Chapter 08 • Empat Sekawan

15 4 0
                                    

"SPADAAA!!! COGAN DATANGGG!!!"

Sebuah suara dari lantai bawah menarik perhatian tiga orang yang tengah berada di dalam kamar Kenzie. Ketiganya turun ke tempat dimana orang yang mereka tunggu dari pagi akhirnya datang.

"Anjing lo Ken!" Umpat Leo langsung tepat di depan wajah Kenan.

"Weh. Apenih? Baru juga dateng,"

"Gak usah sok polos lo. Kita nunggu dari jam delapan pagi dan lo baru datang jam empat sore? Apa gak bajingan namanya?!" Dengan kasar Leo langsung merampas rantang berisi makanan yang dibawa Kenan.

Mendengarnya membuat Kenan tertawa, "Segitu kangennya kalian sama gue? Unch jadi terha-"

"Bukan lo, kita nunggu makanannya bego." Rey yang baru kembali untuk mengambil piring ikut mencibir.

"Dasar anak monyet!" Umpat Kenzie yang langsung membuat Kenan kaget.

Gila! Seorang Kenzie mengumpat?

"What the fuck! Siapa yang ngajarin anak batita ngomong kasar?!"

"Gua! Gua yang ajarin kesesatan khusus buat ngumpat lo!" Seru Leo.

Kenan menggeleng heran, "Bagus sih. Kan dari dulu gue mau ajarin yang sesat-sesat sama kalian dilarang. Nah gimana kalau gue ajarin biar lebih sesat lagi?" Godanya.

"Matamu!" Balas Rey dan Leo serempak.

Bukannya mau membuat Kenzie menjadi bocah selamanya. Jujur saja, Kenzie juga laki-laki normal seperti mereka. Hanya saja karena pernah kehilangan, mommy Kenzie menjadi sangat memanjakan dan overprotektive pada laki-laki itu. Bahkan sampai di tahap berlebihan.

Jadi wajar kalau Leo dan Rey juga terbawa untuk menjaga Kenzie seperti bungsu. Kecuali Kenan yang terkadang bandel. Katanya biar Kenzie kenal dunia luar dan tidak polos-polos amat lah.

Walaupun kadang dilakukan diam-diam.

Masalahnya Kenan bisa disembelih oleh Leo dan Rey kalau ketahuan mengajarkan aliran sesat pada Kenzie.

"Lagian kenapa kalian gak gofood aja sih? Kayak orang miskin aja," Ucap Kenan sambil menyalakan televisi. Siapa tahu ada tayangan kartun gagu alias Bernard Bear.

"Kalau ada yang gratis, ngapain cari yang bayar." Balas Kenzie santai.

"Ini apaan anjing!" Teriak Leo tiba-tiba.

Rey ikut melihat isian rantang yang dipegang Leo. Seketika ia menghela nafas.

"Ken.."

"Apaan?" Jawab Kenan sambil sibuk mengganti chanel.

Tidak ada jawaban membuat perhatian Kenan teralih pada tiga orang di depannya yang tengah menatap tajam. Lalu matanya berpindah pada benda yang berada di tangan Leo.

Kenan seketika ingin ketawa ngakak tapi ditahan.

"Lah, apaan tuh?"

"Gak usah sok nanya babi. Lo yang taroh rumput ini di rantang kan?!" Sewot Leo.

Kenan menggeleng, "Gue gak tahu apa-apa. Pak Tono yang taroh kali."

"Gak usah nyalahin pak Tono!" Leo tidak terima, "Mana ada mayones diatasnya lagi!"

"Ya terus lo mau nyalahin gu-"

"Udah. Gue mau makan. Bisa diem gak lo pada?"

Ucapan Rey langsung membuat ketiganya bungkam.

Pernah dengar kan kalau orang sabar udah bersuara itu bagai digelitikin petir? Ya kira-kira begitulah ibaratnya.

Untuk kesekian kalinya, Kenan kembali menarik sudut bibirnya saat mengingat seseorang yang ia baru temui beberapa hari lalu. Baru kali ini ada seseorang yang menolaknya secara terang-terangan. Bahkan biasanya tanpa Kenan melakukan apapun, semua gadis akan mendekat padanya hanya untuk meminta perhatian.

MONOKROM : Epoch Of AvoshaWhere stories live. Discover now