SAGAMA 07

541 41 0
                                    

























07; KURANG TIDUR




























***


































Beberapa hari ini, semenjak Sagama tinggal satu atap dengan Hana. Dia jadi sedikit lebih tahu kebiasaan gadisnya, di mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi Sagama jadi sedikit hapal. Kaya sekarang, Sagama lagi puk-pukin punggung Hana yang gak bisa tidur.

Cewek itu punya kebiasaan setelah bangun tengah malam gak bisa tidur lagi, awalnya Sagama bingung harus apa. Jadi dia saranin buat tepuk-tepuk punggung Hana, dan sarannya ternyata gak buruk. Hana bisa kembali tidur lagi, Sagama tersenyum.

"Sekarang gue yang gak bisa tidur," gumamnya. Masih menatap wajah Hana dengan mulut sedikit terbuka, Sagama melirik jam yang sudah menunjukan dua dini hari. Masih nanggung buat mandi, jadi dia putusin buat main handphone sampe waktunya sholat subuh tiba.

Tepat jam enam pagi, keduanya sudah siap dengan seragam masing-masing. Karena sekarang hari kamis, sekolah mengharuskan mereka memakai pakaian pramuka lengkap.

Sagama menoleh kebelakang, melihat Hana yang masih berusaha mengunci pagar rumah mereka. "Bisa gak, perlu gue bantuin?"

"Udah beres,"

Hana menggoyang-goyangkan kunci di tangannya. Memasukan pada saku seragam lalu segera naik keatas motor Sagama, namun Hana merasa seperti ada yang beda dengan cowok itu. "Sagama ngantuk, mukanya kok gitu? Kayak lemes."

"Gue gak papa, pegangan." Bertepatan dengan lengan Hana yang sudah melingkar manis di perutnya, motor Sagama melaju. Meliuk-liuk melewati belokan demi belokan dan terparkir selamat di parkiran sekolah, keduanya turun. "Lo mau langsung ke kantin?"

"Gak usah deh," Hana tersenyum kecil. Tadinya dia sudah memberi tahu Sagama kalo Amanda menunggunya di kantin, tapi Hana memilih gak jadi waktu lihat muka Sagama yang bener-bener lagi capek, kaya orang kurang tidur pikir Hana. "Ke kelas aja, yuk!"

Sagama meresponnya dengan anggukan, mengikuti langkah Hana dengan langkah lunglai tak bertenaga milik Sagama. Saat sampai, Cowok itu langsung duduk di samping Hana, membaringkan kepalanya dengan mata yang terpejam. Sagama ngantuk.

"Lain kali kalo ngantuk jangan paksa in bawa motor, " kata Hana lembut. Mengelus surai legam Sagama yang di balas deheman cowok itu, Sagama menikmati setiap sentuhan tangan Hana yang mengelus rambutnya.

Dengan tangan yang masih tetap aktif, Hana memposisikan kepalanya untuk menyandar di meja. Sama seperti yang Sagama lakukan, keduanya saling berhadap-hadapan dengan Hana yang terus memandang takjub maha karya Tuhan.

Menelusuri setiap lekuk wajah Sagama yang terlihat tenang bagai telaga tanpa riak, Hana suka. Seakan tak pernah ada habisnya untuk Hana memandangi wajah sang suami, bahkan dia sampai tak sadar dengan teman-temannya yang mulai berdatangan.

Puk, Hana terduduk tegap. Menggosok kepalanya yang sengaja di lempari pulpen dari orang di belakangnya, Haikal. Menatap berang cowok itu yang di balas cengengesan tak bersalah, biang ribut dasar.

SAGAMA √Where stories live. Discover now