8. Berdua

38 24 7
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN YA GENGS😘



Renjana mencebikan bibirnya kesal saat melihat suasana kantin begitu penuh sesak, selera makannya menghilang begitu saja bersamaan dengan sebuah notifikasi yang muncul di ponselnya.

"Gue males makan, lo aja sama si Senja." Ana membalikan tubuhnya tanpa menunggu jawaban dari kedua sejoli yang sedari tadi hanya dapat mengganggu ketenangannya.

Dia berjalan dengan cepat hingga terlihatlah sebuah lelaki berbadan tegap tengah memunggunginya, dengan cepat Ana menepuk bahu lelaki itu dengan sedikit melompat.

"Cepet juga," sambut lelaki itu sembari mengacak rambut Ana.

"Kak Egi kebiasaan ish!" gerutunya dengan tangan yang sibuk membenarkan poni.

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Egi menarik tangan kekasihnya lembut. Sesekali mereka bersenda gurau sebelum akhirnya sampai di tempat tujuan.

"Seriusan ini kafe lo?" tanya Ana tidak percaya, matanya terus menatap kesekeliling. Tak jarang dia mengeluarkan suara decakan kagum saat melihat setiap ornamen yang semakin mempercantik tempat bernuansa coklat itu.

"Lo suka?"

"Bangeeeett!" jawab Ana cepat.

Bagaimana tidak? Kafe ini terlihat begitu sederhana namun estetik, nuansa alamnya sangat kental tapi tidak meninggalkan kesan modern. Belum lagi di beberapa sudut terdapat sebuah lemari kecil yang berisi buku-buku anak maupun novel yang sedang trending.

"Yang paling penting harganya pas buat kantong gue yang melarat," lanjut Ana antusias.

Egi hanya menggelengkan kepala saja dan segera melambaikan tangan.

"Eh Mas Egi, mau pesen apa?" tanya seorang waiters dengan senyuman ramah.

"Thai tea satu sama taro lattenya satu ya mas, terus makannya saya pengen waffle garlic sama pancake tapi maple sirupnya diganti sama honey."

"Minumannya panas atau dingin?" tanya sang waiters.

"Gue mau hot taro latte ya mas, jangan lupa art-nya yang cuanteek." Ucap Ana membuat mulut Egi kembali terbungkam.

Setelah percakapan singkat itu, mereka berdua kembali terdiam. Tenggalam dalam pikiran masing-masing, sampai helaan nafas panjang dari Ana menyadarkan semua.

"Gue boleh nyumbang lagu?" tanyanya saat melihat sebuah panggung kecil di tengah kafe.

Egi hanya menjawab dengan anggukan saja, toh jika dia melarang pun gadis itu akan terus memaksanya.

Setelah mendapat jawaban, Ana langsung meraih gitar dan memetik senar secara asal. Itu adalah salah satu cara dia untuk menghilangkan rasa gugup, terlebih disini ada beberapa pengunjung yang nantinya akan melihat dia tampil.

Ditariknya nafas dalam-dalam, lalu dia menatap seseorang yang kini tengah duduk manis tak jauh dari tempatnya.

Why you gotta hug me
Like that every time you see me?
Why you always making me laugh
Swear you're catching feelings

Elegi sedikit terkejut saat Ana memilih lagu itu, batinnya mulai menerka, apakah mungin sedari awal gadis itu memiliki rasa untuknya?

I loved you from the start
So it's break my heart

Niskala HatiWhere stories live. Discover now