Chapter 25 • Senjata Makan Tuan

12 1 0
                                    


Ocha menatap dingin pada satu sosok yang tengah duduk dan memainkan game dengan santainya di depan sebuah minimarket bersama dengan berbagai jajanan yang sudah terbuka di meja.

Bukan tanpa alasan kenapa Ocha datang dengan ingin mematahkan leher laki-laki itu. Semuanya bermula ketika Ocha yang mendapatkan sebuah telefon dari nomor tak dikenal. Dan tanpa diduga itu adalah nomor orang gila yang berada di depannya saat ini.

Entah dari alam mana Kenan bisa memiliki nomornya, yang jelas tanpa salam sedikitpun laki-laki itu langsung menelfon hingga membuat Luna memicing curiga.

Alasannya karena Kenan yakin Ocha tidak akan membalas pesan tidak dikenal apalagi kalau tahu itu dari Kenan. Jadi Kenan lebih memilih, terobos ajalah anying.

Di telefon, Kenan mengingatkan bahwa nanti ia yang akan menjemput Ocha sepulang sekolah. Dengan ancaman akan melaporkan pada Kyra kalau Ocha kabur, gadis itu hanya berdecak kesal.

Hanya saja, ingatan kelam Ocha tadi pagi masih membuatnya trauma. Jadi, dengan tegas Ocha menyuruh Kenan untuk menjemputnya jauhhhh dari area sekolah.

Sekaligus agar Ocha bisa mengindar dari Luna yang terus mengekorinya.

Memang, memang Ocha menyuruh Kenan untuk menjemput jauhhh dari area sekolah. Tapi, Ocha tidak berekspetasi bahwa lokasi yang dikirimkan Kenan harus membawanya untuk melewati sampai lima lampu lalu lintas, melewati lima gang, dua pasar, sampai pemakaman.

Kenapa bisa seperti itu?

Masalahnya lokasi Kenan selalu berubah setiap Ocha sampai di lokasi tujuan.

Alasannya dia gaptek, jadi lupa cara share lokasi yang bener.

Dasar siluman kelabang!

"Oh. Udah nyampe?" Tanya Kenan santai sambil menyeruput es teh yang ia beli di warung depan minimarket.

Ceritanya Kenan cuma numpang wifi sambil ngadem di depan minimarket. Aslinya mah makanan di meja dia beli semua di warung seberang, cuma beli satu permen di minimarket untuk tau password wifi.

Dasar kere.

"Duh. Lo abis olahraga dimana sore-sore gini? Kok sampe keringetan gitu?"

"Gaptek ya?"

Kenan tidak bisa menahan tawanya lagi melihat raut muka Ocha yang sangat lucu di matanya.

Padahal saat ini wajah Ocha sedang di tahap sangat amat menyeramkan bin garang. Orang yang lewat saja sampai merinding tanpa sebab.

"Lo kan yang nyuruh gue buat jemput lo sejauh mungkin dari area sekolah. Makanya waktu gue berhenti di satu tempat dan gue rasa terlalu deket sama sekolah, gue milih ngejauh lagi." Katanya setelah berusaha menghentikan tawa.

Tanpa sengaja Kenan melirik ke area parkir dimana abang-abang tukang ojek online yang mengantar Ocha masih setia di tempatnya.

Iseng, Kenan bertanya, "Nunggu pelanggan bang?"

Masalahnya, setahu Kenan, tidak ada ojek online lain yang ada di sekitar sini. Hanya abang-abang itu. Lagian kan Kenan sedari tadi di sini. Atau abang-abang itu juga numpang ngadem sepertinya?

Yang ditanya mendongakan kepala, "Nunggu bayaran mas."

"Bayaran?"

Anehnya, detik itu juga Ocha langsung mengambil kunci mobil Kenan tanpa izin.

Dan kalau mata Kenan normal nih, ia sempat melihat Ocha memperlihatkan smirk di sudut bibirnya lalu pergi untuk masuk ke mobil terlebih dahulu.

"Iya bayaran."

MONOKROM : Epoch Of AvoshaWhere stories live. Discover now