SURREPTITIOUS : 02

1.7K 270 45
                                    

Milik Masashi Kishimoto
Story by Aliza_H
Don't forget for vote and comment~
Happy Reading!

.

.

.

Sakura's Apartment

Waktu telah menunjukan pukul 22

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu telah menunjukan pukul 22.25, tetapi kedua bocah berbeda gender itu masih terjaga, bahkan masih terlihat segar dengan berlarian saling kejar. Sakura menghela nafasnya pelan melihat tingkah kedua anak kembarnya itu.

Untunglah esok hari adalah hari Minggu sehingga mereka bebas untuk tidur jam berapa pun selama tidak melewati tengah malam. Begitulah, kedua bocah dengan perbedaan pada bola mata serta Surai yang nyentrik itu memang selalu memanfaatkan waktu libur sekolahnya.

Sekolah?

Yups, biarpun usianya belum genap 5 tahun, tetapi keduanya sudah lancar membaca, menulis dan menghitung. Mereka terlahir dengan cerdas, membuat mereka dapat masuk Elementary School lebih cepat dari anak lain pada umumnya. Sakura tentu saja paham mengapa mereka bisa terlahir jenius seperti itu.

Bayangkan, Ayahnya seorang Uchiha Sasuke si pengusaha muda yang Jenius dalam bisnis. Memiliki IQ 190, pemegang posisi ketiga setelah Nara Shikamaru dan Uchiha Itachi dalam kategori Japanese Golden Boy.

Dan Ibunya adalah Haruno Sakura, seorang dokter spesialis bedah di salah satu rumah sakit besar, dengan IQ sekitar 178. Memiliki tingkat ketelitian yang sangat tajam sehingga tak jarang dia mendapatkan berbagai penghargaan dari profesinya sebagai seorang dokter.

Walau dikatakan sibuk oleh pekerjaannya, namun sebisa mungkin Sakura berusaha untuk meluangkan waktunya bersama anak-anaknya. Bagaimanapun, Saruka dan Sarada hanya memiliki dirinya disamping mereka. Dia juga harus mampu merangkap peranan seorang Ibu dan Ayah secara sekaligus.

Berat? Munafik rasanya jika Sakura menjawab tidak.

Tapi, itu sudah keputusan Sakura. Dirinya amat sangat mencintai putra dan putrinya. Bahkan terkadang dia sampai melupakan fakta bahwa dia merawat, membesarkan, dan mendidik kedua anaknya sebagai orang tua tunggal.

Diam-diam Sakura menatap kedua anaknya dengan wajah sendu. Seandainya ia mampu memberitahukan semuanya pada Sasuke, mungkin saat ini ia dapat merasakan kebahagiaan berkali-kali lipat dengan pria yang dicintainya.

Ingin sekali rasanya Sakura egois. Memberitahu Sasuke akan semua hal terjadi, juga tentang Saruka dan Sarada. T-tapi...

Tidak bisa!

Jika ia memilih untuk egois, akan ada banyak pihak yang tersakiti olehnya. Jadi, biarlah Sakura yang mengalah pada kebahagiaannya. Selama ada anak-anak nya, Sakura masih mampu merasakan kebahagiaan tersebut.

Biarlah ia yang terus lari dan bersembunyi dari dunia luar jika itu memang yang terbaik. Walau setiap detiknya, tak jarang Sakura terluka oleh rindu yang tak kunjung tersampaikan.

SURREPTITIOUSWhere stories live. Discover now