Chapter 13 • Kenan's Mate

6 2 0
                                    

Semua orang yang tadinya tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing, seketika langsung diam memasang telinga setelah mendengarkan ocehan Kenan.

"Ra lepas. Gue gak mau bikin dia cemburu."

Cewek mana lagi yang dijadiin tumbal proyek nih? telepati mereka saling menatap.

Begitupun Yura yang langsung menatap tidak suka, "Maksud kamu apa lagi?"

"Ya masa lo budek. Gue bilang gue gak mau bikin dia cemburu." Balas Kenan tak kalah sinis. "Makanya ke THT sana. Duit doang yang banyak, ke dokter nggak mampu."

"Dia siapa maksud kamu?!" Yura mengabaikan ocehan Kenan, "Kali ini cewek mana lagi yang jadi pacar kamu buat bohongin aku, hah?!"

"Dih, siapa juga yang bohongin lo. Buat apaan ju–"

"Buat apa? Ya jelas buat bikin aku cemburu lah!" Yura berkata kesal. Kini nada suaranya naik satu oktaf.

"Lah? Emang lu sapee? Ada hak buat cemburu? Lagian ngapain juga bikin lo cemburu? Nggak guna!" Kenan mencibir.

"Apa kamu bilang?!"

Yura melotot kearah Kenan tapi tidak dipedulikan.

"Lo liat mereka?"

Yura mengikuti arah yang ditunjukan Kenan begitupun teman-temannya yang penasaran. Mereka kompak menatap ke bawah sana, tepatnya ke arah lapangan olahraga yang berisi kelas dimana murid-murid di sana tengah berlari memutari lapangan.

"Kenapa? Pacar bohongan kamu disana?"

"Udah gue bilang nggak ada yang namanya pacar bohongan! Ini bocah lama-lama ngeyel juga!" Kenan kesal sendiri dibuatnya.

Kalau bukan karena perempuan, Kenan sudah mengumpati dan mengajak duel gadis itu. Cap kadal begini juga Kenan menghormati dan menyayangi perempuan.

Kalau kata Kenzie saking sayangnya yang sampai membludak, rasa sayang Kenan itu dibagi-bagi ke semua-muanya.

Sampai lalat lewat pun juga dikasih rasa sayang Kenan.

"Terserah," Ujar Yura. "Cepet tunjukin! Kita lihat secantik apa dia dibanding aku."

Senyum miring terbit dibibir Kenan, "Lo liat cewek yang rambutnya pendek kan? Ada dibarisan paling belakang."

Teman-teman Kenan ikut melirik gadis mana lagi yang dijadikan tumbal. Mata mereka menyipit melihat barisan murid yang sedang berlari di lapangan bawah sana. Gadis berambut pendek? Berada dibarisan paling belakang?

Seketika mereka melotot ngeri saat menangkap maksud gadis yang ditunjuk Kenan.

Maksudnya gadis dengan ekspresi sedatar dada cowok itu?

Tentu saja, seharusnya mereka tahu siapa lagi gadis yang tengah diincar oleh Kenan.

Avosha Lovata Alrasch.

Leo bahkan sampai menahan tawanya. Kenan benar-benar mencari mati.

Yura kembali melihat gadis yang dimaksud tadi, detik berikutnya tertawa membuat Kenan dan lainnya menatap bingung.

"Apa gak ada cewek lain lagi selain dia?" Tanya Yura disela tawanya yang terlihat dipaksakan.

"Maksud lo tuh gimana?"

Yura menggeleng tidak paham. "Kenan, Kenan... Sejak kapan selera kamu berubah haluan ke cewek horor kayak dia?"

Teman-temannya langsung menahan tawa, begitupun Kenan. Mereka sadar bukan waktunya untuk lawak. Mereka harus membangun suasana yang tegang dan dramatis seperti di sinetron.

MONOKROM : Epoch Of AvoshaWhere stories live. Discover now