Senyuman Senja Pudar, Senja Langsung Menulis

"Kak Aksa Duluan Karena Harus Latihan Basket, Senja Berangkat Sendiri Nanti" Bohongnya

"Beneran? Senja Ga Bohong Kan?" Tanya Cakra

Senja Mengangguk Sambil Tersenyum, Cakra Menghembuskan Nafasnya Lega Lalu Ikut Tersenyum

"Yaudah Bareng Ayah Aja ya? Ayah Kangen Sama Kamu" Ucap Cakra Dan Senja Langsung Mengangguk Antusias, Setelah Itu Mereka Masuk Ke Dalam Mobil Dan Cakra Melajukan Mobilnya Menuju SMA HIS

Sesampainya Disana Senja Langsung Turun Diikuti Oleh Cakra

"Senja" Panggil Cakra Dan Senja Menoleh

"Inget Pesan Ayah, Kalo Ada Yang Nyakitin Kamu Bilang Sama Ayah! Kalo Gak Kamu Lawan Sendiri, Jangan Terlihat Lemah ya Sayang" Ucap Cakra Lalu Mengusap Kepala Senja Yang Dibalut Oleh Hijab, Senja Diam Dan Akhirnya Mengangguk Sambil Tersenyum Disertai Acungan Jempol, Cakra Terkekeh Lalu Mengecup Dahi Senja Sekilas

"Baiklah Ayah Pergi Dulu Ya Sayang, Semangat Belajar Nya" Ucap Cakra Sambil Mengangkat Sebelah Tangannya Diangguki Oleh Senja, Kemudian Cakra Masuk Ke Dalam Mobilnya Dan Pergi

"Maafin Senja Udah Bohong Sama Ayah, Senja Gamau Kalo Ayah Sedih" Batin Senja

Setelah Itu Senja Berjalan Masuk Ke Dalam Sekolah, ia Harap Hari Ini Akan Baik-Baik Saja Tapi Tidak, Yunda Datang Bersama Bela Dan Langsung Menyeretnya Ke Tengah Lapangan

"Hay Guysss, Liat Nih Kami Punya Badut" Ucap Yunda Dan Semua Orang Menatap Ketiga Orang Itu, Yunda Mencoret-coret Wajah Senja Menggunakan Spidol Dan Menaruh Hidung Bulat Yang Biasa Dipakai Oleh Badut

Hhhh Dasar Si Bisu!

Yakkk Si Bisu Nge badut Guysss

Yuhuuu Hiburan Bagus Nih Pagi²

Celoteh Orang-orang Heboh Dan Ikut Melempari Senja Menggunakan Kerikil Dan Tertawa Puas

"Badut Joget Dongg" Pinta Yunda Mengerucutkan Bibirnya Membuat Senja Jijik Dalam Hati, Senja Menggeleng Tanda Tak Mau Dan Bela Langsung Mendorong Senja Sampai Gadis Itu Tersungkur Membuat Telapak Tangannya Terluka

"Tinggal Joget Aja Apa Susahnya Sih!" Bentak Bela Lalu Menarik Jilbab Senja Sampai Gadis Itu Terdongak Ke Atas, Bela Langsung Menghempaskan Jambakan Nya Dan Mengelap Tangannya Menggunakan Tisu Seperti Habis Kena Kotoran

Byur...

Yunda Menyiram Senja Menggunakan Air Pel Yang Sudah Dicampur Dengan Kotoran Sapi Membuatnya Sangat Bau, Yunda Dan Bela Serta Para Siswa-siswi Mentertawakan Senja

Senja Merasa Sangat Dihina Sekarang, Gadis Itu Berdiri Dan Langsung Menampar Pipi Yunda Kuat Sampai Perempuan Itu Menoleh Ke Samping, Yunda Menatap Senja Tajam Lalu Menjambak Senja, Hampir Saja Hijab Senja Terlepas Tapi Langsung ia Tepis Tangan Yunda Dari Jilbabnya

"Apa-apaan Ini!" Ucap Aksa Yang Baru Saja Datang

"Aksa!!! Dia Nampar Aku" Adu Yunda Sambil Memeluk Tangan Aksa Manja, Aksa Melepas Tangan Yunda Membuat Perempuan Itu Mengerucutkan bibirnya Dengan Mata Yang Berkaca-Kaca, Senja Menatap Aksa Dengan Nafas Yang Memburu

Aksa Menatap Balik Senja Dan Langsung Pergi Diikuti Oleh Yunda, Senja Menyeka Air matanya Kasar Lalu Pergi Ke Toilet Untuk Membersihkan Seragamnya, Dulu Senja Selalu Menyelamatkan Aliya Saat Dibully, Tapi Sekarang? Ketika ia Dibully Tak Ada Satupun Orang Yang Membantunya

Senja Selalu Membawa Pakaian Ganti Karena ia Tau Pasti Akan Terjadi Hal Yang Sama Di Sekolah, Dibully Habis-Habisan Dan Tak Diperdulikan Oleh Aksa Suaminya, Belum Aja Zafrel Yang Tau, Laki-laki Adalah Ketos Jadinya Selalu Sibuk Saat Di Sekolah

Setelah Selesai Mengganti Seragamnya Senja Memutuskan Untuk Pergi Ke Perpustakaan Guna Menenangkan Pikiran Nya Dengan Membaca Buku Atau Lainnya, Senja Duduk Di Salah Satu Kursi Perpustakaan Saat Sudah Memilih Buku Untuk ia Baca, Buku Yang ia Ambil Bertajuk, Tulisan Senja.

Walau senja menghantarkan ke kegelapan, banyak orang yang menyukai indahnya fenomena sore hari penghantar ke gelap malam itu. Warna langit yang menguning yang kemudian berganti menjadi orange, memerah, hingga sang mentari terbenam dan tak bisa kita lihat lagi pada hari itu.

Seperti masa kecil, senja dipandang bukan karena ia indah saja, tapi karena ia datang hanya sekejap.
Semerbak rindu kuasai udara panas ini. Senja pun ikut berdebar menanti beritamu tentang perang dan cinta.

Sama seperti matahari yang tidak pernah membenci senja, mengucapkan selamat tinggal ketika waktunya sudah habis.

Terkadang senja mengingatkan pada rumah, pada orang-orang yang membuat hati kita rindu untuk pulang.

Hiduplah seperti senja, ia datang untuk selalu menghadirkan ketenangan dan saat ia pergi, ia membuat kerinduan di dalam hati.

Walau hanya sejenak, senja kemudian beranjak dan meninggalkan kesan yang sangat singkat. Sempatkanlah bersyukur.

Layaknya seorang pacar, senja juga mendatangkan kerinduan. Saat ingin bertemu, kita harus menunggu lebih dahulu. Sama halnya seperti dirimu, aku harus rela menunggu, walau itu lama yang terpenting aku mampu melepas rindu.

Akan tiba masanya di mana rindu tak lagi butuh temu, bukan pula termasuk hadirnya orang yang baru, namun hati yang telah beku; terlalu lama menunggu hadirnya dirimu

Jadilah sang malam agar kau bisa merasakan rindu, dan jadilah engkau senja agar kau tahu rasanya menunggu.

Kutuliskan rindu di malam yang indah ini, namun tidak untuk kau baca. Karena rindu ini sebenarnya telah kau titipkan di tepian senja.

Jika ia tak sendu, ia bukan senja. Jika ia tak sepi dan sunyi, ia juga bukan senja. Terlebih jika ia tak meninggalkan rindu. Ia bukan senja.

Walau kita ditakdirkan untuk berjauhan, tapi ingat kita masih menatap senja yang sama yang terbenam di ufuk barat, ialah senja.

Jika kau rindu pada seseorang, datang dan tataplah senja sebelum ia berganti malam. Titipkan pesan dan rasa rindumu padanya.

Langit menghitam, senja telah pergi. Angin sepoi berhenti bertiup sejenak, dan kini tinggal tersisa rindu di dalam hati yang belum sempat kutitipkan pada senja.

Walau ia datang untuk menenangkan, namun saat ia pergi membuat kegundahan, karena rindu ini belum sempat ku sampaikan.

Seperti rindu, ia datang sekejap untuk melepas kerinduan dan kegundahan hati yang lama membekas.

Senja membawa angin sore yang menyampaikan pesan-pesan kerinduan bagi mereka yang menatapnya hingga malam tiba.

Aksaza||Tulisan SenjaWhere stories live. Discover now