part 1

111K 4.8K 21
                                    

Ditengah keramaian kota terlihat sebuah kerumunan tengah melakukan pemotretan pakaian dengan brand lokal ternama. Seorang selebgram yang berpartisipasi sebagai model brand tersebut tengah melakukan beberapa pose dengan pasangannya. Setelah melakukan beberapa pose akhirnya model yang berpartisipasi mendapat waktu istirahatnya.

Wanita berjalan kearah manajernya. Sang aisten memberikan sebuah botol air mineral untuk diteguk sang model.

"Lo kok posenya mepet banget sih sama tuh cowok." Ujar sang aisten pada modelnya. Si model hanya mengedikkan bahu tak peduli. Berjalan menuju ruang makeup sekaligus ruang istirahat diikuti oleh asisten nya.

"Doi marah gue gak ikut-ikut ya." Sang model sekaligus selebgram yang mempunyai satu juta lebih follower itu berdecak mendengarnya.

Ginela Isvara, biasa dipanggil Nela. Seorang selebgram asal Jakarta yang namanya sedang naik daun lantaran dikabarkan terikat hubungan asmara dengan Kevin yang tidak lain adalah partnernya tadi.

"Tolong dong Nel jangan nyusahin gue terus." Dumel asistennya, Laudi.

"Nyusahin gimana sih? Justru bagus dong kalau hasil fotonya memuaskan client kita." Setelah mengatakannya Nela berlalu menuju toilet untuk mencuci muka. Tiba-tiba moodnya turun drastis jika membahas tentang seseorang yang sama sekali tidak pernah menganggapnya.

Pemotretan kini telah berakhir dengan hasil yang memuaskan. Meskipun begitu mood Nela masih saja buruk sejak sang asisten melayang protes pada dia. Sejak saat itu Nela bahkan menghiraukan Laudi. Terdengar bunyi handphone, tanda orang menelpon. Nela melihat handphonenya sejenak, setelah melihat siapa yang menelpon dengan rasa malas yang sangat kentara Nela mengangkat panggilan itu.

"Siang Tante." Mengucap salam saat panggil berhasil tersambung. Suaranya Nela buat seramah mungkin untuk menghormati orang diseberang sana.

"...."

"Iya Nela gak lupa kok. Nanti malam kan?"

"..."

"Pasti Nela datang kok. Tante tenang aja."

Panggilan berakhir. Nela menonaktifkan handphone nya agar tidak ada yang menggangu.

"Pulang aja. Gue capek." Suruh Nela pada Laudi yang sedang menyetir mobil yang mereka tumpangi.

"Gak mau cari makan dulu? Udah siang loh ini?"

"Delivery aja lah." Jawab Nela malas-malasan. Sungguh dia sangat lelah. Selain karena pemotretan yang dilakukannya dia juga lelah memikirkan acara nanti malam yang sangat amat malas dia datangi sebenarnya.

Tidak ingin membuat Nela marah, Laudi menuruti saja perintahnya. Ini bukan pertama kalinya Nela sebal karena dia mengungkit tentang hal yang tadi, ini sudah yang kesekian kalinya.

Sesampainya di basement, Nela keluar dari mobil dan meninggalkan Laudi dibelakangnya. Jika kalian tidak tau, Nela kini tinggal di apartemen.

Nela tidak tinggal dengan orang tuanya karena beberapa bulan lalu orang tuanya pindah ke Bandung untuk mengurusi neneknya yang sedang sakit sekaligus mencoba usaha membuka rumah makan disana. Awalnya orang tua Nela tidak setuju jika Nela tinggal di apartemen, tapi karena negoisasi yang dilakukan mereka akhirnya dengan berat hati orang tua Nela menyetujuinya.

"Nanti kalau makanannya dateng bangunin aja. Gue capek mau tidur." Laudi mengangguk. Nela berlalu menuju kamarnya dan menutup pintunya dengan sedikit kasar.

"Sensi banget. Tau ah males." Oceh Laudi. Dia memang suka mendumel diam-diam dibelakang Nela. Karena Laudi masih sayang pekerjannya. Jika Nela tau bisa-bisa dia memecatnya. Dan itu akan sangat merugikan untuk Laudi. Dijaman ini mencari pekerjaan sangatlah susah. Beruntungnya Laudi karena menjadi sahabat Nela sejak SMP, saat Nela baru menjadi selebgram tanpa pikir panjang Nela langsung menyuruh Laudi untuk menjadi asistennya.

Sekitar satu jam berlalu, terdengar bel berbunyi tanda ada seseorang yang memencetnya. Pasti itu adalah orang yang bertugas mengantar makanan mereka. Laudi membuka pintu dan mengambil makanannya. Setelahnya orang yang mengantar pergi, dia menyiapkan makanan itu agar Nela tidak mengamuk jika dia bangun tapi makanan masih belum siap sepenuhnya.

Laudi mengetuk pintu kamar Nela. Sebenarnya bisa saja dia langsung membukanya, dikarenakan mood Nela sedang buruk Laudi tidak ingin mengambil resiko untuk saat ini.

Nela keluar dari kamar dengan muka bantalnya, berjalan menuju ruang makan, meninggalkan Laudi dibelakang. Tanpa kata dia langsung mengambil makanan yang sudah tertata di piring dan langsung melahapnya. Laudi duduk di samping Nela dan turut serta memakan makanan miliknya.

"Acara nanti malam gimana? Lo mau dateng?" Laudi memecah keheningan yang terjadi. Tidak nyaman sebenarnya jika Nela bersikap cuek seperti ini. Sebagai asisten sekaligus sahabat Nela, Laudi tau bagaimana kehidupan yang Nela jalani selama ini. Bahkan dia tau apa yang tidak diketahui pers tentang Nela.

"Dateng. Lo siapin aja bajunya terserah yang kayak gimana. Gue udah males sebenarnya mau hadir."

"Ya udah deh. Semangat ya inget jaga image, jangan buat masalah." Laudi menasehati sahabatnya. Acara yang dihadiri Nela nanti malam itu bukan acara sembarangan, jika sampai Nela membuat masalah bisa gawat nantinya. Hal terburuknya, akan berdampak buruk pada karir Nela yang sudah diperjuangkan mati-matian.

"Lo kira gue pembuat onar gitu?" Sinis Nela. Menatap Laudi dengan tatapan tak sukanya.

"Bukan gitu maksud gue." Laudi mengelus lengan Nela agar berhenti marah padanya.

* * *

Seperti yang telah mereka bahas, malam ini Nela datang diantar oleh supir ke kawasan elit di daerah Jakarta. Mobil berjalan mendekati sebuah rumah mewah yang terbangun dengan tinggi di depan sana. Semakin dekat dia dengan rumah itu, semakin malas rasanya. Sungguh Nela ingin malam ini berlalu dengan cepat.

Mobil berhenti. Nela menghela nafas berat dan keluar dari sana. Tidak lupa juga dia mengucapkan terimakasih pada supir taksi yang mengantarnya.

Kedatangan Nela disambut oleh pelayan. Nela dituntun untuk mengikuti pelayan tersebut menuju taman, tempat berlangsungnya acara tersebut.

"Nela." Panggil wanita paruh baya yang berjalan menuju dirinya dengan menggunakan dress mewah rancangan designer ternama, yang dapat dipastikan berharga fantastis.

"Malam Tante." Nela menampilkan senyum manisnya. Ber cipika-cipiki dengan wanita tersebut. Wanita didepan Nela mengamati penampilan Nela malam ini yang dibalut dress sederhana membuat penampilan Nela terlihat elegan.

"Cantik banget kamu malam ini." Puji Tante Risma tampak terkesan dengan penampilan Nela. Bentuk tubuh Nela yang ideal membuat pakaian apa saja yang dipakainya terlihat bagus. Nela sangat mensyukuri hal yang satu ini.

"Makasih. Tante juga keliatan cantik malam ini." Nela balas memuji.

"Kamu datang sendiri?" Tante Risma tampak mencari seseorang yang seharusnya datang bersama Nela malam ini. Tapi apa daya orang tersebut memang tidak pernah menjemput Nela, jadilah Nela berangkat memakai taksi.

"Mama." Terdengar suara seorang laki-laki dari belakang Nela. Tanpa menoleh pun Nela sudah tau siapa pemilik suara itu. Laki-laki yang terlihat mempesona dari segi mana pun. Wajah tampan, badan tinggi tegap, hartapun melimpah. Meskipun laki-laki itu mendekati sempurna, entah mengapa Nela tidak suka padanya.

Gibran Malik Pramudya, tunangan Nela yang sampai sekarang masih menjadi privasi dari publik. Nela sebenarnya tidak masalah jika memang hubungan ini akan dipublikasi tapi karena permintaan dari laki-laki itu, sampai saat ini publik mengetahui bahwa Nela masih single. Hanya anggota keluarga dan beberapa rekan bisnis mereka saja yang tau bahwa mereka sudah bertunangan, karena dijodohkan lebih tepatnya.

TBC

Adakah yang penasaran dengan cerita ini?

Ditunggu kelanjutannya oke. Jangan lupa vote dan koreksi typo.

See you👋

Selebgram in loveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant