SAGAMA 30

229 16 2
                                    





















































30; GGSB

































***


































BOOM!






















Suara ledakan, sirine mobil polisi dan keriuhan yang terjadi membuat Hana khawatir. Gadis itu sejenak termangu, menegang, masih di dalam gendongan Jeffrey, pandangan Hana mengedar mencari kebenaran Sagama yang tadi tertinggal jauh di belakang.

Hana meremas jaket yang Jeffrey gunakan, Sagama masih belum keluar. Hana bersumpah akan memarahi Sagama, saat cowok itu kenapa-napa. Hana mengedip, secara otomatis membuat air mata yang menggenang di pelupuk matanya menetes.

“Kak, Sagama udah keluar 'kan?” Lirih Hana.

Jeffrey balik menatapnya dengan raut wajah datar, entah apa arti dari tatapan Jeff. Namun setelahnya, baik Jeff maupun Hana sama-sama diam. Hana menunduk, mencoba berfikir positif tentang Sagama. Walaupun keadaan seakan semakin menuntun Hana berfikiran negatif, Hana takut Sagama kenapa-napa.

“Kak Jef, gue nitip bawa Hana pergi duluan. Gue masih ada urusan lain.” Kata Sagama waktu itu.

Jeffrey yang baru kembali; setelah mengantar Mommy ke mobil hanya mengangguk mengiyakan, dia tidak tahu bagaimana kondisi di Rooftop setelah beberapa menit dia tinggal.

Jeffrey baru sadar setelah Sagama bilang. “Di sini ada bom, kasih tahu Haikal sama yang lain buat cepetan pergi menjauh.” dari situ Jeffrey sadar kondisi, melirik Kayla sejenak lalu menggendong tubuh Hana keluar, berlalu meninggalkan Herman dan Sagama di sana.

Hana bergerak gelisah. “Coba aku mau turun, mau lihat keadaan Mom, takut Mom kenapa—”

“Mom aman di mobil, dia masih pingsan." Jeffrey menyahut tanpa mendengar kelanjutan kalimat Hana, teman-teman Hana yang berada di samping keduanya dapat merasakan aura intimidasi dari kakak beradik itu. “Diem, sama Kakak.”

“Seenggaknya Kak Jef turunin aku, aku malu di lihatin orang." Rengek Hana, beralibi. Sayangnya Jeffrey tahu semua akal bulusnya, kakaknya itu masih bergeming. “Kak Jeff, please. Aku mau lihat Sagama, aku takut dia kenapa-napa.”

Seakan tuli, Jeffrey lagi-lagi tidak mengindahkan perkataan Hana. Hana bingung ingin berekspresi bagaimana, disini lain dia ingin berkata kasar, mencaci maki Jeffrey dengan umpan kasar. Tapi, di sisi lain sang kakak juga melarang demi kebaikannya.

Hana menggigit pipi dalamnya takut, matanya kembali memanas. Suara bedebum dari puing-puing bangunan lagi-lagi mengacaukan sistem syaraf Hana, Hana lantas bergumam maaf lalu memberontak menggigit bahu Jeffrey. Membuat cowok jangkung itu mengerang kesakitan.

Hana memanfaatkan Jeffrey yang meleng, semua orang teriak saat Hana berlarian masuk mendekati gedung, di susul Rakya yang mengekor.

Namun, belum sempat masuk ke dalam. Di depannya, dari jarak beberapa meter di depan. Sosok Sagama muncul, bersama seseorang di dalam gendongannya dan petugas pemadam di kanan kiri. Hana mematung dengan nafas terengah, iris mata keduanya bersitatap, Hana terdiam kaku.

Sagama mendekat, lalu melewatinya begitu saja. Hana terkejut, perasaan aneh tiba-tiba bersarang di dalam hatinya. Hana merasa, dia sedikit... Cemburu?



























































SAGAMA √Where stories live. Discover now