[39.] These fragility

35 2 0
                                    

Hai, haiiii✨
Author paling cantik membahana dan baik hati kambekk😗😗

Adakah yang rinduu??

Semoga ada, sih. Kalo ngga ada nyesek bgtt😭😭

Siapin perlengkapan nangis kalian seperti tisu dan lainnya ya. Yaa ... jaga-jaga aja siapa tahu ada yg mewek.

***

Happy reading🥀

Kantor polisi. Adalah tempat pertama yang dituju oleh Anggara setelah tiba di Jakarta. Ia baru mendapatkan kabar jika putri semata wayangnya hilang dari pihak sekolah usai menyelesaikan meeting jam 7 malam tadi. Buru-buru Anggara memesan tiket kapal cepat dan langsung pergi ke Jakarta.

Mematikan ponsel saat meeting tadi merupakan hal yang sangat di sesali oleh Anggara sebab ketika Ia selesai meeting, ada banyak telepon dari kepala sekolah SMA Antariksa yang tidak terangkat waktu Anggara membuka daya ponselnya.

Bisa dibayangkan bagaimana paniknya Anggara saat mengetahui Vanya hilang. Ia bahkan mengendarai mobilnya sembari menangis. Sungguh, Anggara tidak mau kalau sampai terjadi sesuatu pada putrinya.

"Baik, laporan Bapak Saya terima. Jika ada kabar kami akan segera mengabari Anda," ucap seorang polisi setelah mencatat laporan dari Anggara.

Anggara juga sudah memberitahukan foto Vanya kepada polisi itu. "Terima kasih, Pak. Tolong cari putri Saya," balas Anggara.

"Pasti. Itu sudah menjadi tugas kami untuk melayani masalah di masyarakat," jawab polisi itu tegas membuat Anggara bisa bernafas lega.

Setidaknya sampai polisi memberi kabar baik terbaru tentang putrinya.

****

Kelopak mata yang sembab, hidung dan mata yang merah, bibir pucat, rambut yang acak-acakan, dan baju bagian atas yang sudah terbuka. Sedikitnya itu yang bisa menggambarkan bagaimana kondisi Vanya sekarang.

Jangan tanyakan apakah Vanya baik-baik saja. Tentu saja tidak!! Bagaimana tidak, disini Ia akan dilecehkan oleh seseorang yang belum lama Ia kenal dan Vanya tahu kalau Reyhan adalah adik tiri Rafael.

Vanya ingin sekali melawan, namun tenaga sudah terkuras habis karena selalu menangis. Ditambah lagi Ia tak mau memakan makanan yang sudah diberikan oleh Reyhan. Vanya tidak sudi memakan makanan itu meskipun perutnya sudah kosong sekalipun.

Ia begitu marah dan merasa jijik pada dirinya sendiri karena telah membiarkan laki-laki asing mengambil first kiss dan telah melihat bagaimana tubuh bagian atasnya. Vanya ingin sekali menampar pipi Reyhan, namun jangankan untuk melakukan itu, untuk duduk saja sulit baginya karena memang sudah tidak ada tenaga lagi.

Yang Vanya lakukan hanya bisa menangis.

Sedangkan Reyhan kini sedang terdiam sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, sementara tubuhnya masih berada diatas tubuh Vanya yang terkulai lemas sambil menangis.

'Apa yang lo lakuin sama dia, Rey? Lo udah bego, ya?' makinya pada diri sendiri. Ia tah termakan oleh nafsu dan amarahnya yang membuat dirinya sulit di kendalikan.

Setelah lama terdiam hingga suasana hening begitu terasa, akhirnya Reyhan memutuskan untuk beranjak dari atas tubuh seorang gadis yang hampir Ia lecehkan. Seseorang yang katanya adalah gadis yang Ia cintai.

Namun sebelum Ia berdiri, suara dobrakan yang begitu keras membuatnya dan Vanya kaget kemudian menoleh kearah pintu.

BRAK!

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Where stories live. Discover now