SURREPTITIOUS : 14

1.5K 237 67
                                    

Milik Masashi Kishimoto
Story by Aliza_H
Jangan lupa vote dan komen👍🏻
Happy Reading!

.

.

.

6 tahun yang lalu...

Ini adalah hari ketiga Sasori tiba di Tokyo. Sebenarnya, ia merasa enggan untuk datang ke kota—bahkan negara Jepang— ini.

Sudah lima tahun lamanya Sasori menetap di Amerika, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Jepang karena peralihan pimpinan perusahaan Akasuna di Jepang. Sebagai anak satu-satunya dalam keluarga Akasuna, mau tak mau Sasori harus menjadi penerus salah satu perusahaan raksasa tersebut.

Omong-omong mengenai Akasuna, sebenarnya Sasori bukanlah anak satu-satunya. Pria berambut merah itu memiliki seorang adik kecil. Hanya saja, karena sebuah insiden, dia harus kehilangan adik kecil nya dan menjadi satu-satunya (Anak tunggal) dari keluarga Akasuna.

Hari ini, Sasori pulang tidak terlalu larut. Arloji yang melingkar di tangannya pun masih menunjukkan pukul 20.15.

"Huft..." Pria itu menghembuskan nafasnya berat.

Deidara—Sekretaris yang juga merupakan sahabat Sasori—yang sedang menyetir mobil menoleh pada Sasori yang duduk di bangku samping kemudi. "Ada apa, Un?"

Bukannya menjawab, Sasori malah kembali menghembuskan nafasnya. Kota Tokyo yang pada Malam itu tengah di guyur hujan lebat, membuat nafas pemuda Akasuna itu terlihat sedikit menguap.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Dei lagi.

Sasori hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Fokus saja pada jalanmu, Dei! Ini sedang hujan lebat, jangan sampai kau menabrak sesuatu."

Deidara mencebikkan mulutnya mendengar ucapan Sasori. Pria merah di sampingnya itu terdengar seperti sangat meremehkannya. "Keahlian mengemudiku ini bukan kaleng-kaleng, Un. Kau harus tahu, jika kemampuan mengemudiku ini setara dengan Kamui Kobayashi."

Sontak Sasori merotasikan manik hazelnya malas. Kamui Kobayashi? Lelucon macam apa itu?

"Dei, mimpimu terlalu jauh untuk bisa menyamai Kamui Kobayashi." Balas Sasori tidak terima. Hey, Kamui Kobayashi itu idolanya, salah satu legendaris F1 dari Jepang yang selalu bermain dengan halus dan elegan di sirkuit. Dan sekarang, Deidara menyebut kemampuan mengemudi mereka setara?

"Mau aku buktikan, Un?" Deidara menghentikan sejenak mobilnya. Beruntung jalanan terlihat sepi di daerah sini, ditambah hujan yang mengguyur Tokyo membuat jalanan semakin sepi.

"Mau apa kau?" Sasori menoleh begitu Deidara menghentikan mobilnya di tengah jalan.

Bukannya menjawab, Deidara justru menyalakan mobilnya dan membuat suara bergerung seolah mobil sedang mengambil ancang-ancang. Sesaat sebelum pedal gas di injak, Deidara sempat menoleh pada Sasori. "Aku akan buktikan padamu, Danna."

"Hah?! Apa mak—"

BRUMMM

Belum sempat Sasori menyelesaikan ucapannya, Deidara sudah lebih dulu menginjak pedal gas yang sontak membuat Sasori berpegangan pada pegangan di atas kaca mobil. Wajah pria berwajah bayi itu terlihat seperti terkaget-kaget.

"DEI, KAU GILAAA??!! CEPAT KURANGI KECEPATANNYA!!!" Teriak Sasori dengan tangan masih setia berpegangan pada tempat pegangan. Untung dia sudah memakai seatbelt sebelumya, sehingga dia tidak kelabakan untuk memasangkan seatbelt di tengah-tengah kegilaan Deidara.

"NIKMATI SAJA AKSI KU, DANNA." Balasnya acuh, seraya menikmati aksi kebut-kebutannya di tengah hujan dan jalanan yang nampak licin oleh air.

"DEI, JIKA TERJADI APA-APA, JANGAN SER—"

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang