SURREPTITIOUS : 10

1.4K 258 35
                                    

Milik Masashi Kishimoto
Story By Aliza_H
Jangan lupa Vote and komennya🤗
Happy Reading!!

.

.

.

Tubuh Sasuke menegang begitu melihat sosok yang dibawa oleh Ino. Wajahnya yang biasanya terlihat datar tanpa ekspresi, kini benar-benar tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Bola matanya bahkan hampir keluar melihat bagaimana lebarnya mata itu terbuka. Jangan lupakan rahangnya yang hampir jatuh menyentuh lantai.

Untuk hari ini, Sasuke tidak memikirkan image Uchihanya yang pastinya sudah hancur.

Wanita itu—

"Sepertinya ini kesempatanku untuk mencari pujaan hati." Seru Kiba seraya berdiri dengan senyum cerah. Sepertinya dia merasa telah menemukan tambatan hatinya.

Tanpa sadar Sasuke menahan nafasnya sendiri.

—Bunganya...

Naruto yang juga menoleh kearah pintu Hall, sontak membulatkan matanya. Reaksinya tidak berbeda jauh dengan Sasuke.

Dan tanpa sadar, kepala kuning duriannya pun menoleh pada sosok sahabat ravennya.

"Sasuke, Sakura—"

Belum sempat Naruto menyelesaikan ucapannya, Sasuke sudah lebih dulu bangkit dan berlari kearah sosok itu dengan wajah yang masih terlihat Shock. Bulir-bulir keringat mendadak membasahi dahinya.

Itu dia, wanita yang selama ini ia cari...

Tanpa disadarinya, sudut bibirnya sedikit tertarik hingga terlihat sebuah senyuman tipis, sangat tipis hingga nampak seperti sebuah seringai.

Ah, jika kalian lihat lebih teliti lagi, manik obsidian yang biasanya terlihat suram itu tampak lebih berwarna. Seolah dia telah menemukan kembali cahayanya yang hilang.

Pada kenyataannya, sekeras apapun seorang Uchiha Sasuke berkata jika dia membenci sosok itu, nyatanya hatinya memilih untuk jujur. Jika, masih ada ruang tersendiri dilubuk hatinya untuk sosok tersebut. Sosok yang selalu ia rindukan siang dan malam, sosok yang selalu membayanginya kapanpun dan dimanapun.

Langkah kaki lebarnya membawanya semakin dekat dengan sosok yang ia cari selama bertahun-tahun itu.

Tersisa hanya beberapa meter lagi, langkah Sasuke memelan. Percakapan antar kedua wanita berbeda warna rambut itu kini mulai dapat ia dengar dengan jelas.

"Jidat, aku kan sudah bilang jangan terlambat datang! Aku bahkan sudah bersumpah tidak akan berbicara denganmu jika sampai kau tidak datang."

"Aku minta maaf, Pig. Kau tahu sendiri bukan kalau tempat tinggalku jauh dari sini." Sosok dengan surai Soft pink itu berusaha membuat sahabatnya mengerti.

"Omong-omong, hari ini kau adalah ratunya, Pig. Sai berhasil mewujudkan pernikahan impianmu. Sepertinya, aku harus berterima kasih padanya karena telah membahagiakan sahabat babi ku ini dan memintanya untuk terus menjaga dirimu."

Ino yang mendengarnya mulai berkaca-kaca. "Jidat..." mulutnya manyun ketika melihat lawan bicaranya justru menaikkan sebelah alisnya. Sontak Ino langsung menerjang sosok mungil di depannya. "Sialan! Aku bersyukur memiliki sahabat sepertimu." Ucap Ino mulai terisak.

"Hey, ini hari luar biasamu. Jangan menangis! Kau sudah mendapatkan pangeran impianmu, bukan?"

Perlahan Ino mulai menghapus rintik-rintik air mata yang lolos dari matanya. "Tidak, aku tidak men—"

Ucapan Ino terhenti begitu melihat sosok yang amat ia kenali berdiri tepat di depan matanya dengan wajah yang Ino taksir terlihat ... Merindu?

Hei, raut wajah macam apa itu?!

SURREPTITIOUSWhere stories live. Discover now