[10.] Bully.

48 2 0
                                    

FOLLOW AKUN INI: brillianadelia
FOLLOW JUGA IG MIMIN: @brillianadeliiaaa_

Notes: banyak typo🙈👁

—————

『 HAPPY READING 』
⇓⇓⇓

✎..
Rafael, Bagas dan Alvin baru saja sampai di apartemen milik Rafael. Tadi mereka sudah makan siang di salah satu cafe yang mereka lewati di jalan.

"Kalian gak balik?" Tanya Rafael lalu duduk di sofa. Rasanya sulit sekali untuk berjalan karena kaki sebelah kiri nya masih sakit.

"Buset, ngusir lo? Tega banget, kita udah baik hati nemenin lo di rumah sakit sama nganterin lo pulang, El." Ucap Bagas tak terima. Dirinya sudah seperti orang asing saja disini.

"Bercanda, baper amat." Balas Rafael santai. Ia menghela nafas panjang lalu menyandarkan kepala nya di sandaran sofa. Sementara itu Alvin datang dengan membawa minuman lalu di taruh ke atas meja depan sofa ruang tamu yang berhubungan dengan tv.

"Minum dulu, El. Tadi pas makan siang lo minum nya dikit." Ujar Alvin. Ini lah sifat Alvin yang paling di sukai Rafael dan Bagas, ia seperti sosok ayah bagi mereka jika sedang ada yang sakit, atau perlu bantuannya.

Rafael pun menurut lalu meminum teh hangat yang barusan di buat oleh Alvin.

"Thank's gays." Ucap Rafael sambil menatap Bagas dan Alvin bergantian.

"You're welcome.." Jawab Alvin yang kini ikut duduk di sebelah Rafael. Sementara Bagas duduk di kursi yang singgel, alias hanya bisa di duduki satu orang.

Plak!

"Aw! Alvin!"

Alvin menunjukkan gaya peace nya di depan Rafael saat ia tak sengaja menampar paha kiri Rafael. Paha dari kaki sebelah kiri yang tadi ketimpahan lampu besar festival.

"Sori."

"Ati-ati, Vin! Rafael kayanya bakal jadi sensian gara-gara kakinya sakit." Titah Bagas dengan nada meledek.

"Apaan lo!" Sewot Rafael.

"Berantem lagi ... " Gumam Alvin yang tidak dapat di dengar oleh kedua sahabat nya. Lelah sebenarnya.

....

Keesokan harinya saat Vanya memasuki koridor sekolah, ia menjadi pusat perhatian dan bahan pembicaraan oleh murid-murid SMA Antariksa sejak kejadian yang menimpa Rafael kemarin.

Vanya menundukkan kepala nya karena takut menatap wajah mereka semua. Ada yang berkomentar positif dan tak sedikit juga yang berkomentar negatif. Vanya yang awalnya di kagumi apalagi setelah menampilkan aktingnya kemarin, sekarang tanggapan mereka tentang Vanya telah berubah 180 derajat hanya karena Rafael yang menolong Vanya waktu lampu festival itu akan mengenai Vanya?

"Gue jadi gak percaya kalo dia itu anak dari donatur terbesar sekolah kita." Ucap salah satu murid sambil menatap Vanya dengan sinis.

"Iya, kelakuan nya aja mirip kaya pelakor. Padahal kan Rafael udah deket sama Silvia, dia malah pengen deketin Rafael dengan cara kotor. Cih." Sahut yang lain.

"Kalo gue sih malu ya,"

Hei! Ini semua sama sekali bukan salah Vanya! Sebenarnya apa yang membuat mereka mengolok-olok Vanya seperti itu? Apakah Silvia telah melakukan sesuatu lagi?

Mereka itu tidak tahu apa-apa tentang yang di lakukan Clevera Gengs kemarin, tapi lagak nya sudah seperti tahu segala nya. Kalau kata orang, namanya juga netizen Indonesia. Tapi tetap saja, tuduhan seperti itu akan terasa menyakitkan jika kenyataan nya bukan kita pelaku nya.

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Where stories live. Discover now