8

2.4K 256 25
                                    

Ayu memasuki unit apartemen Lily dengan tertawa puas karena baru saja menyaksikan kebodohan partner mantan suaminya. Lily yang menyaksikan Ayu tertawa seperti itu terlihat kebingungan. "Kamu kenapa?" tanya Lily yang berada di area dapur.

"Aku habis lihat meme lucu di sosmed." ucap Ayu yang berbohong.

Lily menganggukkan kepalanya. "Yu, dia sudah resmi cerai dari Regina." ucap Lily secara tiba - tiba.

Ayu seketika menghentikan tawanya dan diam tanpa kata. "Hendra sudah menceraikan Regina secara sah di pengadilan. Semuanya secepat itu, bahkan anak bungsu mereka saja belum 1 bulan. Tadi Hendra bilang sama mama kalau untuk pengurusan surat - surat pernikahan kami akan selesai minggu depan." ucap Lily dengan raut wajah bimbang.

Ayu segera mendekati Lily dan memeluk erat mama angkatnya itu. Ia tahu mama angkatnya itu butuh pelukan untuk saat ini. "Mama punya Ayu yang siap peluk disaat mama butuh kehangatan." ucap Ayu dengan suarq yang terdengar lembut.

Lily tersenyum sesaat mendengar ucapan anak angkatnya itu. Namun tak lama kemudian wajahnya kembali terlihat sedih. "Hendra juga bilang sama mama. Kalau dia hanya mau menemui anak ketiganya itu jika mama juga ikut. Mama tidak mau bertemu Regina, Yu. Mama tidak suka wanita itu, Yu. Mama benci sama Regina." keluh Lily yang masih berada di dalam pelukan Ayu.

"Aku tahu itu berat mah." jelas Ayu yang masih memeluk Lily.

"Mama bimbang Yu. Mama takut Yu." ucap Lily yang tak lama kemudian langsung tak sadarkan diri di pelukan Ayu. Tentu hal itu membuat Ayu kaget dan seketika panik.

Ayu segera membawa Lily ke kamar dengan cara dipapah sekuat tenaga. Kemudian membaringkan sang mama angkat di atas kasur. Setelah itu Ayu segera menelepon Hendra. Namun yang ada paman dari mantan suaminya itu tak kunjung mengangkat panggilan telepon. Bahkan Ayu sudah menelepon hingga puluhan kali, namun tak kunjung mendapatkan respon dari Hendra. Akhirnya Ayu mencoba mengirimi Hendra pesan via WhatsApp.

"Aduh gimana nih? Mama pingsan pula." gerutu Ayu dengan raut wajah cemas.

Pintu unit apartemen Lily tiba - tiba saja diketuk dari luar. Ayu segera menuju layar intercome dan melihat sosok Bima yang tengah berdiri di depan pintu. "Buat apa sih Bim?" tanya Ayu lewat intercome.

"Yu, buka pintu. Aku pengen ngomong. Ini serius." ucap Bima yang menatap lurus ke arah kamera intercome.

Ayu mendengus kesal mendengar ucapan mantan suaminya utu. "Ngapain sih Bim? Aku lagi sibuk." ucap Ayu yang kini diliputi perasaan jengkel.

"Mah, jalan yuk?" ucap Bima secara blak - belakang dengan senyuman menghiasi bibirnya.

Ayu memilih diam dan tak menyahuti ucapan Bima. Sedangkan Bima memasang wajah berseri yang terpampang di layar intercome.

"Mah, sini yuk ke unit papa. Main bentar bisa kan?" ucap Bima yang berusaha agar sang mantan istri mau membukakannya pintu.

Mendengar ucapan mantan suaminya yang mulai tidak jelas arahnya, Ayu memilih kembali ke kamar dan menjaga Lily. Ayu berharap Lily lekas siuman. Saat ini Ayu hanya bisa geleng - geleng kepala ketika Bima tidak hentinya mengetuk pintu unit apartemen Lily. Ayu sama sekali tidak berniat membukakan pintu untuk Bima. Karena Ayu sudah terlalu kecewa pada mantan suaminya itu.

......................

Pada akhirnya Bima kembali ke unit apartemennya dengan diliputi perasaan marah, jengkel, kesal dan kecewa karena penolakan yang Ayu berikan. Kini pria itu tengah menghisap  sebatang rokok sembari menelepon seseorang. "Tetap awasi istri saya. Perketat pengawasan dari biasanya. Saya tidak mau Ayunda jatuh ke tangan laki - laki lain. Dia tetap nyonya kalian." ucap Bima dengan tegas via telepon ke pada bodyguardnya.

AYUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang