SAGAMA 21

295 17 0
                                    









21; Angry














*****












Wajah ceria di pagi hari adalah yang terbaik, hari libur Hana di mulai pada hari ini. Setelah wajah suntuk yang dia tunjukkan beberapa Minggu lalu, akibat ujian semester yang dia alami, kini wajah Hana kembali ceria. Cewek itu melakukan beberapa peregangan pada tubuh kakunya, hari ini Hana akan melakukan beberapa gerakan olahraga guna menurunkan berat badannya.

Akibat sering tidur malam untuk bahan ujian esok hari, dia jadi banyak nyemil malam. Membuat berat badan Hana sedikit bertambah dengan pipi yang semakin chubby, padahal kata Sagama Hana gak ada yang berubah, badannya segitu-gitu aja. Tapi, kembali lagi pada Hana dan sikap keras kepalanya, dia kekeh ingin olahraga.

Berbekal sebuah aplikasi dari ponselnya, Hana terus menggerakkan tubuhnya lihai. Kadang dia melakukan gerakan-gerakan menguras tenaga seperti Squat jump, push-up, sit-up, back-up, Back Lift, Shoulders Press, Leg Squat, lari zig-zag dan masih banyak lagi.

Pada gerakan terakhir untuk pendingin, Hana sedikit limbung. Nafasnya terengah, dan berakhir duduk selonjoran di tanah. Tubuhnya yang jarang berolahraga membuat Hana beberapa kali beristirahat, terakhir dia olahraga serius saat ada praktek kebugaran jasmani di sekolahnya, sudah satu bulan yang lalu.

Sagama yang sedari tadi mengamati istrinya itu tertawa jenaka sekaligus kasihan pada Hana yang duduk mengenaskan tak berdaya, padahal sudah dibilang tidak perlu olahraga.

"Ayo bangun, gak enak di lihat tetangga entar di kira gembel."

Masih dengan sisa tawanya, Sagama mengulurkan tangan. Di terima oleh Hana dengan bibir yang tak pernah berhenti mencibir, dia menyumpah serapah pada bibir Sagama yang mengatainya gembel, apa salah si gembel? Gembel juga manusia.

"Gendong dong, capek banget tahu! Gak ada tenaga lagi." Hana memelas, bergelayutan di lengan Sagama bak anak monyet. Sagama yang memang berniat membantu dengan senang hati berjongkok, menepuk pundaknya mengkode Hana agar segera naik.

Hana tersenyum dalam hati bersorak senang, mendaratkan satu kecupan manis pada pipi Sagama sebagai ucapan terimakasihnya. "Eh, tapi lukanya gimana? Perut Nana masih sakit gak?"

Sudah kebiasaan Hana jika ingin sesuatu akan memanggil dirinya dengan panggilan Nana, Sagama yang hampir keram berjongkok pun tanpa ba-bi-bu langsung menarik Hana untuk segera menaiki punggungnya.

"Lupa apa gimana? Udah sembuh dari kemarin-kemarin masih sempat nanya?" Kadang Sagama lupa dengan penyakit pelupa Hana, keduanya diam selama perjalanan, Sagama membawa Hana ke arah dapur. "Mau di buatin apa?"

Hana diam.

"Han, marah?" Sagama berkata lembut, dia baru sadar perkataannya menyakiti Hana. Niatnya tadi hanya bercanda, dia kira Hana juga tadi bercanda mengejeknya, secara tidak langsung Hana mengatakan Sagama lemah, kan?

Raut muram Hana mengatakan bahwa dia mengiyakan perkataan Sagama, Hana merasa tersinggung. Sagama pasti malu punya istri pelupa sepertinya.

Usapan lembut pada pucuk kepala Hana Sagama berikan, dalam keheningan yang menyelimuti keduanya, Sagama mengutuk mulutnya yang suka ceplas-ceplos. Sekarang, apa yang harus dia lakukan?

"Sagama gue mau mandi," Hana menghentikan usapan tangan Sagama di rambutnya. Tubuhnya mundur menjauh, tanpa menoleh kakinya melangkah menuju kamarnya.



















SAGAMA √Where stories live. Discover now