Episode. 14

999 94 0
                                    


Bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi sejak dari 15 menit yang lalu, tapi bangku yang ada di sebelah Reva masih tak ada pemiliknya.

Masa iya dia nggak masuk sekolah gara-gara ban mobil kemarin? Apa jangan-jangan gue kemarin masanginnya masih longgar ya terus tadi pagi pas dia mau make bannya copot? Atau copotnya malahnya pas lagi di jalan? Nggak nggak nggak! Nggak mungkin! Gue kan udah mahir dan biasa banget bongkar pasang motor sama mobil. Masa cuma ganti ban mobil doang gue cemen. Terus, kemana dong tuh, anak?
Reva membatin sambil menatap kosong pada bangku di sebelahnya. Hal itu disadari oleh Flora yang duduk tak jauh darinya. Dia duduk di depan arah jam 2.

"Eh, Dul! Lo ngapain meratapi bangku Ashel sampe sebegitunya." tegurnya.

Reva yang kedapatan merhatiin bangku Ashel itu pun lantas berusaha untuk tetap bisa mengontrol diri agar tetap kelihatan cool walau hatinya sedang ketar ketir.

"Nggak. Gue lagi liatin lantai, kok. Eh, btw, kok pak Elios belum masuk juga, sih." sahutnya dengan mengalihkan fokus.

Baru saja bicara begitu, pak Elios kini sudah berdiri di ambang pintu seraya menyapa santai anak didiknya.

"Selamat pagi murid-murid bapak yang sedang berbahagia!" sapa beliau dengan senyum cerah yang dapat memberikan energi positif untuk anak didiknya.

"Pagi, Pak!" sahut seluruh murid serempak.

"Oh, ya, Reva! Masih bawa lukisan yang kemarin, nggak?" tanya pak Elios langsung.

"Ha!? Itukan sudah dinilai, Pak. Ngapain saya bawa-bawa lagi." sahut Reva bingung.

"Lukisan lo pengen dibeli, Dul. Lo mah gitu, sok jual mahal banget, dah." celetuk Olla yang duduknya paling depan.

"Tahu, nih, si Reva. Lukisan keren setara monalisa gitu sayang banget tau kalau cuma dijadiin tumpukan tugas doang. Kalau lo nggak mau jual, siniin deh buat gue aja, biar gue yang jual ke pak Elios. Nanti duitnya kita bagi dua. Tapi kalau lo juga nggak mau sama duitnya, gue nggak apa-apa banget, kok, Rev." cerocos Muthe.

"Emang bapak masih mau beli kalau sudah di tangan kamu?" tanya pak Elios dengan bercanda.

"Ya harus mau dong, Pak. Kan lukisan Reva bag---"

Tok!  Tok!  Tok!

Elios mengangkat tangannya untuk menunda sebentar ngobrol-ngobrolnya.

"Masuk!" seru Elios.

Pintu belakang terbuka dengan perlahan menampilkan sosok Ashel yang agak basah dengan keringat.

"Kamu siapa? Kayaknya minggu kemarin saya nggak ada lihat kamu. Salah masuk kelas, ya?" tanya Elios.

"B-bukan, Pak. Saya murid baru. Nama saya Ashel. Tadi saya telat, terus dihukum dulu sama guru piket di depan buat bersihin kantor." jelas Ashel.

"Kenapa bisa sampai telat?"

"Eeee...." Ashel tak langsung menjawab, ia melirik sebentar pada Reva yang juga daritadi turut memperhatikannya. "Ban mobil saya copot di jalan, Pak. Jadi saya nungguin tukang bengkel datang dulu buat derek mobil saya baru sayanya mesan ojol." katanya lagi. Reva yang mendengar itu sontak menutup muka dengan tangan saking malunya. Iya, malu karena ternyata dia emang secemen itu buat gantiin ban mobil doang.

Mampus, gue pasti dikatain sok gaya-gayaan doang nih sama Acel. Eh, kok Acel sih!? Rutuk Reva dalam hati.

"Yasudah, daripada kamu nggak belajar sama sekali. Duduk sekarang. Bapak juga masih baru kata pengantar, kok. Belum ke inti pelajaran."

Ashel mengangguk dan ia pun duduk di bangkunya. Sesaat ia melirik tajam pada Reva yang sengaja tak mau lihat ke arahnya lagi. Reva sadar kalau lagi dilihatin. Tapi dia pura-pura cuek.

_________________

"Tunggu!" tahan Ashel meraih tangan Reva yang hendak beranjak menyusul teman-temannya yang lain untuk pergi ke kantin. Sekarang lagi jam istirahat. Flora sama Olla tuh ambis banget kalau sudah jam istirahat. Kalau nggak cepet-cepet, tinggalin.

"Ehem! Apa, Cel?" Reva merutuki dirinya dalam hati sesaat bersuara seperti itu. Nggak biasanya dia ngomong selembut itu sama orang. Itu lagi, kenapa manggilnya harus Cel coba?

"Cel?" ulang Ashel dengan wajah heran. Ia sedikit mendongak pada Reva yang masih berdiri. Tangannya juga belum dilepas.

"Maksudnya, lo ngapain nahan-nahan gue solihun?" Nada songongnya sudah kembali.

Ashel terkekeh sebentar lantas balik lagi dengan tatapan mematikannya.

"Lo nggak bisa kabur gitu aja ya setelah bikin gue kesusahan pagi ini." katanya dengan serius.

"Mampus gue." gumam Reva yang terdengar samar ketelinga Ashel.

•••









Ditulis, 26 Juni 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang