•18•

45.3K 2.7K 67
                                    

Sebuah keajaiban, Bevan tidak menurunkan Rea di pinggir jalan. Bevan memberhentikan mobilnya di halte yang ada di dekat sekolah. Mungkin saja Bevan malu berangkat bersama Rea.

"Kenapa nggak berhenti di parkiran aja?" Rea memberanikan diri untuk bertanya.

"Lo mau di turunin di parkiran? Mimpi lo! Gue malu lah, entar gue di kira pacaran sama lo!" Nada suara Bevan terdengar menusuk.

Rea menatap depan dan tersenyum. "Kenyataannya kita kan emang nggak pacaran."

"Maksud lo?" tanya Bevan.

"Aku istrinya Renald," balas Rea.

Tangan Bevan mengepal kuat, cowok itu memalingkan wajahnya. "Cih, lo itu masih sama aja. Gampangan, nggak guna---"

"Abang jauh lebih murahan," potong Rea.

Bevan langsung menoleh. "Lo ngatain gue murahan?!"

Rea tersenyum tipis dengan tatapan yang tertuju ke depan. Untuk apa lagi dirinya takut dengan lelaki kejam seperti Bevan, berani atau takut Bevan tetap saja akan selalu menyakitinya.

Bevan menatap tajam Rea, bahkan wajahnya pun mulai mendekat. Tangannya mengepal kuat, tentu saja ia masih tak percaya jika Rea sangatlah berani dan mengatainya murahan.

"Jelas-jelas abang tahu kalau aku itu istri Renald, masih aja di deketin ... Murahan," ucap Rea begitu santai.

"Lo itu istri gue!" Entah kenapa Bevan merasa sangat marah.

"Lihat, abang sekarang ngaku-ngaku. Siapa yang kelihatan lebih murahan?" Rea semakin berani.

Bevan menarik rambut Rea membuat gadis itu mendongak. "Denger, jangan mancing emosi gue."

"Abang mau apa? Mau tampar aku? Tampar! Abang emang gitu kan, kejam! Bisanya cuma nyakitin." Sorot mata Rea terlihat terluka.

Bevan tidak kuat melihat sorot mata Rea, cowok itu akhirnya melepaskan rambut Rea. "Turun!"

***

Setelah memarkirkan mobilnya Bevan segera turun dari mobil. Bevan tidak sengaja melihat kehadiran Tania, cowok itu berlari kecil untuk mengejar Tania. Dengan cepat Bevan meraih tangan Tania.

"Tan ..." panggil Bevan.

Tania berbalik badan dan menarik tangannya dari genggaman Bevan. "Kamu mau apa lagi?"

"Tan, please jangan kayak gini. Aku masih cinta sama kamu." Bevan menatap sendu Tania.

Tania memalingkan wajahnya. "Tapi aku udah nggak cinta lagi sama kamu."

"Bohong! Kamu pasti masih cinta kan sama aku?" Bevan memegang kedua bahu Tania.

"Bevan lepas." Tania berusaha menyingkirkan tangan Bevan.

"Tan, aku salah apa sama kamu?" tanya Bevan.

"Kamu nggak salah, ini jalan takdir kita," balas Tania.

"Boleh aku meluk kamu ... Sebagai teman?" Bevan menatap Tania penuh harap.

Tania langsung memeluk Bevan, ingin sekali dirinya menangis tapi ia tidak bisa melakukan itu. Tania masih tidak percaya jika kini cintanya telah di halangi oleh takdir. Tania ingin egois, tapi dirinya tidak sejahat itu.

'Lihat aja Tania, gue akan jadiin lo milik gue seutuhnya. Nggak ada yang akan bisa misahin kita,' batin Bevan sambil menyeringai.

***

Renald kini sedang berada di taman belakang sekolah, cowok itu sedang menunggu kedatangan Bevan. Renald ingin menjelaskan jika dirinyalah yang telah memberitahu Tania kalau Bevan sudah menikah.

"Lo mau ngomong apa?" Bevan baru saja datang dan langsung bertanya.

"Bang, gue nggak mau lo nyakitin Rea lagi. Dia itu nggak salah," ujar Renald.

Bevan mendengus geli, selang beberapa detik matanya berkilat marah. "Dia itu udah hancurin hidup gue! Cewek nggak guna itu udah ngasih tahu Tania!"

Renald menghela nafas panjang. "Gue yang ngasih tahu Tania bukan Rea!"

Bevan tertawa. "Lo mau belain dia sampek-sampek lo bikin drama kayak gini? Yang ngasih tahu Tania itu dia, lo nggak usah ngelindungin dia lagi!"

"Bahkan gue udah ngaku lo masih nggak percaya? Gila lo bang!" Renald benar-benar tidak habis pikir.

Bevan mendengus geli, ia sama sekali tidak percaya dengan Renald. Bagi Bevan, Rea selalu saja salah dimatanya. Bevan sudah terlanjur membenci Rea, dan ia tidak akan pernah sekalipun mempercayai Rea.

"Lihat aja, gue bakal bikin hidup cewek itu hancur." Bevan mengepalkan tangannya.

Renald mencengkram kerah baju Bevan. "Lo tuh kenapa sih nyakitin Rea terus, kalau lo nggak mau Rea ya udah lepasin. Biar gue yang jagain!"

"Nglepasin dia? Semudah itu? Dia belom hancur. Lo tahu gue benci banget sama dia! Dia udah bikin hubungan gue sama Tania berantakan!" Bevan berteriak marah.

Renald mendorong tubuh Bevan membuat cowok itu mundur beberapa langkah. "Gue yang ngasih tahu Tania, bukan Rea!"

"Udah stop! Cewek nggak guna itu yang salah. Lo nggak usah jadi sok pahlawan." Bevan tidak suka melihat Renald menjadi pahlawan Rea.

Rea diam-diam mendengar itu semua, gadis itu tahu segalanya. Tak terasa air matanya kini turun.

'Aku emang selalu salah di mata kakak, cinta aku buat kakak bukan jalan menuju kebahagiaan. Itu jalan menuju penderitaan,' batin Rea.

Bersambung...

Kira-kira apa yg mau di lakuin Bevan ke Tania?🤔

Serpihan LukaWhere stories live. Discover now