[18.] What's wrong with Rafael?

39 2 0
                                    

-ᝰ⸙-

Vanya baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai menyikat giginya. Tepat pada saat itu handphone-nya berdering, tanda ada pesan yang masuk.

Vanya pun segera mengambil handphone-nya yang ada diatas nakas samping tempat tidur lalu melihat ada pesan dari siapa.

Entah kenapa, melihat ada pesan dari Rafael membuat Vanya bersemangat untuk segera membaca pesannya lewat aplikasi berwarna hijau.

Rafael

Udah dimakan ayam gorengnya?

Vanya melebarkan senyumnya saat membaca pesan dari Rafael. Ia lalu segera mengetik pesan untuk membalas pesan dari Rafael.

Udah, thanks ya😊
Besok gue bakal traktir lo mi ayamnya buk Yati deh

Vanya kira Rafael tidak akan membalas pesannya meski sedang aktif. Tapi ternyata dibalas juga oleh Rafael. Itu membuat Vanya semakin tersenyum. Mood-nya menjadi lebih baik karena tersenyum.

Gak perlu, lo suka sama ayamnya? Itu temen gue yg buat. Enak gak?

Enak👍

Vanya menggerakkan bola matanya ke atas seakan sedang berfikir ingin membalas pesan Rafael dengan kata apa lagi.

Lo blm tidur?

Vanya bingung harus menanyakan apa lagi.

Blm.
Lo sendiri?
Udah malem, cewek lebih baik tidur lebih awal

Blush!

Membaca pesan dari Rafael yang terakhir membuat pipi Vanya bersemu seperti udang goreng. Vanya sampai memegangi pipinya karena merasakan pipinya memanas.

Iya, bntar lgi gue tidur kok

Ya udh tidur sana. Gue jg mau tidur
Bye, teman curhat😊

Blush! (2)

Rafael kampret.

Fiks! Rafael jadi pawang serangan gombal khusus buat Vanya! Bisa-bisnaya Vanya langsung kena blushing cuma karena Rafael menyebutnya sebagai 'teman curhat' di chat pribadi. Agak konyol tapi memang begitu rasanya. Jarang-jarang kan ada cowok modelan Rafael yang mau memanggil teman ceweknya dengan sebutan yang agak romantis sebenarnya. Meskipun didalam chat pribadi.

Kalian jika ada diposisi Vanya, apakah akan kena blushing juga?

Good night

Setelah membalas pesan Rafael, Vanya langsung mematikan data di handphone-nya lalu menaruhnya keatas nakas lagi. Kemudian membaringkan tubuh di atas ranjang single bad-nya, lalu mencoba untuk masuk ke alam mimpi.

Membayangkan bagaimana cara Rafael membalas pesan-pesannya, membuat Vanya jadi senyum-senyum sendiri. Ada-ada saja memang.

....

Kemarin katanya Rafael ingin menjemput Vanya untuk berangkat ke sekolah bersama. Namun setelah ditunggu selama lebih dari lima belas menit, ternyata Rafael tidak datang juga. Akhirnya Vanya berangkat sendiri dengan di antar oleh supirnya, Pak Yayan.

Di koridor kelas sebelas, Vanya sempat berpapasan dengan Rafael. Namun, Rafael tidak mengatakan apapun bahkan hanya melirik Vanya saja. Itupun dengan tatapan datarnya. Tidak seperti biasanya. Sikap Rafael pagi ini jadi berubah seratus delapan puluh derajat entah karena apa. Vanya juga tidak mengerti. Yang pasti ada yang aneh dan tidak beres dengan Rafael.

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Where stories live. Discover now