SURREPTITIOUS : 21

1K 155 19
                                    

Story by Aliza_H
Milik Masashi Kishimoto
Vote and Comment!!!


.

.

.

.

.

Aroma kopi bercampur vanilla merengsek masuk kedalam indra penciuman Sakura. Suasana yang tidak terlalu ramai membuatnya duduk dengan tenang di pojokan kafe. Disampingnya terdapat kaca bening yang membatasi dunia luar dengan kafe tersebut. Sedangkan dihadapannya telah tersaji sebuah vanilla latte yang masih mengepulkan asap dan aroma yang halus.

"Bisa kau jelaskan padaku, Sakura-chan?"

Tepat dihadapannya, Naruto duduk dengan pandangan penuh intimidasi, kecewa, khawatir, penasaran juga terkejut yang saling bercampur aduk. Sebuah respon yang tentunya wajar diberikan pada seorang cinta pertama, sahabat, sekaligus saudara tak kandung yang telah lama tidak ditemui dan sekalinya bertemu, dia melihat bagaimana seorang anak kecil tiba-tiba memanggil wanita dihadapannya dengan sebutan mama.

Sakura sendiri tidak dapat menebak isi kepala Naruto yang sesungguhnya.

Dengan iris zambrud yang masih fokus menatap vanilla yang tergambar indah diatas kopi cokelat miliknya, Sakura pun menghela nafasnya pelan.

"Kau sudah lihat, dia memang anakku."

Naruto meraih gelas americano nya, dengan gerakan cepat pria itu meneguknya, menyisakan setengah dari Americano miliknya.

Sebelumnya Naruto telah meminta Hinata untuk pergi lebih dulu ke hotel. Naruto perlu berbicara empat mata dengan Sakura, meminta penjelasan akan banyak hal. Tapi yang ia dapatkan justru jawaban Sakura yang seadanya. Naruto tidak puas. Dia membutuhkan lebih. Sakura adalah sahabatnya.

Naruto kembali bertanya. Mendesak Sakura, walau tahu sahabatnya itu enggan untuk bercerita. "Siapa ayahnya?"

Membuang mukanya, Sakura menatap pemandangan di balik kaca pembatas. Terlihat bagaimana kendaraan dan para pejalan kaki yang berhilir mudik, tapi tidak sedikitpun mengganggu pembicaraan mereka. Dengan pembatas yang tercipta, kafe ini menjadi begitu tenang. Hanya ada alunan suara musik menenangkan yang disetel pada speaker kafe. Alunan suara musik yang lembut bercambur dengan aroma yang mengguar, menciptakan sebuah kesyahduan yang menggelitik.

"Apakah itu penting?" Tak sedikitpun Sakura mengalihkan atensinya dari dunia luar.

Tangan Naruto yang berada tepat diatas meja, terkepal kuat. Wajahnya yang biasanya terlihat lunak kini nampak mengeras dengan rahang yang mengetat. "Tentu saja itu penting. Kau sahabatku, dan aku harus tahu tentang itu." Ungkap Naruto dengan suaranya yang meninggi.

Geram dan Jengkel.

Sikap Sakura yang acuh tak acuh jelas membuat Naruto merasa geram sekaligus jengkel.

Sejenak, Naruto memejamkan matanya. Dia menyadari jika ia terlalu keras pada Sakura. Perlahan pria kuning itu menghela nafasnya kasar. Mencoba merilekskan dirinya sendiri. Tak pernah Sekalipun ia bersikap cukup kasar seperti ini pada Sakura. Sikap Sakura yang seperti ini tanpa sadar telah merebuk kelembutannya yang biasa ia tunjukkan.

Naruto berucap lebih lembut walau tetap tegas setelah berhasil mengais kembali akal sehatnya. "Kau berharga, Sakura-chan. Aku menyayangimu, kau sudah seperti saudaraku sendiri. Aku khawatir padamu, kau tentu tahu akan hal itu." Terselip jelas kekhawatiran dalam ucapannya dan Sakura sadar akan hal itu.

"Jangan terlalu khawatir padaku, Naruto. Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat." Sakura menampilkan senyumannya. Berusaha membuat Naruto percaya jika dia baik-baik saja.

SURREPTITIOUSWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu