[19.] Happy or Sad?

37 2 0
                                    

• Spesial chapter (2) 🌈🍒🥰

-ᝰ⸙-

"Halo, Van?"

"Rafael!"

Buset.

Rafael sedikit menjauhkan handphone-nya dari telinga ketika mendengar teriakan yang lumayan nyaring dari seberang. Jelas itu adalah suara Vanya.

Terdengar juga isakan kecil dari Vanya yang semakin membuat Rafael merasa bersalah.

"Jangan nangis," Ucap Rafael lembut.

"Kamu sih." Suara Vanya masih terdengar pelan karena isakannya belum benar-benar berhenti.

"Maafin gue. Gue tadi,-"

Belum sempat melanjutkan kalimat permintaan maafnya, Vanya sudah memotongnya duluan.

"Lain kali jangan gitu lagi!" Titah Kayra dengan nada membentak karena kesal depan sikap Rafael yang tiba-tiba berubah. Vanya tidak suka Rafael yang seperti itu.

"Iya iya, gue minta maaf."

"Rafael jahat banget," Cicit Vanya.

"Gue kan udah minta maaf."

"Gak dimaafin."

"Terus, gue harus ngapain biar dimaafin sama lo?" Tanya Rafael.

"Gue mau jalan-jalan sama lo seharian," Ucap Vanya.

"Apa?"

Bullshit. Rafael sebenarnya kaget sekaligus senang ketika mendengar permintaan Vanya yang ingin jalan-jalan dengannya sebagai bentuk permen maaf.

Tapi. Ada tapinya. Rafael takut terjadi sesuatu dengan Vanya jika Reyhan sampai melihatnya jalan dengannya. Bukan karena tidak bisa melawan Reyhan, Rafael hanya tidak ingin kalau sampai Vanya kenapa-kenapa jika dekat dengan manusia tampan tapi licik itu. Sebelas dua belas seperti Silvia. Mungkin Reyhan itu Silvia versi 'ceweknya.

"Apa gak ada permintaan lain?" Tanya Rafael. Rafael berusaha mencari cara agar menjaga jarak dengan Vanya untuk beberapa waktu ini sampai situasi benar-benar aman. Namun, tetap bisa menjaga Vanya dari kejauhan.

Tapi. Ada tapinya lagi. Mau sampai kapan situasi ini akan aman jika Reyhan masih ada di sekitar Rafael dan Vanya? Mau sampai kapan situasi ini akan aman jika Reyhan masih berapa di kota Yogyakarta. Tempat kelahiran Rafael dan Vanya.

"Cuma itu yang gue pengen. Kalo bukan jalan-jalan, apa lagi?" Kata Vanya.

"Cari permintaan lain yang gak perlu ketemuan."

"Kalo gak ketemuan, terus gimana? Harusnya terserah gue dong mau minta apa."

"Iya, tapi jangan jalan bareng."

"Lo gimana sih," Ujar Vanya sambil berdecak kesal. Rafael dapat mendengar decakan kesalnya dari sini.

"Emang gak bisa langsung maafin gue aja apa? Lo gak ikhlas banget kayanya, Van. Orang gue udah minta maaf juga." Kali ini gantian Rafael yang mencibir Vanya. Drama apa ini?

"Rafael jahat!"

Nah loh, salah lagi :)

Sepertinya mood Vanya sedang benar-benar buruk malam ini. Sudah seperti ibu hamil saja. Bercanda.

Vanya itu pasti sangat kesal saat diperlakukan seperti tidak ada wujudnya oleh Rafael. Vanya pasti juga kesal karena ia merasa tidak ada salah apa-apa tapi Rafael malah cuekin dia seakan disini Vanya yang salah. Padahal ya nggak sama sekali.

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Where stories live. Discover now