Episode. 2

2K 160 3
                                    


"Jadi, Kaka, masih tetep nggak bisa pulang dalam waktu dekat?" tanya Ashel pada Celine yang ada diseberang telponnya.

"Nggak bisa, Dek. Kuliah kaka masih masa banyak tugasnya. Nanti kalau udah libur kaka pasti pulang, kok. Oh iya, kaka ada kuliah pagi, nih. Tutup dulu ya telponnya. Nanti kaka telpon lagi. Kamu hati-hati ya berangkat ke sekolah barunya. Ingat jangan apa?"

"Jangan ngebut bawa mobil sama jangan lupa makan."

"Cakep. Yaudah. Bye, Dek. Love you."

"Love you too."

Setelah meletakkan ponselnya di meja makan, Ashel kembali lanjut mengabiskan roti panggang dan susu stroberinya. Begitu beres, ia langsung meraih kunci mobil dan berangkat ke sekolah. Sebelum benar-benar keluar rumah, seperti kebiasaannya di rumah lama, Ashel akan selalu mencium foto keluarganya lebih dulu. Terutama papa, mama, dan abangnya.

"Papa mama, Ashel sekolah dulu, ya." Pamitnya.

______________________

Motor sport Reva

Baru saja Ashel selesai memarkirkan mobilnya, tiba-tiba ada suara klakson dari motor sport yang ada di belakangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru saja Ashel selesai memarkirkan mobilnya, tiba-tiba ada suara klakson dari motor sport yang ada di belakangnya. Ashel sempat heran dengan kenapa si pengendara itu meng-klaksonnya. Tadinya ia pikir bukan menuju ke arahnya. Tapi rupanya tidak. Pengendara itu memang benar-benar meng-klakson ke mobilnya. Si pengendara lantas kesal dan turun dari motornya menuju mobil Ashel.

Mobil Ashel

Mobil Ashel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tok! Tok!

Si pengendara mengetok kaca. Ashel mau membuka pintunya, tapi ditahan dan disuruh buat turunin kacanya doang.

"Ada apa?" tanyanya.

"Minggirin mobil lo sekarang. Di sini tuh masih masuk area parkir motor." katanya dengan suara agak nge-bass.

"Emang iya? Tapi, kok, itu tanda plangnya buat suruh naroh mobil. Berarti benar dong gue narohnya." jawab Ashel yang bertepatan dengan ia yang melihat ada tanda plang buat area parkir mobil.

"Memang. Tapi biasanya di sini gue yang naroh mobil. Cuma gue lagi nggak pake aja. Jadi, gih. Minggirin mobil lo. Cepet." kata si pengendara tak mau kalah.

"Reva Fidela." ucap Ashel melirik pada nametag yang ada di dada seragam si pengendara motor. "Gue nggak akan minggirin mobil gue karena gue nggak ngerasa ngelakuin kesalahan apapun. Jadi, stop buat nyuruh-nyuruh gue pindah. Minggir, gue mau keluar." kata Ashel tak mau kalah.

"Nggak! Nggak boleh! Lo harus pinggirin mobil lo dulu baru boleh keluar." Reva bersikeras.

Melihat hal itu Ashel justru menutup kembali kacanya. Reva pikir permintaannya diturutin. Nyatanya nggak, Ashel justru keluar dari pintu sebelahnya lalu kemudian lari ninggalin Reva yang berhasil dibuatnya melongo.

"Anjir! Bisa-bisanya tuh anak!" umpat Reva begitu ia sudah tidak lagi melihat Ashel yang berlari menjauh.

Karena tak mungkin bisa memindahkan mobil itu sendirian, akhirnya Reva yang ngalah. Tapi tetap saja, dia naroh motornya tepat di samping pintu mobilnya Ashel. Pake standar dua terus nempel banget. Sengaja. Biar nanti pas pulang yang punya mobil ribet belokin mobilnya.

____________

"Ngapain lo?" tanya Reva dengan sewot begitu ia masuk kelas mendapati cewek yang tadi sudah merebut lahan parkirnya.

"Masuk kelas lah ngapain lagi." sahutnya cewel itu tak kalah ngegas. Sepertinya dia juga masih kesal dengan perkara parkir memarkir tadi.

"Jangan bilang, yang disebut anak baru itu lo!" tebak Reva dengan memicingkan mata.

"Ck---"

"Widih! Cakep banget, Neng." tegur salah seorang kakak kelas yang singgah dan berdiri tepat di depan pintu. Dia adalah Oniel.

"Dia? Cakep? Darimananya coba." Reva tidak terima seraya berjalan menuju bangkunya yang ada di belakang.

"Udah. Nggak usah didengerin. Dia emang anaknya suka gitu. Btw, nama gue Flora, dia Olla  ketua kelas." kata Flora sambil nunjuk Olla.

"Ih, kok, gue nggak dikenalin sih, Plo." Oniel protes diikuti anggukan membenarkan dari Lulu.

"Hadeh, dia Oniel sama Lulu. Kaka kelas aneh yang sukanya main sama adek kelas. Lo namanya siapa?" kata Olla dengan tanpa menyematkan embel-embel kaka pada keduanya. Untung Lulu sama Oniel nggak mempermasalahkan.

"Gue Adzana Shaliha. Biasa dipanggil Ashel." sahut Ashel dengan tersenyum sangat manis.

"Halah. Kebagusan Asel. Nggak nyambung. Mendingan juga soleh solihun." celetuk Reva yang sedang memainkan game diponselnya, ternyata dia daritadi ikut menyimak sesi perkenalan mereka.

"Dih, bilang aja lo mau dikenalin juga, Dul." seru Lulu.

"Dia namanya Reva. Tapi kita biasa panggil dia Dudul atau Adul. Anaknya baik kok. Cuma ya agak rada rada gitulah pokoknya." kata Flora yang langsung dilirik sinis sama Reva.

Selagi asiknya mereka mengobrol, tak lama berselang, bel masukpun berbunyi. Oniel sama Lulu langsung kabur ke kelas mereka. Sedang Olla langsung narik Ashel buat suruh duduk tepat di samping tempat duduknya Reva.

Reva hanya mendengus begitu Ashel meletakkan pantatnya.

"Emang ngapasih, orang cuma duduk doang." Dumelnya sambil melirik kesal pada Reva.

Reva dengar. Tapi nggak nyahutin. Ia lebih memilih asik dengan game yang sedang dimainkannya. Mobile legends lebih menarik ketimbang Adzana Shaliha, begitu isi pikirannya sekarang.

•••







Ditulis, 13 Juni 2022
Re-edited(diksi) 6 September 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Where stories live. Discover now