[37.] Vanya hilang?

21 1 0
                                    

Hai, hai, haiiii ....

Sesuai sama judul di atas, kalian bisa tebak apa yang akan terjadi pada chapter ini?

Hm, langsung aja, ya.

***

Happy reading🥀🦋

Suasana rumah makan padang ini jadi ribut dan tak terkendali semenjak Selfia mengatakan kalau Vanya tidak ada di toilet wanita manapun yang ada di rumah makan ini. Tentu saja semuanya panik, terutama Bu Dewi, Bu Sari, Pak Adi dan Pak Budi selaku orang dewasa yang membawa gadis itu kesini.

Bagaimanapun juga Vanya bisa pergi ke Jakarta untuk mengikuti lomba karena ada bimbingan dan penjagaan dari keempat guru itu. Namun hal buruk seperti ini malah terjadi, siapa yang akan menyangka?

"Apa kita harus lapor polisi atas hilangnya Vanya? Ini sudah lebih dari 2 jam dan kita belum melakukan apapun," ucap Pak Adi memberi saran. Jujur ia sangat takut jika siswinya itu kenapa-napa. Masalahnya ini sudah menyangkut tentang nyawa seseorang.

Bu Sari dan Bu Dewi kompak mengangguk. "Itu ide yang bagus, Pak. Cepat lapor polisi!" sahut Bu Dewi.

Pak Adi mengangguk lalu segera menelfon polisi terdekat dan meminta untuk melakukan pencarian terhadap Vanya. Tak lupa ia juga memberitahu ciri-ciri Vanya dan mengirimkan sebuah foto gadis itu ke nomor polisi setelah telepon di matikan.

"Polisi sedang melakukan pencarian, sekarang kita harus mengabari pihak sekolah agar mereka dapat membantu kita dapat membantu kita mencari Vanya setidaknya lewat sosial media," kata Pak Adi menjelaskan. Sekarang suasana rumah makan tidak sericuh tadi, namun masih ramai yang membicarakan serta bisik-bisik tentang kabar hilangnya siswi SMA Antariksa.

Jangan heran kenapa mereka semua tahu SMA Antariksa yang terkenal sebagai salah satu sekolah menengah atas elit di D.I. Yogyakarta.

"Kita harus cari Vanya kemana, Bu? Nggak mungkin kan kita cuma diam aja nunggu kabar dari polisi." Selfia bertanya pada Bu Sari. Ia juga tak kalah panik saat melihat tidak ada Vanya di toilet wanita manapun. Hanya ada beberapa orang dan itu bukan Vanya.

"Kamu tenang dulu, ya, Sel. Kita berdoa supaya Vanya baik-baik aja. Nanti kita cari Vanya sama-sama," ucap Bu Sari berusaha menenangkan Selfia yang sudah berkeringat dingin.

****

'Buat siswa/i SMA Antariksa, sebuah musibah baru saja menimpa teman kalian.'

Bagas dan Alvin—ralat, bahkan semua orang di kelas ini termasuk guru yang sedang mengajar—langsung terdiam mendengarkan speaker yang sedang mengumumkan sesuatu. Kelas yang tadinya sudah hening jadi tambah sunyi. Mungkin kelas lain juga hening setelah mendengar ada yang bersuara di speaker sekolah.

Terutama Bagas dan Alvin, mendengar ada teman satu sekolah mereka ada yang terkena musibah, entah kenapa mereka berdua langsung kepikiran tentang Rafael yang sedang di luar sekolah. Dia bolos, pergi entah kemana Alvin pun tak tahu. Semoga Rafael baik-baik saja. Vanya juga.

Tadi, saat Bagas kembali waktu bel masuk berbunyi, ia heran kenapa Alvin hanya sendirian lalu bertanya dimana Rafael. Alvin berkata kalau Rafael pergi setelah menerima sebuah teror berupa boneka yang sudah koyak dan pergi begitu saja.

Tentu saja Bagas kaget, ingin menyusul tapi kata Alvin terlambat karena Rafael pasti sudah pergi jauh. Bagas hanya menghela napasnya kasar.

'Vanya Zefania Anggara, kelas XI IPA 1 dinyatakan hilang setelah beberapa saat tiba di Jakarta.'

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Where stories live. Discover now