47. Fakta sebenarnya

264 17 8
                                    

Senja mengayunkan genggaman tangannya bersama megan, laki-laki bertubuh jangkung itu terlihat sangat senang dan bahagia bisa berjalan bersama senja bahkan bisa menggenggam tangan perempuan itu.

Tangan sebelah senja masih setia memeluk boneka bebek yang megan dapatkan di tempat bermain tadi, Beberapa menit setelahnya mereka sampai di depan rumah, perhatian Megan teralihkan melihat boneka bebek itu terjatuh ke lantai bersamaan dengan genggaman tangan yang terlepas. Senja berlari kecil ke dalam dan langsung memeluk sosok laki-laki yang sempat ia tangisi beberapa bulan ini.

"Kak Aksa ke mana aja haah!?" racau senja menangis sambil memukuli dada laki-laki itu, Aksa memeluk istrinya kemudian melonggarkan pelukan nya saat senja sudah merasa tenang. "Masuk dulu ya? Aku ceritain semuanya" Aksa mengajak istrinya itu masuk ke dalam diikuti oleh maikel dan juga Ada pak cakra disana.

Teman-teman Aksa pun Ikut masuk kecuali Morgan, laki-laki itu menatap Megan yang membatu di depan gerbang. Laki-laki itu mengulum bibirnya lalu menyeka air matanya yang hampir terjatuh lalu mengambil boneka bebek itu dan memeluknya. "Benar, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, seperti harapanku saat ini" batin Megan

Morgan mendekat dan menepuk pundak Saudara kembarnya itu, "Are you okay?" Megan menggeleng sambil menyunggingkan senyuman serta air mata yang menetes bersamaan dengannya menyugar rambutnya ke belakang. Mama dea yang melihat keadaan megan jadi merasa bersalah karena sudah memberikan harapan palsu pada Megan.

Mama dea mendekat dan memegang pundak laki-laki jangkung itu, "Maafin tante ya Megan, tante udah bikin kamu sakit hati" sesal mama dea, Megan menghapus air matanya dan tersenyum menatap mama dea

"Gppa kok tante, Titip ini buat senja, saya permisi dulu" mama dea menerima boneka bebek pemberian megan untuk senja, kemudian megan berlalu dengan tangan yang terkepal sampai gemetar. Hatinya bagai bayi burung yang Sudah bisa terbang tapi tiba-tiba terjatuh saat itu juga.

"Tante masuk aja, Biar saya susul abang saya" Izin Morgan dan langsung berlari kecil, mengejar langkah megan yang besar. Mama dea menghela nafasnya pelan dan kemudian masuk ke dalam.

∞∞

"Ayo ceritain!" rajuk Senja melipat tangannya diatas perut buncit nya. Aksa menarik nafasnya siap untuk bercerita.

"Aku salah ngomong, ternyata maikel pesen tiket pesawat Lion-R 17 bukan Lion-R 12, yang pesen tiket pesawat Lion-R 12 itu ayah" Ucap Aksa mulai bercerita.

"Tas aku sama ayah ketukar, alhasil password kami juga ketukar, Aku dituduh menggunakan Password ilegal karena password nya beda sama KTP, aku di tahan sama polisi di LA selama dua bulan ini"

"Selama aku di tahan, maikel urus Pembuatan password baru hingga akhirnya aku bisa pulang sekarang" semua orang mendengarkan dengan seksama.

"Lalu bagaimana sama ayah?" tanya senja.

"Kecelakaan pesawat itu benar-benar terjadi, Beruntung, ayah Sudah terseret arus sebelum pesawat meledak dan ditemukan warga di tepi pantai dan dirawat sama mereka, Tas ayah tentunya tertinggal di pesawat yang aslinya itu adalah tas milik Aksa" jelas Pak Cakra

"Berarti selama ini Kita semua udah salah paham, Benerkan apa kata aku, kak Aksa belum meninggal! Untung ayah selamat" Ucap senja mengerucutkan bibirnya Sembari memeluk sang ayah. "Ayah baik-baik saja, masih ada orang baik diluar sana yang mau menolong ayah" senja mengangguk mengiyakan.

"Ekhem" deheman Aksa mengalihkan perhatian senja, Pak cakra yang paham segera melepaskan pelukan sang anak. "Ayah ke kamar dulu ya? Mau istirahat" pamit pak cakra dan berjalan menuju kamarnya.

"Mama sama papa juga" pamit pasutri itu dan langsung masuk ke dalam kamarnya. tak jauh dari ruang tamu.

"Engga kangen sama aku gitu" gumam Aksa pelan tapi masih bisa terdengar oleh telinga mereka semua. Senja mengulum senyumnya lalu duduk di atas pangkuan Aksa. Ia memeluk leher Aksa cukup erat. "Kangen banget tau! Tega banget bikin aku nangis" sergah senja.

"Maafin aku ya, aku ga inget sama nomor kalian semua untuk diberi kabar" sesal Aksa. "Gppa kok, yang penting kamu udah pulang keadaan selamat" bahagia senja tersenyum hangat.

"Ekhemm, Nasib gue jomblo gini amat" imbuh maikel. "Makanya cari jodoh" sungut andre. "Ya-ya-ya"

"Oh iya, kalian udah pada gendong anak aja nihh" goda maikel melihat para papa muda itu tengah menggendong buah hati mereka kecuali Aksa.

"Gue juga sebentar lagi bakal gendong anak." bangga Aksa mengelus perut buncit senja gemas.

"Emmm" Gumam bayi perempuan yang tengah tidur di gendongan andre. "Wihh cepet gede ya, nanti saya nikahin" gurau maikel menatap lekat wajah bayi perempuan itu.

"Ogah gue nikahin anak gue sama kakek-kakek kayak lo" Sarkas andre mengundang tawa dari semuanya.

"Bercanda elah" elak maikel.

"Btw, namanya siapa-siapa nih?" tanya maikel penasaran. "Kepo" sahut andre menyebalkan.

"Serius nihh, aelah" tukas maikel yang sudah sangat penasaran.

"Namanya DERA AQUENE ZIGAZ" Jawab Rahmi, Maikel Mengangguk-anggukan kepala nya paham.

"Nih bocil juga siapa namanya?" Penasaran maikel menatap wajah tenang bayi laki-laki yang berada di gendongan laskar.

"Namanya ALERIK ZARENRA" jawab laskar santai, takut anaknya itu terbangun. "Wihh keren amat" puji maikel mencoel hidung bayi laki-laki itu pelan.

"Yaudah ini udah malem, Kalian nginep disini aja dulu" ujar Aksa mendapat anggukan dari semuanya.

Baru saja semuanya berdiri. Perhatian mereka teralihkan kepada senja yang memegangi perutnya sambil meringis. "Aws, sakit" ucapnya mengadu

"Sayang? Kamu gppa?" Tanya Aksa panik. "Aws kak sakit banget" keluh senja yang merasakan sakit hebat pada perutnya. Aksa jadi teringat bahwa usia kandungan senja yang sudah berusia sembilan bulan dan mungkin saat ini senja mengalami kontraksi.

Tak menunggu lama-lama, Aksa menggendong senja dan masuk ke dalam mobilnya, laki-laki itu melajukan mobilnya membelah ibukota malam ini.

"Ada apa?" tanya pak cakra serta kedua orang tua Aksa yang terbangun.

"Senja kontraksi om, tante" seketika wajah bantal itu berubah menjadi segar. "Kita sebentar lagi punya cucu" ucap ketiga orang tua itu sambil bersorak-sorai.

"Kita susul mereka sekarang"

Setelah itu mereka menyusul ke rumah sakit. Tapi sebelumnya andre dan laskar sudah menitipkan anaknya pada babysitter. Tak baik membawa-bawa bayi keluar jam segini.

Aksaza||Tulisan SenjaWhere stories live. Discover now