43. 🛫

245 19 3
                                    

Akhirnya senja berhenti mual dan pusing setelah meminum obat penguat janin dari dokter arlan serta meminum susu bumil yang telah dibelikan oleh Reynold.

"Sayang?" Panggil Aksa entah yang keberapa kali, Sejak kepulangan Maikel dan dokter arlan senja belum membuka suaranya dan mendiamkan panggilan darinya. Aksa jadi kebingungan sendiri. Aksa menghela nafasnya sabar. Ia harus ingat pesan dokter arlan tadi.

"Kenapa hm? Kalo ada apa-apa bilang sama aku, ingat pesan dokter tadi, kamu ga boleh stress" imbuh Aksa memegang kedua tangan senja. Perempuan itu perlahan mendongak dan menatap Aksa.

"Tadi, badut itu bilang kamu single, kamu yang nyuruh?" tanya senja dengan mata yang Berkaca-kaca. Aksa yang paham dengan maksud badut itu adalah karina segera menggelengkan Kepalanya. "Aku ga pernah bilang kayak gitu, kamu Istri aku" sahut Aksa pelan.

"Kamu istri aku dan aku Suami kamu, tidak ada yang bisa merubah itu" sergah Aksa meyakinkan. Senja menyunggingkan senyuman hangat membenarkan perkataan Aksa.

"Yaudah bobo ya? Kerjaan aku sebentar lagi selesai habis itu kita pulang" senja mengangguk mengiyakan lalu berbaring di sofa dengan paha Aksa sebagai bantal. Baru beberapa menit perempuan itu sudah tertidur akibat kelelahan.

"Selamat tidur sayang" Ucap Aksa pelan lalu mengecup dahi senja singkat kemudian kembali menyelesaikan pekerjaan nya agar bisa segera pulang.

∞∞

Langit yang biru kini telah berganti menjadi Oranye, Matahari telah bersembunyi di ufuk barat. Awan putih tergantikan dengan awan gelap yang berarti hari menjelang malam.

Aksa baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan ingin segera membawa senja pulang ke Mansion tapi pak Cakra mertuanya meminta mereka ke rumahnya karena mertuanya serta kedua orang tua Aksa merindukan senja.

Aksa membangunkan senja dengan Hati-hati Sampai Perempuan itu Membuka matanya perlahan. Aksa membantu senja duduk lalu membenarkan Hijab yang dipakai sang istri.

"Kita Pulang ya? Tapi ke rumah ayah, Ada mama sama papa juga, katanya mereka kangen sama kamu" Ucap Aksa tersenyum, senja mengangguk setuju dan Aksa langsung menggendong senja tiba-tiba.

"Eeh aku bisa jalan sendiri kok" Pinta senja tapi Laki-laki Itu dengan gagahnya berjalan melewati koridor kantor yang masih ramai dengan para Karyawan-karyawati lembur malam ini. Senja merasa malu dilihat oleh beberapa pasang karyawati disana dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Aksa.

Tuan muda idaman banget.

Nona, tukeran posisi yuk.

Beruntung banget bisa nikah sama tuan muda.

Menikah denganmu..it's my dream!

Teriakan Dari beberapa karyawati disisi koridor, Aksa tidak menggubris hingga sampai di mobilnya dan mendudukkan senja di kursi belakang agar Perempuan itu lebih mudah untuk beristirahat. Aksa mengitari mobil lalu masuk ke bagian kemudi.

∞∞

Tak sampai 30 menit mobil sedan itu terparkir sempurna di halaman depan, rumah Pak Cakra.

Penghuni dalamnya pun langsung keluar mendengar mesin mobil yang berhenti. Mama dea mendekati senja dan menuntun perempuan itu masuk ke dalam. Aksa tersenyum melihat mamanya yang sangat sayang kepada istrinya.

Aksa beserta para orang tua itu segera menyusul ke dalam dan duduk di sofa. "Gimana kabar kalian? Baik kan?" tanya mama dea ramah.

"Baik kok ma" jawab senja lembut disertai senyuman. "Kalo mama gimana?" lanjut senja

"Mama baik kok, maaf ya kemarin gabisa dateng ke peresmian suami kamu" Imbuh mama dea mengerucutkan bibirnya. Yang mana mereka tidak menghadiri peresmian aksa kemarin dikarenakan ada pekerjaan penting diluar negeri.

"Gppa kok ma, Sekarang Aksa udah resmi kok jadi ceo" Sahut Aksa

Papa rehan menepuk pundak Aksa serempak dengan Pak Cakra. "Bagus kalau begitu, Sekarang kamu bertanggungjawab atas kantor itu tapi jangan membuat kamu lupa dengan tanggungjawab kamu sebagai suami" nasihat Papa rehan dan Pak Cakra.

Aksa tersenyum dan mengangguk disertai acungan jempolnya.

"Cucu mama juga sehat kan?" Sergah mama dea melihat wajah senja Yang sedikit pucat.

"Alhamdulillah sehat mah, Cuma ada masalah sedikit tadi pagi di kantor" Jawab senja Ragu-ragu.

"Astaghfirullah, Ada masalah apa?" cemas Mama dea. "Itu semua gara-gara sekretaris sialan mah, Tapi tenang aja, cucu kalian aman kok" timpal Aksa bersemangat.

"Iyaaa, Cuma didorong Dikit" sungut senja tersenyum. "Apa!??" Pekik mama dea.

"Siapa orang itu yang udah berani dorong menantu mama! Bagaimana jika kamu kenapa-kenapa senja" lirih mama dea khawatir.

"Udah Baik-baik aja kok mah, udah diperiksa juga sama dokter, katanya anak kami sehat" ujar senja meyakinkan.

"Syukurlah Kalau begitu"

"Aksa juga udah pecat dia, takutnya nanti terjadi lagi saat senja mau berkunjung ke kantor aku" Sarkas Aksa tak kalah khawatir.

"Tindakan yang bagus nak, dia hampir mencelakai istri dan anak kamu"

"Iyaa mah"

"Yasudah, Kalian udah dapet kabar?" Tanya Mama dea.

"Kabar apa mah?" Sahut senja menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Rahmi tadi siang mengalami kontraksi" Sergah pak cakra.

"Beneran? Terus gimana mah, yah?"

"Rahmi akan segera melahirkan" sungut Papa rehan. "Wah, ga nyangka" imbuh senja mengelus perutnya sendiri.

"Emang mereka ga hubungi kalian?" Senja menggeleng. "HP aku ketinggalan dirumah yah."

"Mereka pasti hubungi kami tapi HP aku aksa matiin" kata aksa. "Besok pagi aku mau jenguk Rahmi ya?" izin senja pada aksa.

"Boleh, pas sekali aku mau berangkat ke LA malam ini" ucap aksa hampir lupa dengan keberangkatannya bersama maikel nanti.

"Lah? Kok tiba-tiba sih" Sahut senja. "Aku lupa, cuma sehari aja kok"

"Yaudah deh"

"Makasih sayang, aku berangkat nya naik pesawat lion-R 12 " beritahu aksa. Senja mengangguk mengiyakan.

"Ayah juga mau berangkat ke LA malam ini, Mungkin sekitar lima hari" kata pak cakra

"Baiklah"

˚˚˚

Langit sedang menangis, air hujan mengguyur muka bumi, Suara petir bergemuruh. Angin berhembus dengan kencang. Kini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, aksa sudah berangkat sekitar 2 jam yang lalu. Senja duduk di tepi ranjang.

"Diluar hujannya deras banget, anginnya juga kenceng" Gumam senja melihat keadaan luar dari jendela kamar yang gorden nya sedikit terbuka.

"Semoga Kak aksa sampai tujuan dengan selamat" doa senja menghela nafasnya pelan. Perempuan itu berbaring dan tidur.

Aksaza||Tulisan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang