Chapter 22 • Pulang

11 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading ~




Laki-laki itu menghentikan laju mobil saat sudah berada di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi.

Jangan tanyakan bagaimana Kenan bisa menemukan rumah Ocha walaupun gadis itu masih tertidur tenang. Karena Kenan bertanya, lebih tepat kalau dibilang memaksa Kenzie sih, untuk memberitahukan dimana rumah Ocha.

Ingat bahwa ibu Ocha dan mami Kenzie adalah teman arisan?

Jadi ya... begitu...

"Allahuma!"

Belum juga sempat mematikan mesin mobil, seketika Kenan sudah dibuat kaget. Ia tidak menyadari ada seseorang sudah berdiri di belakang pintu gerbang dengan tersorot lampu mobilnya sedang menatap horor.

Yang betul saja!

Ini hampir pukul dua pagi dan orang yang berdiri diam dengan pakaian serba hitam serta mengenakan sarung sampai ke kepalanya itu membuatnya kaget setengah mati.

Kenan mengelus dada untuk menetralkan jantung yang rasanya ingin mengembara.

Laki-laki itu mematikan mesin mobil dan keluar dari sana. Tapi ketika mendekat, ia spontan mengangkat kedua tangannya saat sosok itu mengacungkan tongkat baseball dari sela-sela gerbang.

"Maling ya?!"

Kening Kenan berkerut sambil celingukan kesana kemari.

"Maling? Mana malingnya?" Tanyanya bingung.

"Kok tanya. Ya kamu itu malingnya!"

Hah?

Anu... dia tidak salah dengar?

Maling? M-maksudnya? Dia malingnya? Dengan wajah paripurna tampan nan rupawan miliknya ini?

Hhh. Langit sudah runtuh ternyata.

Kenan maju selangkah sembari berusaha menurunkan tongkat baseball itu perlahan. Tapi sosok itu kembali mengangkat tongkat besi baseballnya membuat Kenan kembali mundur.

"Bentar nih om. Takutnya menimbulkan salah paham yang berujung fitnah keji." Tahan Kenan, "Ini maksud om maling itu... saya?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah, masa saya!"

Kenan mendengus geli, "Ha.ha.ha. Maling elite mana yang mau ngerampok sambil bawa mobil keren kayak gini?"

MONOKROM : Epoch Of AvoshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang