SURREPTITIOUS : 26

904 109 17
                                    

Milik Masashi Kishimoto
Jangan lupa Vote dan komen
A Story by Aliza_H
Happy reading!

.

.

.

.

Saruka dan Sarada bergegas turun saat Sakura yang sudah turun lebih dahulu, membukakan pintu dengan lebar. Kedua anak kembar tidak seiras itu nampak begitu antusias dengan tempat yang akan mereka kunjungi saat ini.

Miyajima Aquarium, salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal di Itsukushima.

Kunjungan ini adalah inisiatif Sakura sendiri. Ia sadar jika profesinya sebagai seorang dokter menyita banyak waktu kebersamaannya dengan kedua anaknya. Karena itulah, ia mengajak Saruka dan Sarada kesini.

Walaupun sebenarnya Sarada lebih menyukai hal-hal berbau luar angkasa, tapi tidak Sakura tidak menyangka anak gadis nya itu juga akan antusias seperti itu.

Sasori yang duduk dikursi kemudi menyusul keluar bersama dengan Ameno yang juga duduk disamping kursi kemudi. Kakak kandung Sakura itu terlihat keren dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung macungnya yang tegas.

"Kalian tunggu sebentar! Aku akan beli tiketnya dulu." Setelah mengatakan itu, Sasori pergi berjalan menuju tempat pembelian tiket.

Adapun Sakura dan Ameno pergi menghampiri Saruka dan Sarada yang sudah menunggu lebih dahulu didekat pintu masuk. Kedua bocah itu nampak mengintip-intip pada bagian dalam Aquarium.

Ameno yang melihat tingkah lucu keduanya terkekeh geli, begitupun dengan Sakura yang tersenyum kecil seraya menggeleng-gelengkan kepalanya kecil.

"Tidak kusangka mereka berdua bisa semenggamaskan ini." Ameno menutup mulutnya dengan tangan.

Berselang beberapa saat, Sasori datang dengan lima tiket ditangannya. Saruka yang melihat Sasori berjalan menuju kearah mereka, mengembungkan pipirnya sebal. "Paman, kenapa lama sekali?"

Dengan gemas, Sasori menarik pipi Saruka yang mengembung, "Kau harusnya menemani Paman mengantri."

Pipinya ditarik seperti itu oleh Sasori, Saruka mengaduh kesakitan seraya melayangkan deathglare nya yang justru terlihat lucu dimata Sasori.

"Paman, ayok cepat masuk!" Sarada yang sejak tadi diam saja, kini ikut menimbrung percakapan paman dan keponakan tersebut. Dengan tubuh kecilnya, ia berusaha mendorong tubuh Sasori dari belakang, agar pria berambut merah itu segera bergerak maju menuju pintu masuk.

Tak mau tinggal diam, Saruka juga turut berpatisipasi membantu Sarada mendorong Sasori. Membuat pria merah berwajah bayi itu dibuat kelabakan oleh tingkah kedua keponakannya.

"Hey, hey, hey, pelan-pelan kalian berdua!" Tegur Sasori. "Paman bisa jatuh."

"Memang kami pikirin?!" Sahut kedua bocah itu kompak.

Sakura dan Ameno yang mengekor dibelakang hanya tertawa saja menonton Sasori yang terus dijahili oleh kedua ponakan kembarnya. Baik Sakura maupun Ameno tampak menikmati interaksi lucu antara paman dan keponakan tersebut.

"Ah, mereka benar-benar tumbuh begitu cepat."

Sakura mengangguk, "Benar, Kak. Rasanya baru kemarin Kak Sasori memarahiku karena ikut menangis saat mereka menangis."

"Ah, aku masih ingat betapa stress nya Sasori saat kau mengalami baby blues."

"Aku bersyukur Kak Sasori selalu ada untukku. Kalau tidak ada kak Sasori, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku dan anak-anakku." Sakura menghela nafasnya pelan. Keberadaan Sasori adalah suatu anugrah dalam hidupnya. Ia senang Sasori mau menemaninya bahkan dihari-hari beratnya.

SURREPTITIOUSWhere stories live. Discover now