15. Ribut

33 24 11
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN YA GENGS😘



"Mama kok Egi belum pulang ya?" tanya Ana cemas, entah mengapa perasaannya mendadak tidak enak.

Mamanya Elegi tersenyum, "Bentar lagi juga pulang kok, kangen banget ya sampe mau ketemu anak mama?" godanya membuat pipi Ana bersemu merah.

"Wah kayanya ada yang merona nih," lanjut Mama Egi dan mencubit pipi Ana gemas.

Yang dicubit hanya meringis dan menunduk malu, bisa-bisanya dia baper karena calon mertua. Eh?

"Bukan gitu ma, Ana tuh pengen pulang. Takutnya papa nyariin," elaknya setelah adegan cubit-cubitan.

Mama Egi hanya mengangguk dengan senyuman menggoda yang terkesan menyebalkan, dalam hati Ana menggerutu. Ternyata anak dan mama sama-sama menyebalkan, untung dia sayang.

"Ma, Egi itu anak tunggal apa bukan?" Ana mencomot sembarang topik.

"Kalo dari mama tunggal, tapi dia punya sodara tiri."

"Sodara tiri?" beo Ana, pasalnya selama ini Egi tidak pernah menceritakan apapun tentang keluarganya.

"Iya sayang, kebetulan sekarang dia lagi main ke sini. Mau mama panggilin?" tawarnya membuat Ana seketika mengangguk.

Baru saja mama membuka mulut, yang di obrolkan keluar dari kamar dengan muka bantalnya. "Bianca, sini sebentar nak."

Dengan malas Bianca memutar langkah dan menghampiri mama tirinya, "Ada apa ma?" tanyanya malas.

"Kamu tuh kerjaannya tidur mulu, ini liat ada tamu. Nggak malu apa?" omel sang mama tanpa merasa tak enak hati karena kehadiran Ana.

Bianca menatap Ana, matanya masih berusaha dia buka sampai akhirnya dia membelalakan mata dengan sempurna.

"AAAHHH KAK SARAAS!!" pekik Bianca heboh, dia sampai menggoyang-goyangkan tubuh mamanya.

"Apa sih Ca? Siapa Saras?" tanya mama tidak mengerti, jelas-jelas dihadapannya ini Renjana. Lah kok jadi Saras?

"Ah mama mah kudet," ketusnya sambil terus menatap Ana, "Bentar kak jangan kabur dulu, tunggu sebentar."

Bianca langsung berlari menuju kamarnya, "KAKAK JANGAN PULANG DULU!" teriaknya dari kamar.

"Kak ini, tanda tangan dong. Aku fans berat kakak."

Ana menerima sebuah buku dan bolpoin lalu menandatanganinya. Kemudian dia menyerahkan semua itu dan menatap Mama Egi kikuk. Sebenarnya hal ini selalu dia sembunyikan dari semua orang, dia tidak menyangka kalau ada seseorang yang mengaguminya.

"Coba jelasin mama nggak ngerti," tuntut mama.

"Ish mama, dia itu Kak Saras. Tiktokers, suka nyanyi-nyanyi gitu, suaranya juga bagus, masa mama nggak tau sih?" gemas Bianca.

Mendengar itu Ana hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, apalagi saat pandangan Mama Egi mengarah kepadanya.

Sebuah cengiran kuda Ana tunjukan, "Sebenernya Ana udah pake masker kok, nggak tau kenapa Bianca bisa tau," paparnya yang juga bingung, padahal temen sekelasnya tidak ada yang tau bahwa Saras adalah Renjana.

"Kakak tuh jangan ngeremehin skill aku ya, meskipun kakak pake masker, tapi sebagai fans sejati aku pasti kenal!" dengan bangga Bianca berucap.

"Terus kenapa namanya jadi Saras?" tanya mama masih penasaran.

Baru saja Ana membuka mulut, tapi Bianca langsung mengangkat tangan. "Biar Aca aja yang jelasin," ucapnya membuat Renjana mengangguk, "Mamaku terzeyeng, dia itu Renjana Saraswati, umurnya sekarang berati sekitar 17an yakan? Terus dia sekolah di..." Bianca terdiam sebentar sampai akhirnya dia menepuk kening dan kembali berteriak heboh.

Niskala HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang