45. Pencarian

212 18 7
                                    

"Kami menemukan ini, siapa tau ini milik keluarga bapak" Tim SAR memberikan sebuah Tas Kulit kepada papa rehan. Pria itu segera membuka nya dan alangkah terkejutnya ia melihat isi tas itu. "Terimakasih" sahut papa rehan. "Sama-sama Pak" setelah itu para tim SAR kembali menyusuri lautan.

Papa rehan berjalan lesu di tepi laut, hari ini adalah hari evakuasi para korban, Tim SAR menemukan tas kulit berwarna hitam dan terdapat password beserta handphone Aksa di dalamnya.

Di pantai ini sangat ramai dengan anggota tim SAR serta keluarga korban, kabarnya pesawat hilang kendali saat hujan badai semalam. Hujan serta petir yang bergemuruh berhasil mengguncang pesawat hingga pesawat terjatuh ke tengah laut.

Bahan bakar tumpah dan mengakibatkan Pesawat meledak di dasar laut, Tim SAR sudah menemukan Sebagian para korban, diantara ada yang meninggal dan hanya sedikit yang selamat, itupun dirawat dirumah sakit dan nyawanya sudah berada di ujung tanduk.

Papa rehan memukul sebuah pohon di sampingnya. Pria itu mengusap wajahnya gusar. Bagaimana nasib menantu dan juga cucunya jika Aksa sudah benar-benar tiada.

"Aksa kembali nak.. Kasihan istri mu" lirih papa rehan mengedarkan pandangannya ke penjuru pantai.

"Permisi pak" sapa seorang anggota tim SAR. "Apa ada petunjuk lain?" sahut papa rehan

"Sepertinya anak bapak sudah benar-benar Tiada pak, dari 120 penumpang, kami baru menemukan 70%, kami sudah menyusuri seluruh pantai ini kecuali laut yang berada di selatan" jelas tim SAR membuat Papa rehan tercekat.

"Terus cari!! Belum tentu anak saya sudah tiada" sergah papa rehan. Tim SAR menghela nafasnya pelan dan pada akhirnya mengangguk setuju.

"Kalian tidak perlu khawatir soal bayaran! Saya akan bayar kalian berkali-kali lipat jika berhasil menemukan anak saya" tim SAR mengangguk kemudian pergi dan lanjut mencari keberadaan para korban.

Papa rehan melihat ke layar ponselnya, sejak tadi senja terus mengiriminya pesan. Menanyakan tentang Aksa.

Senja

|ayah, kak Aksa udah ketemu?

|kak Aksa baik-baik aja kan?

|cepet pulang sama kak Aksa, senja kangen hehe

|Ayah, cepet pulang, mama pingsan

Melihat pesan terakhir dari senja papa rehan segera bergegas pulang menuju rumah Besannya. Tempat istri dan menantunya berada.

Papa rehan berlari masuk ke dalam rumah setelah sampai disana. Diruang tamu terlihat senja yang tengah mengompres Sang istri yang terkulai lemah. Senja menoleh ke papa rehan dan melihat ke depan berharap Aksa ikut masuk, Namun nihil beberapa detik senja menatap pintu itu. tak ada seorang pun lagi yang masuk.

"Kak Aksa udah ketemu kan yah?" tanya senja pelan dengan mata yang Berkaca-kaca. Papa rehan menggeleng lemah disertai hembusan nafas pasrah. "Tim SAR bilang, mungkin Aksa sudah tiada" beritahu papa rehan dengan berat hati.

"Ga mungkin yah! Kak Aksa pasti masih hidup" sergah senja.

"Yah?" panggil mama dea pelan saat ia sudah tersadar. "Anak kita mana yah" tanya mama dea dengan raut wajah penuh harapan. Papa rehan lagi-lagi menggeleng.

"Anak kita masih hidup! Aksa ga mungkin meninggal yah" ucap mama dea histeris. Papa rehan langsung memeluk istrinya kemudian ikut menangis.

"Kita harus ikhlas, papa masih cari keberadaan Aksa, tapi kemungkinan besar nanti Aksa ditemukan dengan keadaan sudah tak bernyawa" penuturan papa rehan barusan berhasil membuat hati senja bagai teriris belati tajam.

"Senja ga percaya! Kak Aksa pasti masih hidup!" racau senja dan berjalan keluar dari rumah, "senja, Mau kemana kamu" papa rehan ingin mengejar senja tapi mama dea kembali tak sadarkan diri. alhasil papa rehan membawa istrinya ke kamar.

Senja membuka gerbang utama dan keluar, Perempuan itu melihat sekeliling berharap matanya menangkap sosok Aksa yang bersembunyi. "Kak Aksa!!! Keluar dehh gausah Sembunyi-sembunyi segala" ucap senja setengah berteriak.

"Kak Aksa dimana!!!" lirih senja dan terduduk di tanah, Rintik hujan mulai turun membuat senja basah kuyup. Para tetangga merasa iba melihatnya, pasti sangat menyakitkan kehilangan seorang suami disaat tengah mengandung. Begitulah keadaan senja sekarang.

"Senja" Panggil megan yang baru saja sampai, laki-laki itu membantu senja berdiri dan membawanya masuk ke dalam. Megan mendudukkan diri beserta senja di sebuah kursi kayu di teras rumah, senja memeluk tubuh megan dan Menyandarkan kepalanya di pundak megan lalu menangis.

"Kak Aksa di mana.." pertanyaan yang sama dari orang yang sama. Megan tak kuasa menjawab pertanyaan senja. Tim SAR bilang bahwa Aksa pasti sudah tiada. Megan mengusap punggung perempuan itu agar merasa tenang.

Hari semakin larut, Hujan pun tak kunjung reda. Megan masih setia pada posisinya menopang beban kepala senja. Perempuan itu sudah tertidur karena lelah menangis. Megan memerhatikan wajah senja dari samping.

"Gue harap lo kembali Aksa, istri lo butuh lo" gumam megan mengelus pipi chubby senja menggunakan jari telunjuknya.

"Megan?" Laki-laki itu menoleh ke belakang saat papa rehan memanggilnya. "Senja tidur om" beritahu nya

"angkat saja ke dalam, Dia pasti kelelahan" megan mengangguk kemudian menggendong senja dan masuk ke dalam rumah.

Megan menidurkan senja di sofa tapi saat ia ingin pergi senja menahan tangannya. Posisi sedang tidur. Megan melirik papa rehan dan mendapat anggukan. Megan kembali duduk di sofa dan mengangkat kepala senja ke atas pangkuan nya.

"Dia pasti ngira bahwa kamu itu Aksa, bertahan dulu ya?" pinta papa rehan. Megan mengangguk kemudian papa rehan kembali ke kamarnya. Megan menatap wajah damai senja yang tidur. "Gue ga munafik, Sepertinya gue punya rasa sama istri lo Aksa" ucap megan

"Tapi rasa itu ga sebanding sama ikatan persahabatan kita, gue harap lo kembali"

"Senja butuh lo bukan gue" megan menarik nafasnya dan menghembuskan nafas lega setelah mengungkapkan semua isi hatinya. Megan terus menatap lekat wajah cantik senja. Tangannya terulur mengelus perut buncit senja.

"Do'ain ayah kamu, semoga dia baik-baik aja" Bisik megan Ke perut senja.

Sedari tadi papa rehan beserta mama dea mendengar semua ucapan Megan, mereka berencana menikahkan senja Dengan megan jika Aksa sudah benar-benar tiada. Mereka akan bicarakan dengan Pak cakra nanti, itu demi masa depan senja dan anaknya.

Megan pun pasti tidak akan menolak jika ia memang mencintai senja, tapi entah dengan perempuan itu sendiri, sekarang saja ia masih sangat menolak kenyataan.

Aksaza||Tulisan SenjaWhere stories live. Discover now