TIGA PULUH TIGA📍

791 99 5
                                    

°°°°Happy reading°°°°

Ting tong!

Bel rumah trus berbunyi beberapa kali. Cewek yang baru saja selesai mandi itu langsung menuruni anak tangga dengan masih memakai handuk kimono berwarna putih.

"Sebentar!" ucap Fauna meninggikan suaranya.

Setelah Fauna membuka pintu utamanya ia langsung membulatkan mata saat mendapati seseorang yang ia benci ada dihadapannya. "Ngapain lo ke sini?! Pergi lo, gue gak suka liat muka lo ada di depan gue!" usir Fauna.

Lelaki itu melihat Fauna dari atas sampai bawah dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, Fauna yang melihatnya langsung merasa ngeri.

"Gue cuma mau minta maaf soal kejadian waktu itu," kata Baskara dengan suara tidak ikhlas.

Fauna menyilangkan tangannya di depan dada seraya menatap sinis kehadapan Baskara. "Jangan harap gue bisa maafin lo. Lo itu udah keterlaluan Bas. Gara-gara lo hubungan gue sama Santosa jadi hancur. Dia ninggalin gue dan marah sama gue itu karena lo Baskara! Lo penghancur rumah tangga gue!"

Brak!

Baskara mendorong tubuh Fauna ke dalam rumah, gadis itu terjatuh di lantai dengan naas. Dengan cepat Baskara menutup pintu rumah ini dan mendekati Fauna.

Sorot mata lelaki itu menatap tajam kepada Fauna lalu berjongkok di depannya. Tangan kanannya membelai pipi Fauna membuat Fauna takut. Fauna meneguk salivanya susah payah.

Wajah mereka berdua sangat dekat, mungkin satu senti saja jika lelaki itu maju maka bibir mereka akan menempel. Tangan kekarnya memegang dagu Fauna dengan kasar. "Lo sekarang gak bisa ngapa-ngapain. Cuma kita berdua yang ada di rumah ini," ucap Baskara.

Fauna meringis pelan karena Baskara semakin kencang memegang dagunya.
"Lepasin! Lo jangan macem-macem sama gue!" cecar Fauna.

Baskara tersenyum miring. "Kenapa? Lo takut gue apa-apain, hm?"

"Pergi lo! Atau gue teriak!"

"Silakan lo teriak, karena gak akan ada yang denger!" Senyumnya membuat Fauna semakin takut.

Kini tangannya beralih mengelus pipi Fauna dan saat cowok itu akan mencium bibirnya tiba-tiba Fauna menamparnya dengan keras hingga pipi Baskara terdapat bekasan merah. Dengan cepat Fauna berlari ke lantai kedua menuju kamarnya.

Napasnya terengah-engah jantungnya berdetak kencang. Ia bingung harus kemana lagi selain ke kamar.

Brak!

Pintu kamar terbuka membuat Fauna terlonjat kaget. Gadis dengan handuk tersebut memundurkan langkahnya saat Baskara melangkah maju.

"Bas, mau ngapain lo?" ucap Fauna dengan suara pelan. Ia takut kalau lelaki itu melakukan yang tidak-tidak padanya. Sialnya lagi Fauna masih memakai handuk.

"Lo gak bisa kemana-mana lagi Fauna. Cuma lo dan gue doang yang ada di sini!" kata Baskara tersenyum yang tidak bisa diartikan.

Kedua tangan Fauna memegang handuknya yang mau lepas, kakinya terus mundur beberapa langkah dan---- sial, tubuhnya menabrak tembok yang ada di belakangnnya, hingga ia tidak bisa kemana-mana. Saat itu juga Baskara langsung mengurung Fauna dengan kedua tangan yang menempel kedingding.

"Lo jangan macem-macem!" Fauna menatap Baskara dengan takut.

"Gue gak akan macem-macem ko, gue kan sayang sama lo. Cuma gue mau cium bibir lo, boleh?" Kedua tangannya memegang pinggang Fauna. "Gak ada siapa-siapa sayang. Suami lo juga gak ada. Jadi gak bakalan ketahuan," bisiknya di telinga Fauna.

SANTOSA {END}Where stories live. Discover now