9

2.2K 231 22
                                    

Hesty meletakkan 5 lembar uang 100 ribu di atas meja lalu bergegas keluar dari cafe disusul Echa. Wanita itu kemudian masuk ke dalam mobil alphard disusul Echa. "Mama gak habis pikir sama si Lily janda pelakor itu! Dikasih hati minta jantung!" geram Hesty.

"Mama sudahlah. Mama bisa jodohin kak Bima sama wanita yang lain kalau kak Ayu menolak." ucap Echa.

"Tapi kakakmu gak mau Echa! Bahkan semua calon menantu yang mama akan jodohkan sama Bima, semuanya bodoh memasak. Tidak mau bekerja susah, hanya mengandalkan pembantu." balas Hesty dengan setengah membentak anak bungsunya.

Echa menghela napasnya. "Mah, berhenti paksa - paksa kak Bima dan kak Bayu. Mereka punya kehidupan masing - masing. Kak Bayu sudah berjanji pada istrinya bahwa akan setia sehidup semati. Untuk kak Bima jika memang dia mencintai kak Ayunda biarkan dia yang mengejar sendiri. Mama gak usah paksa mereka."

"Kamu ngomong begini karena kamu juga gak nyaman sama suami kamu ya? Suami kamu itu anak baik - baik Echa! Dia taat beragama, baik, ramah, sopan. Dia tidak punya catatan reputasi buruk selama ini." ucap Hesty dengan emosi.

Echa menangis sembari tertunduk. "Tangisi terus pacarmu itu. Awas kalau kamu sampai selingkuh! Mama gak akan ampuni kamu!" kecam Hesty.

"Tapi mas Braga juga punya wanita kesayangan mah! Aku sama dia sama - sama punya pasangan. Tapi kalian sebagai orang tua memaksa!" teriak Echa.

"Echa udah gak kuat tahan semua ini mah!" teriak Echa sekali lagi lalu bergegas keluar dari mobil.

.................

"Ini americanonya tuan. Selamat menikmati." ucap Ayu sembari menghidangkan segelas americano di atas meja.

"Mau jalan sama saya?" ucap pria yang memesan americano itu.

"Maaf?" tanya Ayu dengan wajah penuh kebingungan.

"Saya Nathan. Boleh tahu nama kamu siapa?" ucap pria si pemesanan americano itu.

"Saya Ayu." balas Ayu.

"Gimana kalau nanti sehabis kamu kerja, kita jalan? Maksudnya temenin saya refreshing. Saya butuh teman curhat untuk saat ini." ucap Nathan.

"Maaf tuan, saya tidak bisa. Selamat menikmati kopinya, saya permisi." ucap Ayu dengan sopan. Sesaat setelah berucap ia langsung pergi meninggalkan Nathan.

"Aku beli waktumu." ucap Nathan dengan suara agak keras yang tentunya memancing semua perhatian pengunjung cafe Kenanga. Pria itu terlihat tidak putus asa untuk membunjuk Ayu agar mau pergi jalan - jalan dengannya.

Ayu segera membalikkan badannya. "Maaf tapi saya tidak bisa tuan." ucap Ayu dengan sopan sembari sedikit menunduk.

Nathan mengangguk pelan. "Terima kasih." ucap pria itu.

Ayu kembali ke dapur sembari menghela napas. Dia bertemu langsung dengan Lily yang sedang duduk di sana. "Tumben lho Yu ada cowok basa basi sama kamu secara blak - blakan." ucap Lily dengan nada menggoda anak angkatnya.

"Ah mah gak usah deh goda - goda begitu." ucap Ayu sembari menaruh nampan di atas meja.

"Yu, kamu mau kan nyanyi di pernikahan om dan mama Lily?" ucap Hendra yang baru saja keluar dari ruang penyimpanan.

"Mau dong om. Kapan nih?" tanya Ayu dengan bersemangat.

"Lusa om akan melangsungkan pemberkatan sekalian resepsi di rumah. Jadi pemberkatannya di gereja. Nanti selesai dari gereja, langsung resepsi. Om gak mau yang mewah - mewah. Soalnya udah gak muda lagi. Apalagi om sama mama Lily kan sudah pernah menikah sebelumnya. Ini seperti menguatkan kembali iman kami dalam 1 hubungan yang lebih resmi dan sah." jelas Hendra.

"Mau dong om aku nyanyi di sana. Om mau aku nyanyi berapa lagu?" ucap Ayu dengan bersemangat.

"Berapa pun boleh Yu. Om seneng kamu mau jadi bintang tamu di acara pernikahan om dan mama Lily." jawab Hendra dengan senyuman tak pudar dari bibirnya. Ia tengah begitu bersemangat meresmikan hubungannya dengan Lily.

"Ok siap om." balas Ayu.

................

Pulang bekerja Ayu merasa dibuntuti oleh sebuah mobil. Karena jengkel Ayu pun mengencangkan putaran gas motornya. Si mobil yang membuntuti ternyata tak mau kalah, karena tak mau ketinggalan jejak. Sampai akhirnya ketika sudah berada di depan rumah Lily. Ayu yang hampir memasukkan motor ke dalam rumah dihentikan oleh Bima. Pria itu mencengkram tangan mantan istrinya. "Kenapa sih Bim?! Capek tahu!" kesal Ayu.

"Siapa cowok itu?!" marah Bima pada Ayu.

"Cowok yang mana?!" ucap Ayu dengan ekspresi jengkel.

"Cowok yang jadi pelanggan di tempat kamu kerja!" marah Bima.

"Gak kenal!" ucap Ayu dengan nada marah yang tak mau kalah dari Bima.

"Pokoknya kamu cuman sama aku!" kecam Bima.

"Bodo!" teriak Ayu sebelum akhirnya menghempaskan tangan Bima yang sempat mencekal pergelangan tangannya. Lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

Bima menggeram dan terlihat begitu emosi. "Bangs-t si Nathan. Mau main - main dia sama istri gue." setelah itu Bima memilih kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia berencana untuk tinggal di dalam mobil untuk mengawasi langsung pergerakan Ayu.

Soal Nathan, dia adalah saingan Bima semasa bangku kuliah. Mereka sama - sama menempuh jenjang kuliah di luar negeri dengan universitas dan jurusan yang sama. Namun tetap Bima tak pernah jatuh ditaklukan oleh Nathan. Pria itu tetap berada di posisi 1 sedangkan Nathan harus puas dengan posisi runner up. Kini Nathan bekerja sebagai wakil direktur perusahaan papanya. Nathan memang belum mampu mendirikan perusahaan sendiri. Kekayaaan keluarganya pun masih kalah jauh dari kekayaan keluarga Bima.

"Maksud lo apa bangs-t! Kalau mau duel ya sini duel. Gak usah pakai deketin istri gue. Ayunda itu istri gue asal lo tahu anj--g!" ucap Bima saat bertelepon dengan Nathan.

"Ayunda itu temen masa kecil gue."

"Baru sekarang lo ngomong gitu? Kalau lo emang suka sama istri gue. Minimal lo udah ajak selingkuh dari dulu. Lo gak beda sama gue kalau lo jadiin Ayu pelarian. Gue gak akan biarin Ayu deket sama lo. Najis!" ucap Bima dengan emosi meledak - ledak.

"Lo juga najis."

"Lo hamilin aja mantan lo bangs-t! Toh cuman nikah jodoh - jodohan kan ?! Tolol lo!"

"Ayu udah janda. Gue masih single dan ...."

"Tai lo kalau bilang lo sendiri masih perjaka! Istri gue walau janda, dia masih perawan ya! Lo udah berapa kali main kuda - kudaan sama mantan lo eh mantan karena dipaksa ya jadi mantan. Najis lo Nath!"

Nathan tertawa lirih dan terdengar jelas dari speaker ponsel Bima. "Gue suka sama Ayu. Dia emang polos. Gue suka dia. Gimana kalau biar adil kita bersaing se..."

"Najis, gue gak suka bersaing lagi sama lo apalagi soal wanita yang jelas - jelas udah punya gue." ucap Bima lalu segera memutuskan panggil telepon tersebut.

•••••••••••••

♡♡♡♡♡

AYUNDAWhere stories live. Discover now