part 27

31.7K 2K 43
                                    

Sekitar pukul sembilan malam, Gibran kini sudah berada didepan unit apartemen Nela bersama mamanya yang ngotot sekali ingin ikut. Katanya untuk bertanya langsung perihal tidur yang dimaksud Nela tadi.

Setelah menekan bel sebanyak dua kali, barulah Nela membukakan pintu.

"Mas." Nela menyambut Gibran dengan senyum cerah yang terpancar dari wajahnya.

"Loh ada Tante juga." Nela baru sadar ada mama Gibran juga saat melihat ke samping Gibran. Nela meraih tangan Tante Risma dan menyalaminya.

"Ayo masuk." Nela mempersilahkan pada keduanya. Ibu dan anak itupun masuk lalu duduk di sofa empuk yang tersedia.

"Tunggu sebentar ya Tante, aku siapin minum dulu."

"Tidak usah, sini kamu duduk saja." Tante Risma meraih tangan Nela, mengajaknya agar duduk disamping dirinya.

"Sebentar saja Tante, masa ada tamu gak dikasih minum."

"Ya sudah. Air mineral saja ya." Nela mengangguk lalu mengambil air mineral kemasan yang memang tersedia untuk diberikan pada tamu.

"Tante mau cemilan juga?"

"Haduh tidak usah. Sini sini duduk sama Tante. Tante datang kesini itu kangen sama kamu." Nela terkekeh mendengarnya, lalu sesuai permintaan Tante Risma dia langsung duduk disampingnya.

"Handphone saya ada disini kan?" Gibran yang dari tadi diam saja akhirnya mengeluarkan suara juga. Nela menatapnya lalu menjawab.

"Iya ada, tadi ketemu di sofa." Nela menyerahkan handphone milik Gibran.

"Eh iya Tante mau tanya sesuatu sama Nela, boleh?"

"Boleh dong, Tante mau tanya apa?"

"Benar tadi Gibran tidur disini?" Nela terkejut, beralih menatap Gibran meminta petunjuk apakah dia harus jujur atau tidak.

"Ketiduran Ma." Gibran meralat ucapan mamanya.

"Diam kamu mama itu nanya sama Nela." Hardik mama Gibran, setelahnya Gibran diam lalu mengangguk memberi tanda kepada Nela bahwa dia harus mengiyakan.

"Iya Tante. Mas Gibran tadi ketiduran, kecapean mungkin pulang kerja."

"Syukur deh, Tante kira tuh Gibran udah ngajak kamu ngelakuin yang gak bener." Mama Gibran menghela nafas lega, Nela menatap Gibran dengan kikuk meminta penjelasan. Kenapa sampai Tante Risma ini tau bahwa Gibran sempat ketiduran disini? Apa Gibran juga menceritakan bahwa mereka tidur bersama?

"Mama omongannya jangan sembarangan."

"Kamu itu yang jangan tidur sembarangan. Kalian kan belum sah, kalau sudah sah sih mama gak masalah ya kamu mau tidur di tempat Nela. Mau tidur sama Nela pun sah-sah aja." Kena semprot lagi Gibran. Sekarang ini posisi Gibran memang serba salah di mata mamanya.

"Nela kalau Gibran ngajak yang gak bener jangan mau ya nak." Tante Risma beralih menatap Nela, memberi nasehat pada calon menantu kesayangannya itu.

"Nggak kok Tante, Mas Gibran gak pernah kayak gitu." Benar kan yang dikatakan Nela. Memang Gibran tidak pernah mengajak aneh-aneh kan pada Nela, tadi itu kan hal yang tidak disengaja.

"Laki-laki itu ada masa khilaf nya sendiri, jadi kalau nanti Gibran khilaf jangan mau ya. Kalau perlu tendang aja itu senjata biar sadar." Gibran meringis mendengar ucapan mamanya. Bagaimana mungkin mamanya itu menyuruh Nela menendang senjatanya. Bagaimana jika nanti Gibran malah tidak bisa mempunyai keturunan karena tendangan itu? Memang mamanya itu mau apa tidak punya cucu nantinya.

Nela hanya membalas dengan tawa canggung mendengarnya, pembahasan ternyata mulai melenceng. Dan rasanya tidak etis membahas ini dengan orang tua.

"Ayo Ma, pulang." Gibran mengajak mamanya untuk pulang, jam sudah semakin malam juga Nela besok masih harus kuliah. Takutnya jika dibiarkan mamanya itu malah keasikan.

Selebgram in loveWo Geschichten leben. Entdecke jetzt