Episode. 22

890 87 2
                                    


"Wih, keren banget tempatnya, Del." ucap Ashel saat mereka tiba di lokasi yang dituju.

"Ha? Lo manggil gue apa barusan?" tanya Reva sekali lagi guna memastikan pendengarannya.

"Adel. Kenapa? Nggak boleh?" tanya Ashel dengan menatap penuh.

"Nggak gitu. Boleh, kok. Cuma, aneh aja kenapa tiba-tiba manggil gue nama itu. Soalnya, biasanya kan yang manggil gue Adel cuma teman-teman SMP gue doang." jawab Reva.

"Oh, ya? Tapi Olla yang katanya pernah satu SMP sama lo manggil lo Reva tuh."

"Reva apaan, lo nggak ingat dia malah sering manggil gue Dudul."

"Iya juga, ya."

"Yaudah, yuk, masuk!" ajak Reva seraya menarik tangan Ashel untuk berjalan bersamanya. Sesaat Ashel melirik pada tangannya yang digandeng. Lantas tersenyum dalam diam.

Mereka kini tiba di depan dinding yang penuh dengan batu-batu pijakan yang menempel.

"Lo yakin kita mau langsung nyobain main panjat dinding duluan, Del?" tanya Ashel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo yakin kita mau langsung nyobain main panjat dinding duluan, Del?" tanya Ashel.

"Bukan gue yang nyobain. Tapi lo. Gue mah udah hatam naik beginian. Gimana? Berani, nggak?" tantang Reva.

"Dih, lo ngeremehin gue? Siapa takut." sahut Ashel tak mau kalah.

"Yaudah buruan coba."

"Bang!" panggil Ashel pada abang-abang jaga yang biasa buat masangin tali pengaman.

Belum sampai abang itu menyentuh pinggang Ashel, Reva lebih dulu menyela.

"Biar gue aja, Bang, yang masangin. Gue udah pro, kok." katanya mengambil alih.

Dan Reva pun memasangkan ascender ke pinggang Ashel. Lalu kemudian mengaitkan talinya dengan carabiner. Dia benar-benar semahir itu.

"Si paling pro ya, Mbaknya." ucap Ashel mengomentari.

"Iyalah. Keren kan gue?" kata Reva dengan pedenya.

"Iya deh."

"Kok, pakai deh, sih."

"Yaudah iya. Lo keren." jawab Ashel sambil membenarkan rambutnya ke belakang telinga. Sedang Reva menutup mukanya dengan satu tangan. Dia gesrek.

"Kenapa lo tiba-tiba begitu, dah?" - Ashel.

"Gapapa. Yaudah cepetan naik sekarang." - Reva.

"Lo nggak ikutan naik juga?"

"Gue mau lihat lo dulu."

"Dih."

Reva tak menyahut, ia hanya memberi gestur untuk menyuruh Ashel segera naik.

Kemudian, dengan memijak satu batu pertama, Ashel langsung merubah raut mukanya menjadi serius.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang