SAGAMA 02

954 55 2
                                    








































02; KEHIDUPAN
BARU
























***






































Hembusan angin menerbangkan beberapa helai rambut Hana, duduk memandang lurus gelapnya malam. Menikmati setiap rasa dingin yang masuk melalui pori-pori kulitnya, di samping Hana ada Sagama yang menemani. Diam menikmati wajah si gadis dari samping, Hana yang terus di perhatian bergerak tak nyaman.

"Kenapa?"

"Hah? " Sagama membeo, merasa  hilang fokus saat tiba-tiba di tanyai, kenapa? Memangnya dia kenapa. "Oh! Itu, lo gak papa? Maksud gue, lo diam aja dari tadi, gak papa?"

Hana mengendus, bukan itu maksudnya! Dia bertanya kenapa Sagama membawanya ke tempat ini? Meninggalkan kedua orang tuanya di sana padahal pertanyaan terakhirnya pada Dad belum terjawab.

"Kenapa lo bawa gue kesini? Gue belum selesai ngomong sama Daddy, gue gak suka, jangan bilang lo mau alihin pembicaraan makanya lo bawa gue kesini." Hana memicing, akhirnya dia mengatakannya.

"Gue cuma,"

Sagama meringis, tiba-tiba bibirnya terasa kelu. Otaknya yang terbiasa mengeles terasa buntu, lagi pula kenapa dia harus ikut campur masalah Hana dan Daddy nya.

Sagama menghela. "Gue cuma gak mau lo nentang orang tua, bonyok udah ngebesarin lo sampe seperti ini, bukan buat lo ngebangkang sama mereka, bonyok lo sayang sama lo."

"Ternyata bener, lo bawa gue ke sini cuma mau alihin pembicaraan gue sama bokap." Hana berdecak, kembali bungkam dengan pikiran yang sudah melanglang buana dengan kepala yang kembali menunduk.

Sagama yang melihatnya merasa tak enak hati, apa keputusannya untuk menikahi Hana salah? Cowok itu memberikan diri meraih kedua bahu Hana, membawa gadis itu menghadap ke arahnya. Sagama mengulas senyuman lembut.

"Gue ngomong kaya gini sebagai suami, bukan bermaksud mengguruhi. Tapi, tindakan lo tadi bener-bener gak mencerminkan seorang anak pada orang tuanya."

Hana merasa pipinya basah, tak berselang lama suara isakan terdengar. "Gue cuma takut pandangan orang, nikah muda cuma buat orang yang hamil di luar nikah."

Pada akhirnya Hana menceritakan ketakutannya, walaupun dia pernah membaca Novel dengan alur cerita yang hampir sama, nikah muda.

Tapi yang jelas ini bukan Novel, ini tentang hidupnya, kehidupan nyata yang selalu di penuhi banyaknya cibiran dari mulut ke mulut. Orang-orang di luar sana akan berucap buruk, mencemooh, mencela, dan yang Hana tahu.

Pihak perempuan paling di rugikan, Hana tidak ingin itu terjadi.

Dari samping, Sagama merengkuh tubuh Hana, memberi tepukan pada punggung si gadis sebagai penyemangat. "Ada gue, gue di samping lo. Gue mau jaga lo sebagai suami, lo tanggung jawab gue sekarang."

"Tapi gue gak tahu gimana jadi seorang istri," tukas Hana.

Sagama mengerjap, masalah itu dia juga tidak tahu. Dan entah dorongan dari mana, Sagama berani mencium kening Hana, membuat keduanya sama-sama memejamkan mata sejenak menikmati ketidaksengajaan Sagama.

SAGAMA √Where stories live. Discover now