17. Ribut Lagi

20 13 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN YA GENGS😘



"Lo kemama aja sih Na? Seminggu nggak masuk tanpa kabar, gue lagikan yang ditanya sama guru!" suara bas yang dimiliki oleh lelaki bertubuh jangkung langsung masuk ke telinga Renjana.

Sebenarnya dia benar-benar lelah, tapi dia selalu ingat dengan perkataan Mama Egi yang menyuruhnya untuk kuat.

"Gue banyak masalah,"

"Yaelah, paling juga masalah cowoknya." Mala mencibir membuat tangan Ana terkepal.

Sahabatnya ini, mengapa menjadi seperti ini? Apa yang sudah dilakukan oleh Senja hingga Mala benar-benar membencinya?

Karena malas berdebat, Ana memutuskan untuk duduk di kursi kebesarannya. Tidak mempedulikan sang ketua kelas yang masih bersungut-sungut, ataupun tatapan lapar akan informasi yang terus menyerbunya.

Baru saja ingin menenggelamkan wajah, Mala bangkit dari kursi hingga menimbulkan suara deritan bangku. Hal itu membuat Ana menatap ke arahnya, "Kemana?"

"Pindahlah, mana mau gue duduk sama pelakor!"

"MALA!" teriak Ana sambil menggebrak meja.

Suasana kelas mendadak hening dengan atensi yang mengarah ke dua sahabat yang terkenal somplak sejak awal.

"Lo bahkan nggak tau apa-apa tapi lo bisa nge-judge gue kek gitu?" tanya Ana kembali menormalkan intonasinya.

Mala tersenyum miring, "Semua orang di sini juga tau kalo lo itu pelakor!"

"Lo pikir Senja apa?" tanya Ana yang kini telah bersidekap, "Lo pikir omongan Senja bisa di percaya?"

"LO-"

"Apa?" potong Ana, "Lo bahkan nggak tau masa lalu dia tapi lo bisa ngelupain sahabat yang udah bertaun-taun hidup sama lo? Senja pake pelet apa sih?"

"ANA!"

"DIEM!" Ana balas berteriak sembari mengacungkan jarinya kehadapan wajah Mala, "Gue nggak peduli citra gue seburuk apa di mata lo, gue nggak peduli lo mau berteman lagi sama gue apa enggak. Tapi satu hal yang harus lo inget..." Ana menggantungkan percakapannya.

Didekatinya tubuh Mala yang sedari tadi terus menatapnya dengan penuh kebencian, "Saat kebenaran udah terungkap, jangan pernah dateng ke gue ataupun Egi. Karena menurut gue, lo cuma seseorang yang nggak tau terimakasih setelah semua pem-bully-an yang lo terima gara-gara Senja!"

Renjana berlalu dengan nafas yang masih memburu, "Satu hal lagi," ucapnya setelah di depan pintu, "Egi...dia kehilangan kakinya gara-gara cowok lo Mala!"

Berbagai macam ekspresi ditunjukan oleh semua orang yang ada di kelas, mereka memang mengetahui berita tentang Egi yang mengalami kecelakaan. Tapi untuk kondisinya, bahkan kehilangan kaki, itu baru saja mereka dengar dari mulut Ana yang notabennya sebagai kekasih Egi.

Disisi lain Ana terus berlari tak tentu arah, bingung harus bersembunyi dimana. Kalau bukan atas paksaan papanya, sudah pasti hari ini dia tidak akan sekolah. Baginya menemani Egi di rumah sakit jauh lebih baik daripada bertemu dengan orang-orang munafik.

"Awsh,"

Ana meringis saat sebuah tangan menarik lengannya paksa, semua pasang mata melihat ke arahnya dengan seorang perempuan yang masih setia mencekal tangannya. Sampai akhirnya...

Duk!

Ana tersungkur di tengah lapang, "Oh jadi ini pelakor yang sesungguhnya? Sok-sokan ngebelain sahabatnya, tapi ternyata dia sendiri yang ngembat cowoknya!"

Niskala Hatiحيث تعيش القصص. اكتشف الآن